Apa yang akan terjadi bila seorang pembunuh kejam dan seorang anggota pasukan khusus terlatih saling bertemu?
Seorang Predator yang berubah menjadi mangsa dan seorang mangsa yang berubah menjadi predator!
Karma berlaku saat penyiksaan kejam di balas dengan penyiksaan yang lebih kejam!
Rahasia gelap yang tersembunyi bertahun-tahun akan terkuak bila waktunya sudah tiba karena waktu mempunyai caranya sendiri untuk menutup dan membuka tabir kebenaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldy Monim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 : Sesuatu Yang Buruk
Setelah berdiri cukup lama di balik pohon pinus, beristirahat mengumpulkan energinya kembali, apapun resikonya nanti, Sofia sudah memutuskan untuk kembali ke kabin, mengambil Glock 19 milik Leo yang tertinggal disana, didalam kabinet tua, hanya itu senjata satu-satunya yang bisa ia pakai melindungi diri dari pria besar yang ingin menghabisi nyawanya saat ini, begitu pikir Sofia yang sedang dalam keadaan ngos-ngosan dan sedang berusaha memberanikan dirinya.
Tanpa ia sadari, Ia sudah berlari hampir sejauh 1 kilometer ke dalam hutan Pinus karena saking takutnya merasa seperti pria aneh bertubuh besar itu masih mengejarnya dari belakang. Ia sudah berada cukup jauh dari area danau saat ini.
Sofia baru akan melangkah mencari jalan kembali ke kabin, tiba-tiba suatu perasaan aneh muncul dalam dirinya, perasaan takut menggerogoti seluruh tubuhnya, kakinya gemetar tak terkendali, ia tersungkur tak berdaya, dan air mata keluar dari matanya tak terbendung lagi.
Sofia tersungkur dan menangis, dalam keadaan menyedihkan dan tak berdaya. Kejadian tadi yang hampir saja merenggut nyawanya, dan wajah mengerikan pria besar bak raksasa dengan mata kiri berwarna putih yang sudah tidak bisa melihat, seperti diputar kembali dalam memori kepalanya secara otomatis.
Ia terisak sambil teringat akan Leo, suaminya.
Kalau saja ada Leo tadi, mungkin ia bisa melumpuhkan pria besar aneh itu, ingat Sofia dalam keadaan menyesal dan tak berdaya.
Sofia mungkin wanita tangguh, tapi bagaimanapun juga ia tetap seorang wanita, dengan kejadian seperti tadi pagi di kabin, cukup membuat wanita tangguh sekalipun trauma berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Sofia sedang mengalami hal yang sama, ia trauma.
*****
Leo berlari sekencang dan secepat yang ia bisa untuk dapat sampai ke kabin tua itu, layaknya seorang pasukan militer, dengan wajah serius dan fokus tinggi ia terlihat begitu gesit dan cepat berlari di bawah pohon-pohon Pinus hingga ia keluar disisi barat danau Tenebris. Rupanya rute yang disarankan si pemburu, Alejandro membuat Leo dapat dengan cepat sampai ditujuannya, ketimbang mengikuti jalan awal yang ia susuri pagi tadi.
Menemukan danau, ia tahu bahwa ia sudah cukup dekat dengan kabin, ia dengan cepat mengenal jalan menuju ke kabin dan berlari mengikuti rute jalan setapak yang sudah ia kenal itu menuju ke arah kabin. Tidak butuh waktu lama bagi dia untuk sampai dikabin, meskipun jaraknya cukup jauh dari tempat kabin berada.
Begitu melihat kabin, ia langsung memanggil,
"Sofiaa...Soff..." Sambil mendekati tangga kabin dengan tergesa-gesa,
"Sofff.." panggil Leo.
Ia memegang gagang pintu kabin dengan kuat dan membukanya dengan agak kasar meskipun pintu kabin tidak dikunci.
"Sof.." panggilnya, begitu pintu kabin terbuka.
Tidak nampak Sofia didalam kabin.
"Sofiaa..", panggilnya dengan suara yang lebih kuat dari sebelumnya, sambil berjalan cepat mengitari kabin dengan mencari keberadaan Sofia dilingkungan sekitar kabin itu.
"Sofiaaa..sayanggg." ,Teriaknya makin kencang.
"Sofiaaaa", Leo terus berteriak memanggil nama istrinya, Sofia, tapi tetap tidak ada balasan dari Sofia, hanya terdengar suaranya sendiri yang menggema dibalik pepohonan Pinus yang menjulang tinggi.
Leo berdiri dibagian belakang kabin, dengan wajah khawatir dan nafas agak tersengal.
Leo sadar, ada yang tidak beres disini, sesuatu mungkin telah terjadi kepada Sofia dan itu bukan sesuatu yang baik, pikir Leo.
Skenario buruk yang sempat terlintas dikepalanya waktu bersama Alejandro ditepi sungai saat itu mungkin telah terjadi saat ini, Sofia telah diculik atau lebih buruknya lagi, Sofia telah dibunuh. Begitu pikir Leo.
Leo dengan cepat kembali masuk kedalam kabin, berharap menemukan petunjuk didalam kabin tersebut.
Begitu memperhatikan seisi kabin dengan saksama, ia sadar backpack Sofia beserta sepatu bootnya tidak ada disana. Mungkin Sofia telah masuk kedalam hutan Pinus mencari dirinya. Pikir Leo, positif, sehingga membuat ia agak tenang.
Leo pergi membuka kabinet tua itu, ia menemukan bahwa Glock 19 miliknya masih tertinggal disana. Ia membuka magazen dari bagian bawah grip pistol tersebut memeriksa peluru 9x19mm parabelum berjumlah 15 butir yang ternyata masih ada dalam magazen, dan belum digunakan. Memasukan kembali magazen kedalam grip pistol tersebut dan Ia menyelipkan pistol dengan ukuran 174mm tersebut dibagian belakang celana trekingnya dan berjalan menuju teras depan. Ia bertekad akan mencari dimana keberadaan Sofia dan apa yang sebenarnya sedang terjadi padanya.
Leo baru akan melangkah pergi saat fokusnya teralihkan ke dinding kayu pinus dekat pintu kabin, bekas kapak tertancap dengan tanggangan sebesar 10 centimeter didinding itu membuat Leo sadar, tanggangan seperti itu adalah bekas tertancapnya benda tajam, dan ia juga tahu bahwa sebelumnya tidak ada tanggangan sepanjang itu disana. Tanggangan sebesar 10centimeter itu dibuat hari ini. Tapi siapa yang membuat tanggangan sepanjang 10centimeter itu masih menjadi misteri bagi Leo.
Leo tahu betul sesuatu yang buruk sudah terjadi. Mungkin istrinya sudah diserang orang tak dikenal, pikir Leo.
