 
                            Kenzo Tanaka — penguasa bisnis raksasa, pria yang menganggap dunia hanyalah papan catur untuk egonya.
Namun pada puncak kejayaannya, langit menjatuhkan vonis: sebuah kecelakaan misterius menghancurkan segalanya.
Ketika membuka mata, Kenzo tak lagi berada di penthouse mewah Tokyo…
melainkan di tubuh seorang anak kecil bernama Kazuki, di sebuah desa miskin yang penuh lumpur dan kesederhanaan.
Dari CEO yang dipuja menjadi bocah tak berdaya — Kenzo harus menghadapi dunia yang sama sekali tak mengenalnya, dunia yang memaksanya belajar arti rendah hati, kehilangan, dan… penebusan.
Apakah ini hukuman Tuhan, atau kesempatan kedua?
Dan bisakah seorang pria yang terbiasa menjadi dewa, belajar menjadi manusia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eagle Ofgod, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 “Pelajaran Pertama di Hutan”
..."Jadi, 'intelijen'," Ichiro mengulang kata itu, seolah mencicipinya. "Bagaimana kita mendapatkannya?"...
...Kenzo bangkit dari posisi duduknya di tanah, melipat kedua tangannya di depan dada, persis seperti yang sering ia lakukan saat memimpin rapat strategis di Tanaka Corp. "Kita akan melakukan 'pengawasan lapangan'."...
...Ichiro menatapnya skeptis. "Maksudmu, aku harus berkeliaran di hutan lebih lama lagi?"...
..."Bukan hanya berkeliaran, Ichiro-san," Kenzo mengoreksi. "Kita akan melakukannya dengan metodologi. Kita akan mengidentifikasi rute patroli serigala yang paling sering mereka gunakan. Di mana mereka minum? Di mana mereka beristirahat? Di mana mereka kemungkinan besar akan menyerang ternak kita?"...
..."Aku sudah tahu semua itu," kata Ichiro, sedikit bangga. "Aku sudah melacak mereka selama bertahun-tahun."...
..."Bagus sekali!" seru Kenzo, antusias. "Sekarang, kita akan mengubah pengetahuan itu menjadi data terstruktur. Ichiro-san, aku butuh kau untuk membuat semacam 'laporan observasi'."...
...Ichiro mengerutkan kening. "Laporan observasi? Itu lagi bahasa anehmu."...
..."Sederhana saja," Kenzo menjelaskan. "Setiap kali kau melihat jejak serigala, atau mendengar auman, atau menemukan bangkai buruan, kau harus mencatatnya. Kapan? Di mana? Perkiraan jumlah? Arah pergerakan? Kita akan menandainya di peta kita."...
...Kenzo meraih sebatang ranting dan menggambar kotak-kotak kecil di samping peta di tanah. "Ini akan menjadi 'formulir laporan' kita. Kau cukup menggambar simbol sederhana di sini. Misalnya, satu garis untuk satu serigala, dua garis untuk dua. Lingkaran untuk jejak, segitiga untuk auman. Dan kita bisa menentukan waktu dengan posisi matahari atau bulan."...
...Ichiro menatap gambar-gambar itu. Sebuah sistem yang sederhana, namun belum pernah terpikirkan olehnya. Selama ini, dia hanya mengandalkan ingatan....
..."Dan untuk apa semua ini?" tanya Haru, yang masih ada di sana, kini mengasah cangkulnya. "Hanya untuk tahu di mana serigala berada?"...
..."Bukan hanya itu, Ayah," jawab Kenzo sabar. "Dengan data ini, kita bisa memprediksi pola perilaku mereka. Kita bisa tahu kapan dan di mana mereka akan menyerang. Dan itu berarti kita bisa mengambil tindakan pencegahan yang efektif. Kita bisa membuat 'jebakan' yang lebih cerdas, atau 'patroli' di waktu yang tepat, sehingga tidak membuang-buang tenaga."...
...Ichiro mengangguk perlahan. "Pola perilaku... Itu masuk akal. Kadang mereka memang punya jalur favorit."...
..."Tepat!" Kenzo berseru. "Setelah kita punya data yang cukup, kita bisa mengidentifikasi titik lemah mereka. Kita bisa tahu cara paling efisien untuk mengusir mereka, atau jika perlu, membasmi mereka dengan seminimal mungkin risiko dan usaha."...
..."Tapi... siapa yang akan membantuku mengumpulkan semua ini?" tanya Ichiro. "Aku tidak bisa sendirian. Dan aku juga harus berburu untuk makan."...
..."Di situlah 'rekrutmen' masuk," kata Kenzo, senyum tipis terukir di wajahnya. "Kita butuh lebih banyak 'analis intelijen' dan 'petugas lapangan'. Aku akan membantumu mencari mereka."...
...Haru, yang sudah selesai mengasah cangkul, menatap Kenzo dengan pandangan serius. "Kazuki, kau benar-benar tidak main-main, ya?"...
..."Aku tidak pernah main-main dengan bisnis, Ayah," jawab Kenzo tegas. "Dan ini adalah bisnis paling penting yang pernah aku tangani. Bisnis masa depan desa ini."...
...Ichiro menghela napas. Dia masih belum sepenuhnya mengerti semua bahasa Kenzo, tapi dia merasakan gairah dan keyakinan dalam diri anak itu. Dan yang lebih penting, ide tentang efisiensi dan keamanan yang lebih baik itu terdengar sangat menarik....
..."Baiklah, manajer kecil," kata Ichiro. "Aku akan mulai 'pengawasan lapangan' hari ini. Tapi kau harus ikut. Aku tidak yakin aku bisa mengingat semua 'simbol' anehmu itu."...
...Kenzo tersenyum menang. "Itu adalah ide yang brilian, Ichiro-san! Pengawasan dan pelatihan di lapangan. Aku akan ikut. Aku juga perlu melakukan 'penilaian risiko' secara langsung."...
...Haru dan Midori hanya bisa saling pandang. Mereka melihat anak kecil mereka, Kazuki, berbicara tentang 'penilaian risiko' dan 'data terstruktur' dengan seorang pemburu yang tangguh. Dunia mereka, yang dulu sangat sederhana, sepertinya akan segera berubah....
...Mengikuti Ichiro ke dalam hutan adalah pengalaman yang sama sekali berbeda dari membacanya di layar TV. Kenzo, yang terbiasa berjalan di koridor kantor berpendingin udara atau trotoar yang rata, kini harus berjinjit melewati akar pohon yang mencuat, melompati genangan lumpur, dan menyingkirkan ranting-ranting yang menghalangi. Setiap langkah adalah perjuangan bagi kakinya yang kecil dan tubuhnya yang tidak terlatih....
..."Cepat, Kazuki!" bisik Ichiro dari depan, matanya tajam mengamati sekitar. "Jangan membuat suara."...
...Kenzo mendengus dalam hati. Jangan membuat suara? Dia saja sudah kehabisan napas. Jantungnya berdebar kencang, bukan karena tegang, tapi karena kelelahan. Keringat membasahi bajunya yang lusuh. Nyamuk-nyamuk berdengung di telinganya....
..."Di sini," bisik Ichiro, menunjuk ke tanah. "Jejak serigala. Masih baru. Mungkin lewat subuh tadi."...
...Kenzo berlutut, mengamati jejak kaki yang tercetak jelas di tanah lembek. Empat jari, kuku tajam. Di dunia modern, dia hanya akan melihat jejak kaki anjing peliharaan di taman. Tapi ini berbeda. Ini adalah jejak predator. Sebuah ancaman nyata....
..."Bagaimana kau tahu ini masih baru?" tanya Kenzo, berusaha meniru bisikan Ichiro....
..."Tanahnya masih basah. Dan... lihat, ada beberapa daun yang baru saja terangkat," Ichiro menjelaskan. "Kalau sudah lama, jejaknya akan mengering dan daunnya sudah kembali jatuh."...
...Kenzo mengangguk, mencatat detail itu dalam pikirannya. Ini adalah data. Data mentah....
...Mereka melanjutkan perjalanan. Ichiro bergerak seperti bayangan, tanpa suara. Kenzo, di sisi lain, tersandung beberapa kali, menyebabkan ranting patah atau daun kering berderak. Setiap kali, Ichiro akan berbalik dan memberinya tatapan tajam yang membuat Kenzo merasa kecil....
..."Diamlah, manajer kecil!" desis Ichiro. "Kau bisa mengusir buruan kita."...
..."Kita bukan sedang berburu," Kenzo membantah. "Kita sedang mengumpulkan intelijen. Dan aku sedang melakukan penilaian risiko lapangan. Kondisi medan ini... sangat buruk untuk pengintaian."...
...Ichiro hanya menggelengkan kepala. "Hutan memang begitu. Sekarang, lihat di sini."...
...Mereka sampai di sebuah area terbuka kecil, dikelilingi semak belukar lebat. Di tengahnya, ada sisa-sisa bangkai rusa muda. Tulang-tulangnya berserakan, dagingnya sudah habis....
..."Ini adalah pesta serigala," kata Ichiro, nadanya serius. "Mungkin satu keluarga. Mereka sering makan di sini."...
...Kenzo memeriksa bangkai itu. Bau anyir menyeruak. Dia merasa mual. Di dunia lamanya, dia makan *steak* paling mahal, tanpa pernah memikirkan dari mana asalnya. Sekarang, dia dihadapkan langsung dengan siklus hidup dan mati di alam....
..."Kapan ini terjadi?" Kenzo bertanya....
..."Mungkin tadi malam," jawab Ichiro, mengamati sekeliling. "Lihat, ada beberapa jejak kecil di sekitar bangkai. Anak serigala. Mereka juga ikut makan."...
...Kenzo teringat "formulir laporan" yang ia buat. Ia mencari ranting dan mulai menggambar simbol di tanah, mencatat lokasi, perkiraan waktu, dan jumlah serigala berdasarkan ukuran jejak. Ini terasa jauh lebih nyata daripada menekan tombol di tablet....
..."Jadi," Kenzo memulai. "Ini adalah lokasi makan favorit mereka. Artinya, mereka akan kembali ke sini. Dan kemungkinan besar, sarang mereka tidak terlalu jauh."...
..."Betul," Ichiro mengangguk. "Tapi mereka akan waspada setelah makan. Biasanya mereka tidak kembali ke tempat yang sama dalam waktu dekat."...
..."Itu adalah data penting," Kenzo mencatat mental. "Berarti kita harus mengidentifikasi lokasi makan alternatif, atau rute pulang mereka ke sarang."...
...Mereka menghabiskan berjam-jam di hutan. Kenzo belajar mengenali berbagai jenis jejak, memahami suara-suara hutan, dan bahkan mencoba mengidentifikasi jenis tumbuhan. Ini adalah pelatihan *survival* yang tak pernah ia duga akan ia alami....
...Ketika matahari mulai condong ke barat, Kenzo merasa kakinya akan copot. Punggungnya pegal, tenggorokannya kering, dan tubuhnya dipenuhi gigitan nyamuk. Dia mendambakan mandi air hangat, handuk bersih, dan seprai sutra....
..."Sudah cukup untuk hari ini, manajer kecil?" tanya Ichiro, melihat Kenzo yang hampir ambruk. Sebuah senyum tipis tersungging di bibirnya....
..."Tidak cukup!" Kenzo menjawab, meskipun suaranya sedikit parau. "Tapi kita sudah punya data awal yang bagus. Kita akan ulangi ini besok. Dan kita akan menganalisis semua ini malam ini. Di mana sarangmu, Ichiro-san? Kita butuh tempat yang aman untuk melakukan 'analisis data'."...
...Ichiro tertawa, tawa yang sedikit lebih hangat kali ini. "Baiklah, manajer kecil. Mari kita ke gubukku. Aku akan membuatkanmu teh herbal. Itu akan membuatmu merasa lebih baik."...
...Kenzo tersenyum puas. Meskipun tubuhnya sakit, otaknya bekerja dengan efisiensi tinggi. Pengalaman lapangan ini, betapapun tidak nyamannya, memberikan Kenzo pemahaman yang lebih dalam tentang realitas "pasar" barunya. Dan ini baru permulaan....
......
 
                     
                    