Area *** "Hanya semalam, kan, Tuan?" "Iya, kau tidak akan kenapa-napa karena aku mandul, Kau butuh uang dan aku butuh dirimu semalam!" "Anda yakin, Tuan?" "Aku jamin semuanya aman!" Malam yang terjadi antara dirinya dan sang Pemilik tempat dimana ia bekerja langsung mengubah hidupnya. Hazel Isabella Sora, seorang gadis cantik berusia 24 tahun terpaksa memberikan sesuatu yang berharga dalam hidupnya pada Sang Big boss karena membutuhkan uang demi membayar hutang milik mending kedua orang tuanya, Rexton Lysander Silas, pria matang dengan segala pesona dan tatapan matanya yang tajam bak predator mematikan. Tersenyum menyeringai saat mendapatkan mangsa yang dirinya incar. Perjanjian itu hanya untuk semalam. Namun, apa jadinya jika itu menjadi kegilaan berbahaya dari sang Boss yang tak mampu dirinya tolak dari seorang Rexton. Bagaimana hubungan keduanya? Benarkah hanya ada Hutang dan sebuah kesalahan? ikuti kisahnya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ham_sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 GBSDM
"Burger ini rasanya enak ya, Ra?" salah satu teman Lyra meminta pendapat dan memberikan sedikit pujian.
"Iya, rasanya benar-benar enak, cheese-nya juga sangat berasa dan lezat," kata Lyra, tak salah dia memilih kedai sederhana itu sebagai tempat favorit untuk burger Cheese favoritnya.
"Bagaimana jika kita memesan ini untuk acara besok?" salah satu teman Lyra. Ais memberikan usulan.
"Wah, itu sangat bagus, Ai, aku yakin teman-teman yang lain akan senang," Lyra begitu setuju. Sebab acara bersama teman-temannya itu hanya acara kumpul bersama setiap bulan.
Teman-teman Lyra tak hanya dari kalangan atas, tapi dari kalangan menengah juga, jadi saat ada acara kumpul seperti ini mereka akan mencari makanan enak dengan budget murah sebagai party kecil-kecilan. Walaupun sebenarnya Lyra bisa saja membawa mereka ke tempat mewah, hanya saja sebagian dari mereka tak setuju, karena ini hanya acara kumpul antar teman dan mereka tak butuh tempat mewah.
Ais senang idenya di setujui oleh Lyra. Jadi mereka sepakat untuk memesan burgers dan pizza dari kedai tadi sebagai menu makanan acara kumpul bersama.
Setelah selesai sarapan, kedua sahabat itu bangun dan berjalan menuju gedung universitas, mereka akan mengikuti satu mata kuliah lagi hari ini.
Siang hari.
Hazel akhirnya menyelesaikan sebagian pekerjaannya, dia meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku."Hah, sungguh melelahkan!" gumamnya.
Hazel menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi kerjanya, dia memijat pangkal hidungnya dan tiba-tiba tangannya itu meraba area lehernya yang terasa berdenyut.
Hazel tersentak, dia meraba lehernya dan tidak menemukan kalungnya, dia memeriksa tas dan setiap laci yang ada di ruangannya. Tapi, kalung itu tetap tidak di temukan.
"Kalungnya kemana?" gumam Hazel, dia benar-benar ketakutan.
Hazel terus saja mencari, dan memikirkan dimana dia meninggalkan kalungnya? Tapi, dia benar-benar tidak ingat.
"Gawat, kenapa aku tidak sadar? Itu adalah kalung hadiah dari Mama, di mana ya?" Hazel benar-benar resah.
Ceklek!
Suara pintu terbuka, dan itu tidak membuat Hazel menoleh, Ava yang masuk dan melihat Hazel sedang berjongkok di bawah kursi membuat wanita cantik itu bingung.
"Zel," panggil Ava.
Hazel langsung menoleh, dia menatap Ava dan setelah itu kembali fokus mencari kalungnya yang hilang.
"Kamu cari apa?" tanya Ava.
"Kalung ku hilang, Va." suara Hazel sedikit bergetar.
"Kalung?"
"Iya, kalung berbentuk Hati dengan liontin H," jawab Hazel.
"Hah, maksudmu kalung dari Mama?" tanya Ava, dia benar-benar terkejut.
"Iya, aku kehilangan kalung itu, dan aku tidak ingat kapan aku menjatuhkannya?" Hazel meneteskan airmatanya hanya karena sebuah kalung.
"Kita cari sama-sama! Sudah jangan menangis," Ava membujuk Hazel.
Keduanya akhirnya memutuskan untuk mencari kalung itu, hingga Ava akhirnya lupa pada tujuannya yang ingin mengajak Hazel makan siang. Dan Hazel juga melupakan janji makan siangnya dengan pegawai toko bunga tadi.
Sedangkan orang yang menemukan kalung itu sekarang sedang berdiri di depan jendela kaca di ruang kantornya.
Rexton menatap dalam pada kalung itu, seulas senyum tipis terbit dari bibirnya. Rexton tak menyangka akan menemukan Kalung milik Hazel dan itu membuktikan bahwa wanita Bernama Hazel itu tak akan bisa lepas dari jeratnya.
"Inisial H bentuk hati, kalung yang unik." pujinya.
TOK
TOK
TOK
Pintu ruang kantornya di ketuk.
"Masuk!" suara Rexton menggema di ruangan yang berdindin kaca itu.
Pintu terbuka, ada Harry yang masuk kedalam ruangan sang tuan muda dan membungkuk sedikit.
"Ada apa?" tanya Rexton, tanpa menoleh pada sosok Harry.
"Tuan, saya mendapatkan sesuatu tentang Nona Hazel," ucap Harry, dia di minta menyelidiki masalah yang menimpa Hazel, sebab ia penasaran dengan banyaknya uang yang Hazel butuhkan malam itu.
"Iya, katakan semuanya!" perintahnya telak. Dia mendengarkan setiap perkataan dari Harry, tanpa ia sela sedikitpun.
"Nona Hazel memiliki hutang pada salah satu orang cukup berpengaruh dan hutang itu peninggalan mendiang orang tua Nona Hazel sendiri," jelas Harry.
"Hutang? Siapa orangnya?" tanya Rexton.
"Informasi ini sedang di selidiki, Tuan," jawab Harry.
"Kalau begitu selidiki semuanya dan pastikan tak ada yang terlewat!" titahnya penuh peringatan.
"Baik, Tuan," jawab Harry.
Harry akhirnya pamit untuk kembali bekerja, selain membantu Rexton di kantor, Harry juga memiliki tanggung jawab lain. Salah satunya mencari tahu tentang sosok Hazel dan semua kehidupannya.
Setelah kepergian Harry, Rexton kembali melihat pada kaca jendela yang menampilkan pemandangan jalanan yang ramai di kota dimana ia tinggal.
"Hazel Isabella Sora," gumam Rexton dengan senyum miring. Tak akan ia lepaskan Hazel, sebab selamanya wanita itu hanya akan menjadi miliknya. Dengan memutar kalung yang ia temukan di dalam kamar pribadinya.