NovelToon NovelToon
Dua Akad Satu Cinta

Dua Akad Satu Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Poligami / Penyesalan Suami / Konflik etika / Tamat
Popularitas:332.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: mama reni

Tiga Tahun berumah tangga, Amanda merasa bahwa pernikahannya benar-benar bahagia, tapi semua berubah saat ia bertemu Yuni, sahabat lamanya.

Pertemuan dengan Yuni, membawa Amanda pergi ke rumah tempat Yuni tinggal, dimana dia bisa melihat foto pernikahan Yuni yang bersama dengan pria yang Amanda panggil suami.

Ternyata Yuni sudah menikah lima tahun dengan suaminya, hancur, Amanda menyadari bahwa dia ternyata adalah madu dari sahabatnya sendiri, apakah yang akan Amanda lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tujuh

Dengan berjinjit Amanda berjalan menuju balkon. Dia ingin mendengar siapa yang menghubungi suaminya.

"Ada apa," ucap Azka dengan suara datar.

"Mas, kamu janji akan pulang hari ini, tapi kenapa belum sampai. Apa kamu batal merayakan ulang tahun Nathan?" tanya wanita di seberang sana.

Wanita itu adalah Yuni, sahabatnya Amanda.

"Aku pulang besok. Aku tunggu di restoran biasa. Aku pasti akan merayakan ulang tahun Nathan. Tapi aku tak janji pulang ke rumah!" seru Azka.

"Mas, kenapa tak menginap? Hanya satu atau dua hari aku mohon luangkan waktumu untuk Nathan!"

"Sebentar lagi liburan, ibuku akan menjemputnya. Seperti biasa, aku mau hanya Nathan yang ikut."

"Mas, mau sampai kapan kamu begini. Kita sudah menikah lima tahun, apakah tak ada sedikitpun perasaan cinta itu untukku. Aku ini ibu anakmu," ucap Yuni sambil menahan air mata.

Pernikahan mereka memang karena perjodohan. Orang tua Azka menerima lamaran dari ayah dan ibu Yuni karena mereka merasa berhutang budi.

Saat usaha orang tua Azka bangkrut, keluarga Yuni yang membantu. Mereka juga membiayai kuliahnya Azka.

"Yuni, dari awal menikah, kamu sudah tau perasaanku. Kamu bilang menerimanya!"

"Mas, aku berharap dengan berjalannya waktu rasa cinta itu akan tumbuh. Apa kamu ada wanita lain sehingga tak bisa mencintaiku?" tanya Yuni.

"Apa urusanmu. Seperti yang kau mau, asal aku tetap jadi suamimu, kau menerima semuanya. Jadi jangan pernah ingin tau privasi ku!"

"Mas, di awal pernikahan, kamu tak begini. Walau tak mencintaiku, kamu masih sering pulang. Masih mau memberiku nafkah batin. Tapi belakangan ini kau semakin menjauh."

"Kau mau apa? Katakan saja!"

"Aku hanya ingin kamu memberikan kesempatan padaku. Buka hatimu, beradalah di sampingku, aku yakin bisa membuatmu mencintaiku. Jika kamu saja menghindariku terus, bagaimana aku bisa menggapaimu!"

"Sudahlah Yun, aku capek. Aku tak mau berdebat. Sore besok aku tunggu di restoran biasa!"

Tanpa persetujuan dari Yuni, sambungan telepon dimatikan. Azka lalu duduk dan mengambil rokok. Dia menarik napas dalam sebelum menghidupkan api rokok.

Amanda kembali berjalan berjinjit menuju tempat tidurnya. Dia jadi berpikir setelah mendengar obrolan sang suami.

"Sebenarnya siapa yang berbohong di sini? Yuni apa Azka? Yuni mengatakan kalau Mas Azka sangat perhatian dengannya, tapi yang tadi aku dengar Mas Azka sedikit bicara ketus. Yuni, apakah pernikahanmu tak bahagia karena kehadiranku. Maafkan, aku. Aku janji akan menyelesaikan semua. Beri aku waktu tiga bulan lagi. Mas Azka akan kembali menjadi milikmu satu-satunya. Aku juga ingin membuka topeng mertuaku, yang selama ini ikut membohongi ku," ucap Amanda dalam hatinya.

**

Malam itu, setelah telepon ditutup sepihak oleh Azka, Yuni hanya bisa duduk terpaku di tepi ranjang. Suara detik jam di dinding terasa begitu keras, mengisi ruang yang sunyi. Lampu kamar menyala redup, namun matanya menatap kosong ke arah ponsel di tangannya, layar yang kini gelap, tapi masih menyisakan gema ucapan suaminya:

“Aku tak janji pulang ke rumah.”

Dada Yuni sesak. Ia sudah berusaha keras untuk tidak menangis lagi, tapi air matanya jatuh begitu saja. Lima tahun ia mencoba menjadi istri yang sabar, memahami segala dinginnya sikap Azka, menunggu hatinya terbuka. Namun malam ini, semua usahanya terasa sia-sia.

Ia menggigit bibir bawahnya, menahan isak. “Mas … bahkan untuk ulang tahun Nathan pun kamu tak ingin pulang. Apa sesulit itu mencintaiku?”

Tangannya meremas ujung selimut. Di meja rias, ada bingkai foto keluarga mereka bertiga, Azka, dirinya, dan Nathan yang saat itu baru berusia dua tahun. Senyum di foto itu tampak bahagia, padahal Yuni tahu, hanya dirinya yang benar-benar tersenyum.

Ia menatap foto itu lama. “Besok sore kamu mau ke restoran ... setidaknya kamu masih mau datang,” bisik Yuni lirih. “Aku akan pura-pura kuat di depan Nathan. Aku nggak mau dia lihat ibunya menangis lagi.”

Yuni kemudian menutup lampu kamar. Dalam gelap, hanya suara napasnya yang berat terdengar. Ia berdoa dalam hati, bukan lagi untuk dicintai, tapi agar bisa bertahan demi Nathan.

"Mas, aku tau kamu bertahan dengan pernikahan ini hanya karena Nathan. Aku juga begitu. Aku tak mau dia hidup tanpa kehadiran ayah. Kita masih satu keluarga saja, kamu jarang pulang apalagi kalau kita pisah," ujar Yuni dalam hatinya.

Keesokan paginya.

Udara masih lembap sisa hujan semalam. Yuni menyiapkan sarapan untuk Nathan sambil berusaha tersenyum. Bocah kecil itu duduk di kursi makannya, bersemangat menanyakan apakah ayahnya akan datang.

“Ayah datang, kan, Bun?”

Yuni menatap wajah anaknya yang polos itu, lalu mengusap lembut kepalanya.

“Iya, Sayang. Ayah akan datang nanti sore di restoran. Tapi malamnya mungkin ayah harus kerja lagi.”

Nathan mengangguk, menerima jawaban itu tanpa curiga. Yuni memalingkan wajah sejenak agar anaknya tak melihat air matanya yang nyaris jatuh.

Setelah Nathan selesai makan, Yuni mengambil ponselnya. Ia membuka daftar kontak dan menekan nama Amanda.

Suara lembut terdengar di seberang sana.

“Halo, Uni!" sapa Manda. Saat ini Azka sedang berada di kamar mandi sehingga dia leluasa menerima telepon dari sahabatnya itu.

"Pagi, Manda.” Yuni berusaha menormalkan suaranya. “Maaf ganggu pagi-pagi, kamu sibuk nggak?”

“Nggak, kenapa?”

"Aku cuma mau mengingatkan kamu, jangan lupa sore nanti. Ulang tahunnya Nathan. Kami rayain kecil-kecilan di restoran dekat taman kota, yang biasa kamu suka.”

“Oh, iya ... tentu. Aku akan datang, Uni. Tapi mungkin agak telat," jawab Manda.

Yuni tersenyum samar, meski suaranya tetap lirih. "Aku juga pengin ngenalin kamu sama suamiku, Manda. Besok dia datang, walau cuma sebentar.”

“Wah, akhirnya aku bisa ketemu sama suami kamu,” jawab Amanda pelan, berusaha terdengar senang meski dadanya tiba-tiba terasa berat.

"Iya,” sahut Yuni. “Aku harap kamu datang ya, Manda. Nathan pasti senang banget lihat kamu.”

“Tentu, Uni. Aku nggak akan absen.”

Telepon ditutup. Yuni terdiam menatap layar ponselnya beberapa detik. Bibirnya tersenyum tipis, tapi matanya masih basah.

"Setidaknya sore ini Nathan bahagia,” gumamnya pelan. “Kalau aku harus pura-pura kuat lagi, aku pasti sanggup.”

Ia lalu beranjak ke kamar untuk menyiapkan baju Nathan, menata kado, dan berusaha menata hatinya yang hancur. Dalam hati kecilnya, masih ada secercah harapan bahwa mungkin, meski hanya untuk satu malam, Azka akan memandangnya bukan sebagai kewajiban, tapi sebagai istri dan ibu dari anaknya.

1
Sugiharti Rusli
memang sih si Yuni mencoba berusaha karena dia merasa mertuanya mendukung nya penuh agar bisa utuh lagi bersama Azka,,,
Sugiharti Rusli
apa mereka semua ga ada yang notice yah, apa fisik si Azka tidak berubah karena penyakitnya
Sugiharti Rusli
tentang suami kamu yang masih menyimpan rahasia, itu benar sekali Yun bahkan kalo suatu saat terbuka pasti akan menimbulkan luka mendalam bagi semua
Sugiharti Rusli
entah si Azka akan bertahan sampai berapa lama dengan penyakitnya yah,,,
Sugiharti Rusli
walo sekarang mereka sudah berpisah, sepertinya itu ga jadi masalah buat Azka buat tetap mencintai Amanda dengan caranya,,,
Sugiharti Rusli
sepertinya kamu tidak usah berharap banyak Yun, karena sampai menutup mata hati si Azka sudah terpatri buat Amanda
Sugiharti Rusli
entah kalo nanti keluarganya tahu tentang hal ini yah,,,
Sugiharti Rusli
pantas saja dia sampai terpukul seperti itu saat si Amanda pergi dulu yah, karena dia selama ini menyimpan penyakitnya
Sugiharti Rusli
lho ternyata si Azka menyimpan sesuatu yang hanya Tuhan, dirinya dan dokter yang tahu penyakitnya yah ternyata
Sugiharti Rusli
memang yah mungkin kalo posisinya dibalik, mungkin banyak yang bersikap sama seperti Yuni
Sugiharti Rusli
bahkan si Yuni marah ke si Azka hanya sekedarnya saja yah, dia ga mau mengakui kalo sang suamilah yang kecintaan sama si Amanda,,,
Sugiharti Rusli
karena sedari awal yang harus disalahkan memang kamu Manda di sini bagi Yuni
Sugiharti Rusli
apa Davino yang datang, ko dia bisa tahu keberadaan Amanda di sana
Sugiharti Rusli
kalo yang melihat dari luar seperti Yuni tadi pasti juga akan suuzhon jadinya melihat adegan tadi
Sugiharti Rusli
memang seharusnya baik Amanda maupun Azka tadi sudah jaga jarak yah, karena mereka sudah bukan suami-istri lagi
Sugiharti Rusli
sepertinya jurang kesalahpahaman yang terjadi dengan Yuni akan semakin melebar
Sugiharti Rusli
walo dia katakan di pesan akan berpamit secara benar, tapi kalo orang melihatnya kan dia tidak seperti itu,,,
Sugiharti Rusli
benarkan si Amanda membuat keputusan salah yang akan dia sesali kelak sih ini,,
Sugiharti Rusli
entah apa nanti yang akan Yuni lakukan melihat pertemuan mereka yah
Sugiharti Rusli
ha ngerti lagi deh sama si Azka, dia terlalu berharap tinggi dan Amanda juga salah ambil keputusan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!