NovelToon NovelToon
Malam Hangat Berselimut Cinta

Malam Hangat Berselimut Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cintapertama
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Herka Rizwan

Aini mengira kedatangan keluarga Julian hendak melamarnya. namun ternyata, mereka malah melamar Sakira, adik satu ayah yang baru ia ketahui kemudian hari. padahal sebelumnya, Julian berjanji akan menikahinya. ternyata itu hanya tipuan untuk memanfaatkan kebaikan Aini.
Tidak sampai disitu, ayahnya malah memaksa untuk menjodohkan Aini dengan duda yang sering kawin cerai.
karena kecewa, Aini malah pergi bersenang-senang bersama temannya dan menghabiskan malam dengan lelaki asing. bahkan sampai hamil.
Lantas, bagaimana nasib Aini. apakah lelaki itu mau bertanggung jawab atau dia malah menerima pinangan dari pria yang hendak dijodohkan dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herka Rizwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Tubuh Aini bergetar hebat, dia syok mendapati Pak Danang yang nyaris menculiknya. Dia merutuki dirinya, karena teledor.

"Ai, kamu gak papa kan?" tanya Arjun cemas. "Siapa pria tadi. Apa yang terjadi sebenarnya?"

"Dia...pria yang hendak dijodohkan sama aku. Namanya Pak Danang," jawab Aini pelan.

"Kamu minum dulu ya. Sekarang kamu tenang, gak kan ada yang bakal gangguin kamu lagi!" kata Arjun memberikan air mineral dalam botol.

Namun, tatapan Aini sedikit curiga. Arjun akhirnya tersadar, kalau gadis yang dikaguminya itu mengira ada sesuatu di dalam air tersebut.

"Ai, ini minuman baru. Segelnya aja masih belum terbuka," kata Arjun terkekeh.

Akhirnya, Aini percaya. Lagi pula, Arjun adalah bosnya. Selain itu, mereka sudah menghabiskan malam pertama berdua.

"Terima kasih banyak, Pak. Maaf, kalau saya masih memiliki trauma."

"Saya paham. Kalau di luar kantor, kamu panggil saja saya nama saya langsung."

"Iya, Pak. Uhm, maksudnya Arjun!"

Suasana sudah lebih tenang. Meski tatapan Aini masih terlihat kosong. Ada kecemasan di dalam dirinya.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan setelah ini?" tanya Arjun setelah Aini menghabiskan hampir setengah botol air mineral.

"Saya masih bingung, Jun. Jujur, niat saya hanya ingin meminta Pak Danang supaya bisa memberikan sedikit kelonggaran masalah hutang ayah saya. Tapi, gak nyangka. Kalau dia bakal berbuat seperti itu," sesal Aini.

"Ya, kamu benar. Manusia memang terkadang masih memiliki pikiran baik. Tapi, seharusnya kamu bisa menolak kalau kamu memang tidak menginginkan perjodohan ini."

"Saya sudah menolak. Tapi, ibu tiri ku mengancam. Akan menjual semua barang peninggalan almarhum ibu kandung ku. Tentu saja aku tidak mau. Karena itu semua adalah kerja keras Ibuku."

Arjun terdiam, memperhatikan wajah Aini yang nampak pucat. Pasti saat ini, gadis itu belum bisa menghilangkan rasa ketakutannya.

"Apa kamu masih mau menerima tawaran ku. Kalau kamu memang tertarik, aku bersedia membantu kamu."

"Maksudnya, jadi pacar pura-pura kamu?"

Kepala Arjun mengangguk. 'Jangankan pacar pura-pura, Ai. Pacar sungguhan aku juga mau,' batinnya.

"Ya, baiklah. Saya bersedia. Cuma..."

"Cuma apa?"

"Kamu gak boleh bertindak keterlaluan. Jangan mencium ataupun menyentuh kelewat batas, paham?"

"Ah, cuma itu. Baiklah, apa ada syarat yang lain?"

"Untuk sementara itu saja dulu. Aku harap, hubungan kita hanya sebatas pura-pura saja. Dan jangan sampai ada yang tahu, tentang hal ini."

"Tentu saja. Sekarang, kamu mau kemana?"

"Pulang ke rumah. Mengambil barang-barang peninggalan almarhum ibuku. Mulai sekarang aku harus mengamankan semuanya."

"Lalu, kamu akan tinggal di mana?"

"Aku akan mencari rumah kontrakan. Yang penting, keluarga ku jangan sampai tau."

"Perlu bantuan ku? kebetulan aku punya rumah lama peninggalan orang tuaku. Daripada kosong, lebih baik kamu tinggal di sana saja."

"Serius?"

"Hm, kamu kan pacar aku, Aini. Apapun akan aku lakukan untuk orang yang aku cintai."

"Ingat, Jun. Kita hanya pura-pura saja. Jangan sampai kamu memiliki rasa cinta terhadap aku."

"Memangnya kenapa, Ai. Apakah aku gak pantas buat kamu?"

"Justru sebaliknya, saya yang gak pantas buat kamu. Dunia kita berbeda, Jun. Saya ini tak punya apa-apa untuk kamu banggakan!"

Ucapan Aini membuat Arjun sedih. Tapi di dalam hatinya, dia masih berusaha untuk bisa mendapatkan hati Aini.

***

"Aini! Kenapa kamu tidak ikut dengan Pak Danang. Sekarang, tangan Pak Danang patah gara-gara kamu. Dan beliau juga meminta ganti rugi sama kami!" teriak Siska kesal, di saat Aini menemuinya di rumah sakit.

"Itu adalah hal yang pantas ia dapatkan. Asalkan ibu tau, aku ketemu Pak Danang bukan ingin berkencan, melainkan untuk bernegosiasi masalah hutang yang kalian timbulkan."

"Semua itu sudah dinegosiasikan. Asalkan kamu bersedia menikah sama Pak Danang, hutang ayahmu akan lunas."

"Sudah aku bilang, aku gak mau. Apalagi, aku sekarang sudah punya pacar baru. Arjun, masuk sayang!"

Panggilan itu terdengar mesra. Andaikan itu adalah ungkapan yang sesungguhnya dari Aini, maka alangkah bahagianya hati Arjun.

Tatapan Siska dan Barata terbeliak. Manakala menyaksikan seorang pria gagah nan tampan masuk ke dalam ruangan rawat Barata. Antara tak percaya, karena sosok ini jauh melampaui Julian.

"Perkenalkan, ini pacarku yang baru. Namanya Arjun. Asalkan kalian tahu, dialah yang sudah mematahkan tangan kurang ajarnya Pak Danang."

Sorot mata Siska nampak tajam. Ada semacam kebencian yang berkobar. Karena tak menyukai, kalau Aini mendapatkan kekasih baru yang lebih segalanya dari Julian.

"Ternyata kamu ya biang keroknya. Kenapa kamu berani menghancurkan perjodohan Aini?" Siska menampakkan kemarahannya.

"Karena Aini lebih pantas dengan saya.Saya lebih muda, lebih segar. Dibandingkan dengan pria tua bangka itu. Dia sudah berani menyentuh Aini. Beruntung, saya hanya mematahkan tangannya saja. Seharusnya, seluruh tubuhnya harus dipatahkan. Supaya tak bisa lagi, memaksa daun muda untuk mengikuti hawa nafsunya!"

"Kurang ajar! Dia itu pria kaya, meskipun dia tua. Memangnya kamu siapa, hah? Apa yang kamu bisa berikan untuk putri saya?" teriak Barata.

"Saya bisa memberikan apa saja untuk Aini."

"Ayah, sebaiknya ayah tak usah teriak. Meski Arjun bisa memberikan apa saja untukku, tapi ayah tak usah berharap banyak. Karena setelah ini, aku akan pindah dari rumah. Dan masalah hutang pembayaran operasi, aku akan menyelesaikannya. Anggap itu adalah balas budiku terhadap Ayah."

"Tidak bisa begitu, Aini. Sakira sebentar lagi akan menikah. Dan ibu sudah mengambil uang dari Pak Danang, untuk biaya resepsinya nanti," ujar Siska seperti tidak terima dengan perkataan Aini.

"Itu bukan urusan ku! Sakira bukanlah saudariku. Meski kami satu ayah, aku takkan pernah mengakuinya."

"Jangan sombong, Aini. Kalau kamu tak mau mendengarkan permintaan ibu, maka..."

"Maka ibu akan menjual semua barang-barang peninggalan almarhum ibuku, begitu. Jangan khawatir, semua barang itu sudah aku pindahkan ke rumah baruku. Ibu tak bisa lagi mengancam aku, Bu!"

"Ya, baiklah. Tapi, jangan berharap kalau ayahmu akan hadir di pernikahan kalian nanti."

"Tak masalah! Aku masih bisa menikah dengan cara lain. Baiklah, Ayah. Aku sudah selesai bicara. Sekarang aku mau pulang ke rumah baruku!"

Aini pun bangkit, meski ada rasa sakit dihatinya. Selama ini, tak ada sedikitpun perhatian yang ditunjukkan oleh Barata untuknya. Seolah dia bukanlah anak kandungnya.

"Berhenti, Aini. Kamu jangan mencoba untuk membantah Ayah. Sekali saja kamu melewati pintu itu, maka Ayah tidak akan menganggap kamu sebagai putri kandung Ayah lagi!" seru Barata mengancam.

Aini memutar tubuhnya, menyunggingkan senyum kepahitan. Bahkan di saat dia sudah berbaik hati untuk membayar semua biaya operasi ayahnya, sikap Barata masih saja keras kepala.

"Jika itu memang membuat Ayah bahagia, maka aku akan menurutinya. Silahkan saja, ikuti apapun perkataan Istri kesayangan ayah ini!"

Selanjutnya, Aini sengaja menggandeng Arjun. Siska berlari, sengaja menahan Aini.

"Kamu gak bisa pergi begitu saja, Aini. Berikan kami uang sekarang juga!"

"Saya udah gak punya uang, Bu. Sebaiknya ibu minta sama Julian saja. Bukannya dia juga orang kaya?"

"Gak bisa! Kamu harus bayar ganti rugi selama kamu tinggal dengan kami selama ini!"

"Bu, jangan coba memaksa pacar saya. Atau ibu mau, nasib ibu sama dengan Pak Danang?" gertak Arjun serius.

Pria itu memanggil salah satu pengawalnya. Melihat sosok besar itu, seketika nyali Siska pun ciut. Namun dia masih sempat memberikan ancaman buat Aini.

"Tunggu saja, Aini. Cepat atau lambat, kamu pasti akan menyesal karena sudah berbuat seperti ini," kecamnya sembari kembali menemani Barata.

bersambung...

1
Wayan Sucani
lanjut thor
Aiza Zayn: terima kasih udah mampir 🙏
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
✨Wyn한✨
Mantap jiwa!
Ánh sáng
Aku suka banget sama karakter-karakternya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!