NovelToon NovelToon
SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

Status: tamat
Genre:Mafia / Roh Supernatural / Dark Romance / Tamat
Popularitas:97
Nilai: 5
Nama Author: isagoingon

"Aku mencintaimu, Hayeon-ah. Mungkin caraku mencintai salah, kacau, dan penuh racun. Tapi itu nyata." Jin Seung Jo.





PERINGATAN PEMBACA:

Cr. pic: Pinterest / X
⚠️ DISCLAIMER:

· KARYA MURNI SAYA SENDIRI. Cerita, karakter, alur, dan dialog adalah hasil kreasi orisinal saya. DILARANG KERAS mengcopy, menjiplak, atau menyalin seluruh maupun sebagian isi cerita tanpa izin.

· GENRE: Dark Romance, Psychological, Tragedy, Supernatural.

· INI BUKAN BXB (Boy Love). Ini adalah BxOC (Boy x Original Female Character).

· Pembaca diharapkan telah dewasa secara mental dan legal.





©isaalyn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isagoingon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyerahan Diri pada Iblis Lain

Kesendirian sudah meresap ke dalam tulang-tulang Hayeon—seakan setiap serat tubuhnya dipenuhi dengan rasa hampa. Tangisnya, yang dulunya mengalir deras, kini hanya menyisakan bekas kering, digantikan oleh mati rasa yang lebih dalam daripada rasa sakit yang pernah ia alami.

Dunia ini, oh, mengajarinya satu pelajaran pahit: tidak ada yang peduli. Tidak ada tempat yang aman. Bahkan keinginannya untuk mengakhiri hidup dengan cara yang berarti—ditolak mentah-mentah, seolah-olah itu hanya angin lalu.

Ketika pintu besi ruang bawah tanah itu berderit terbuka lagi, Hayeon tidak beranjak sedikit pun. Ia hanya meringkuk lebih dalam di kasurnya, berharap ini hanya salah satu penjaga yang membawa makanan—yang pada akhirnya, tak akan ia sentuh.

Namun, langkah kaki yang mendekat kali ini berbeda. Lebih ringan, hampir seperti tarian. Dan suara itu—membuat darahnya membeku, meski kali ini bukan karena ketakutan.

"Wah... dia menyimpan boneka cantiknya di tempat yang gelap sekali," suara itu, Han Jun Ho.

Hayeon perlahan membalikkan badan. Di sana, dengan senyuman melengkung dan mata tajam yang bersinar dengan kegembiraan jahat, berdiri iblis kedua dalam hidupnya.

Biasanya, ia akan berteriak, berusaha melarikan diri, atau bersembunyi. Tapi saat ini, tidak ada apa-apa. Hanya kekosongan yang menyelimuti.

Junho mendekat, berjongkok di depannya—seperti yang dilakukan Seung Jo sebelumnya. Dia mengamati wajah Hayeon yang pucat, bekas tamparan yang masih kemerahan di pipinya, dan luka di jidatnya yang mulai mengering.

"Seung Jo kasar sekali ya," bisik Junho, pura-pura simpatik, jarinya hampir menyentuh bekas luka di jidat Hayeon.

Hayeon tidak bereaksi, tidak menjauh. "Dia tidak tahu cara merawat mainan yang baik."

Matanya yang tajam meneliti ketaatan yang tak biasa ini. Biasanya, korbannya berteriak-teriak pada titik ini.

"Tidak takut padaku?" tanyanya, kepala miring, seolah ingin tahu.

Hayeon menarik napas pendek. Suaranya parau dan datar, seperti seseorang yang telah menyerah. "Apa gunanya?"

Junho tampak semakin tertarik. "Oh?"

"Semuanya... sama saja," bisik Hayeon, matanya kosong menatap dinding di belakang Junho.

"Dia ingin membunuhku. Kau juga ingin menyiksaku. Di luar sana... tidak ada seorang pun yang peduli. Bahkan orang yang kukira peduli... mungkin hanya berpura-pura."

Air mata terakhirnya menggenang, tapi tak jatuh. "Aku lelah. Aku... tidak punya tenaga lagi."

Dia mengangkat bahunya yang kecil dengan lemah. "Jadi, lakukan apa yang kau mau. Aku tidak akan melawan."

Penyerahan diri total ini—sebuah kepasifan yang lahir dari keputusasaan—justru membuat Junho terdiam sejenak. Ekspresi kesenangannya sedikit memudar, digantikan oleh keingintahuan yang lebih dalam dan lebih gelap. Korban yang tidak melawan, yang sudah menerima takdirnya, tidak semenarik korban yang berjuang dan menjerit.

Tapi, di sisi lain... ada tantangan baru di sini. Sebuah mainan yang sudah patah dari dalam oleh Seung Jo. Itu sendiri adalah sebuah kemenangan.

Dia mengulurkan tangannya, bukan dengan kasar, tetapi dengan gerakan yang hampir... lembut.

"Kalau begitu, ikutlah denganku," katanya, senyumannya kembali muncul—tapi kali ini lebih intim dan lebih berbahaya.

"Aku janji, bersamaku akan lebih... menarik daripada mati rasa di sini. Aku akan membuatmu merasakan sesuatu lagi, Sayang. Rasa sakit, rasa takut... aku akan menghidupkanmu kembali sebelum aku mematikannya."

Hayeon melihat tangan yang terulur itu. Tangan seorang psikopat yang akan membawanya kepada siksaan dan kematian. Namun, dibandingkan dengan dinginnya penjara bawah tanah Seung Jo dan ketidakpedulian dunia, setidaknya Junho memperhatikannya. Dalam keadaan pikirannya yang sudah terganggu, perhatian yang salah itu terasa seperti pengakuan.

Dengan gerakan lambat dan tanpa emosi, Hayeon meletakkan tangan kecil dan dinginnya ke dalam genggaman Junho.

Itu adalah penyerahan diri—sebuah keputusan untuk membiarkan dirinya dibawa oleh arus kekacauan, karena berenang melawannya sudah terlalu melelahkan.

Junho tersenyum puas, menggenggam erat tangan kecil itu.

"Pintar sekali." Dia menariknya berdiri dengan mudah.

"Ayo kita pergi dari sini, sebelum tuan rumah yang tidak ramah ini kembali."

Dan Hayeon membiarkan dirinya dibimbing, meninggalkan sel bawah tanah itu—menuju ketidakpastian yang bahkan lebih mengerikan, dengan hati yang sudah hancur dan jiwa yang sudah menyerah.

1
LOLA SANCHEZ
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
isagoingon: besok yaa kakkk!😄
terima kasih sudah mampirr!!
total 1 replies
Oralie
Larut malam ini tetap menunggu update dari thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!