Di istana yang berkilauan, kebohongan adalah mata uang dan darah adalah harga dari kesetiaan. Seorang pelayan setia menyaksikan dosa tak terampuni yang dilakukan sang Permaisuri—dan dibungkam selamanya.
Atau begitulah yang Permaisuri pikirkan.
Langit yang menjadi saksi pilu mengembalikan Takdir si pelyan setia, mengembalikannya dari gerbang kematian, memberinya wajah baru, identitas baru—tubuh seorang selir rendahan yang terlupakan. Dengan jiwa yang terbakar dendam dan ingatan yang tak bisa dihapus, ia harus memainkan peran sebagai wanita lemah, sambil merajut jaring konspirasi paling mematikan yang pernah ada di istana. Tujuannya bukan lagi sekadar bertahan hidup, melainkan merenggut keadilan dari singgasana tertinggi.
Setiap bisikan adalah pertaruhan. Setiap senyuman adalah topeng. Di tengah intrik berdarah antara selir dan para menteri, mampukah ia meruntuhkan kekuasaan sang Permaisuri dari bayang-bayang sebelum identitas aslinya terungkap dan ia mati untuk kedua kalinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7: Kebenaran yang Menyakitkan
Malam itu, Istana Naga tampak seperti raksasa yang tertidur, diselimuti keindahan yang menipu. Lampu lentera hanya menyinari jalur utama, meninggalkan lorong-lorong belakang yang panjang dan berliku dalam kegelapan pekat. Di sinilah, di antara bayangan, Xiao Ling bergerak. Dia tidak lagi mengenakan pakaian pelayan Istana Kehangatan yang cerah, tetapi jubah hitam sederhana yang memungkinkannya menyatu dengan malam.
Tekad baja mematikan mengalir di nadinya, menggantikan rasa takut. Dia tahu bahwa melangkah ke Balai Kesehatan Kerajaan, jantung medis kekaisaran—sama dengan menempatkan kepalanya sendiri di atas blok eksekusi. Balai itu dijaga ketat, bukan hanya oleh penjaga fisik, tetapi juga oleh mata-mata Permaisuri Xiu Feng yang tersebar di antara para tabib magang.
Xiao Ling tiba di gerbang belakang Balai Kesehatan. Bau rempah kering, jamu, dan alkohol medis menusuk hidungnya. Dia menunggu sampai patroli penjaga telah lewat, menghitung langkah mereka yang seragam. Ini adalah kebiasaan yang ia pelajari sebagai pelayan: mengetahui irama istana adalah kunci untuk bertahan hidup.
Dia menyelinap melalui celah sempit di antara gudang penyimpanan kayu bakar dan dinding luar. Dia ingat dari percakapan pelayan, bahwa di area ini terdapat dapur persiapan tonik khusus, terisolasi dari ruang racikan umum. Hong adalah Selir Kerajaan yang dihormati; toniknya pasti disiapkan secara terpisah.
Di dalam dapur persiapan, ada beberapa kompor kecil yang masih menyala redup. Udara terasa panas dan lembap. Dua tabib magang tampak tertidur pulas di tikar sudut, kelelahan setelah seharian bekerja. Xiao Ling bergerak seperti hantu, menginjak lantai batu tanpa menimbulkan suara sedikit pun.
Dia mencari wadah penyimpanan. Ada lusinan botol, wadah keramik, dan kantong ramuan berlabel. Tetapi hanya satu wadah yang memiliki segel merah keemasan, segel yang hanya digunakan untuk resep-resep Raja dan Selir tingkat tinggi.
Dia mendekati wadah tersebut. Tertulis di sana: ‘Tonik Pemelihara Kehamilan, Khusus Istana Kehangatan.’
Xiao Ling mengeluarkan sebuah pin rambut yang telah ia modifikasi menjadi alat pengait kecil. Dengan presisi yang mengerikan, dia membuka kunci kecil pada wadah keramik itu. Ujung jarinya merasakan dinginnya logam, sebuah pengingat bahwa kejahatan Permaisuri begitu dingin dan terencana.
Saat tutup wadah terbuka, aroma tonik yang seharusnya menyehatkan bercampur dengan bau yang dikenalnya—bau manis dan memabukkan dari 'Air Musim Dingin'. Racun itu telah ditambahkan ke dalam wadah induk, memastikan bahwa setiap dosis yang disajikan kepada Hong akan mengandung dosis rendah yang mematikan.
Dia tidak hanya membutuhkan sampel tonik, dia membutuhkan bukti koneksi. Matanya menyapu ruangan. Di bawah meja racikan, tersembunyi sebuah laci kecil yang disamarkan dengan baik.
Menggunakan kunci lain yang ia bawa, Xiao Ling membuka laci itu. Di dalamnya, ia menemukan sebuah gulungan perkamen kecil dan sebotol kecil cairan bening yang tidak berlabel. Jantungnya berdebar kencang.
Perkamen itu berisi tulisan tangan Tabib Hao: sebuah instruksi khusus, ditandatangani dan disegel dengan segel pribadi Permaisuri Xiu Feng, yang memerintahkan penambahan 'Ekstrak Bunga Es' ke dalam tonik Hong setiap tiga hari sekali. 'Bunga Es' adalah nama kode yang hanya diketahui oleh orang dalam untuk racun yang lambat dan tidak terdeteksi.
“Dia benar-benar melakukannya,” pikiran Xiao Ling berteriak dalam keheningan. Kebencian membakar hingga ke sumsum tulangnya. Hong bukan korban kecelakaan, melainkan target yang direncanakan dengan hati-hati oleh wanita yang seharusnya menjadi ibu bagi rakyat.
Cepat-cepat, Xiao Ling mengambil sehelai kain sutra halus dari dalam jubahnya. Dia mencelupkannya sedikit ke dalam wadah tonik dan kemudian melipat kain itu, menyegelnya dalam kantong kedap air. Dia juga mengambil botol kecil cairan bening yang tidak berlabel, mencurigai ini adalah 'Ekstrak Bunga Es' murni yang digunakan untuk dosis racun tambahan. Dia juga mengambil salinan surat yang disegel itu dngan sangat terampil. Namun tidak memudarkan tinta asli di surat bersegel Xiu Feng itu.
Ia harus menguji sampelnya segera, jauh dari Balai Kesehatan. Dan segera meninggalkan balai Kesehatan kerajaan itu secepatnya. Sebelum petugas ganti shift dan berkeliling untuk patroli.
Saat ia hendak menutup laci, matanya menangkap sesuatu yang lain: sebuah surat kecil yang tampaknya baru saja ditulis. Itu adalah perintah Permaisuri Xiu Feng kepada Tabib Hao, bukan hanya tentang Hong, tetapi tentang Xiao Ling sendiri.
Xiao Ling membaca cepat, matanya membelalak kengerian dan kemarahan. Surat itu memerintahkan Tabib Hao untuk memastikan ‘Pelayan A-Ling’ (dihentikan dan dibungkam jika dia menunjukkan tanda-tanda tahu terlalu banyak, karena dia terlalu dekat dengan Hong dan telah mengganti ramuan Hong di masa lalu.)
Xiao Ling membeku. Jadi, Xiu Feng sudah mencurigainya. Dia sudah mati bahkan sebelum dia melarikan diri. Xiu Feng tidak hanya membunuh majikannya, tetapi juga memerintahkan kematiannya secara langsung.
Mengamankan surat itu, bukti keterlibatan Xiu Feng dalam pembunuhan ganda, Xiao Ling mundur secepat ia masuk. Dia berlari menuju Istana Kehangatan, tetapi berhenti di sebuah halaman tersembunyi di mana sebuah kolam kecil memantulkan cahaya bulan.
Ia membuka kantong kecilnya, mengambil sampel tonik. Ia telah membawa ramuan penawar sederhana yang terbuat dari akar 'Mata Harimau' ... ramuan yang ia pelajari dapat bereaksi keras terhadap racun 'Air Musim Dingin'.
Dengan tangan gemetar, dia meneteskan sedikit tonik selir Hong ke dalam mangkuk perunggu kecil yang berisi bubuk Mata Harimau.
Reaksi yang terjadi sungguh mengerikan. Bukan hanya perubahan warna yang samar seperti kemarin, tetapi asap tebal, berwarna hijau gelap, langsung mengepul dari mangkuk itu. Dalam beberapa detik, cairan itu mendidih dan menguap, meninggalkan residu hitam pekat, seperti tinta yang menghitamkan perunggu.
Ini adalah racun. Racun yang membunuh Selir Hong. Racun yang merenggut nyawa anak yang tidak bersalah. Dan racun yang ... jika dia tidak berhati-hati tadi malam, mungkin sudah membunuhnya juga.
Air mata panas mengalir di pipi Xiao Ling, tetapi bukan air mata kesedihan, melainkan amarah yang dingin. Rasa sakit atas kematian selir Hong, rasa sakit atas kematiannya sendiri, kini menyatu menjadi sumpah yang tak terucapkan.
Dia mengepalkan tinjunya di sekitar perkamen yang disegel. Bukti telah didapatkan. Sekarang, misinya beralih dari pelayan yang putus asa menjadi agen balas dendam yang terencana. Tidak ada lagi jalan kembali. Dia harus membawa bukti ini kepada Raja Long. Namun, dia harus melakukannya dengan cerdik, agar tidak menjadi korban yang terburu-buru seperti sebelumnya.
Tiba-tiba, dari ujung lorong, terdengar suara sepatu bot yang terburu-buru. Beberapa pelayan Balai Kesehatan yang tertidur pasti telah terbangun. Mereka berlarian, senter di tangan, memeriksa area di mana Xiao Ling baru saja menyusup.
“Cepat! Periksa laci Tabib Hao! Dia bilang ada dokumen penting yang harus dijaga!” teriak salah satu suara.
Xiao Ling tahu dia harus menghilang. Dia melompat melewati dinding taman, meninggalkan halaman tersembunyi itu, hanya sedetik sebelum senter para pelayan menyinari tempat dia berdiri. Mereka akan segera menemukan laci yang terbuka, dan mereka akan tahu bahwa seseorang telah mengambil bukti keterlibatan Permaisuri.
Dia berlari, menyadari bahwa tindakannya malam ini telah mengaktifkan mode darurat di pihak Xiu Feng. Dia kini menjadi buronan yang hidup, tidak hanya di mata Permaisuri, tetapi juga di mata seluruh istana. Waktu yang tersisa baginya untuk bertindak semakin sempit. Jika dia gagal, selir Hong akan mati sia-sia, dan dirinya akan menghilang tanpa jejak. Dia harus mencari cara untuk mencapai Raja Long, dan dia harus melakukannya sebelum Permaisuri menutup semua pintu.
Keesokan harinya, kecurigaan Xiu Feng mencapai titik didih. Dia memerintahkan penyelidikan menyeluruh di Balai Kesehatan, dan ketika mereka menemukan laci yang terbuka serta dokumen yang hilang, Xiu Feng tahu bahwa seseorang telah membocorkan rahasianya. Tapi siapa? Dia meyakinkan dirinya sendiri, jika Xiao Ling sudah mati. Xiu Feng memutuskan untuk memajukan rencana pembunuhan selir Hong, memastikan Selir itu mati dalam waktu 48 jam, sebelum siapapun dapat berbicara kepada Raja Tien Long. Api dendam menyala....