Seorang pemuda yang di tolak cintanya dengan kejam oleh seorang gadis cantik. Tiba tiba di datangi seorang gadis cantik dan merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amora.
Karakter Amora.
Bagian 7.
Wang Lee memandang Ibunya, kemudian bangkit berdiri dari kursi dan mengerakkan kaki dan tangannya bebas.
Ibunya tercengang melihat wajah Anaknya yang lain dari biasanya, dengan rasa penasaran dan ingin tau Wang Yihan menaikkan kaos Wang Lee.
Terlihatlah kulitnya yang putih bersih mulus tidak ada bekas lagi, Wang Yihan tercengang dan menutup mulutnya seakan tidak percaya.
Wang Lee terbahak bahak dan kembali ke kursinya. Ibunya memandangi Wang Lee tak berkedip.
"Sudahlah, jangan Ibu khawatirkan lagi yang jelas aku sudah sembuh" Ujar Wang Lee yang mulutnya penuh dengan makanan.
Kembali kekamarnya, setelah selesai makan. Wang Lee mengambil handphonenya membuka halaman geogle.
"Alien..."
Wang Lee mengetik kan kata itu, lalu muncul banyak bentuk aneh dengan mata yang besar.
Dia menggelengkan kepalanya, setelah mencari di banyak web, semua gambar yang di dapatkannya sangat berbeda dengan gadis aneh itu.
Putus asa Wang Lee meletakkan ponselnya, dia duduk di kursi belajar menatap ke langit lewat jendela kamarnya.
Kedua tangannya menyilang di belakang kepalanya, Wang Lee memikirkan banyak hal, Namun tidak memiliki satu pun kesimpulan apapun untuk pemikiran pemikiran itu.
Matanya terpejam ketika ia mendengar seseorang memanggilnya, ia menoleh kearah pintu kamarnya, menajamkan pendengarannya kalau kalau Ibunya yang memanggil.
Wang Lee...
Wang Lee terperanjak. Suara itu jelas sekarang, tetapi bukan di telinganya, tapi di kepalanya.
Wang Lee merinding, dengan waspada ia menoleh kearah pintu.
"Apakah gadis aneh itu terbangun?" Batinnya bertanya.
Bangkit berdiri dan melihat ke atas tempat tidur, benar. Gadis aneh itu menatap kearahnya tak berkedip, ia duduk di pinggir tempat tidur.
Pakaiannya berbeda dari pertama dia lihat, gadis itu sekarang memakai gaun panjang yang sangat serasi dengan bentuk tubuh dan kecantikannya.
"Kakak...Kamu sudah bangun?" Wang Lee bertanya dengan hati hati sambil menatap kearah gadis aneh tersebut.
Gadis itu hanya diam saja dan terus menatapnya.
"Terimakasih!"
Tiba tiba suara lembut muncul di dalam kepalanya.
Wang Lee kaget, gadis aneh itu bicara kepadanya melalui pikirannya. Dia bahkan tidak melihat bibir gadis itu bergerak.
"Siapa kamu?" Wang Lee memberanikan dirinya bertanya.
"Amora...!"
Di kepalanya muncul lagi suara.
"Amora...Namamu, Amora?" Tanya Wang Lee gugup.
Gadis itu tetap diam sambil terus menatap mata Wang Lee.
Namun, tiba tiba gadis itu bangkit berdiri, ia berjalan mendekat, langkah kakinya tidak lambat dan tidak juga tidak cepat, ia mengulurkan tangannya.
Ujung jarinya menyentuh dahi Wang Lee dan dalam sepersekian detik ujung jari menempel diantara alis mata Wang Lee.
Wang Lee tidak sempat bereaksi ketika hawa sejuk memasuki kepalanya, hawa dingin itu terasa berputar di dalam otaknya.
Ia merasa tidak nyaman, juga bukan perasaan yang di sukainya. Beberapa saat kemudian Amora menarik telunjuknya lagi, Rasa tidak di kepala Wang Lee langsung hilang.
"Wang Lee...!" Tiba tiba mulut Amora bergerak dan mengucapkan namanya.
"Apa kabar?" Ia berkata lagi, Namun raut wajahnya datar.
Wang Lee waspada dan bertanya. "Apa yang kamu lakukan barusan?"
"Aku mengambil ingatanmu dalam kepalamu" Jawab Amora sambil terus memandangi Wang Lee dengan mata birunya.
Wang Lee terperangah, ingatan bisa di ambil?
"Bahasamu, pengetahuanmu, pengalaman hidup mu, semua pengalaman dalam kepalamu!" Jawab Amora.
"Ahhh....!"
Muka Wang Lee merah padam, tidak sedikit hal yang bahkan sangat memalukan di dalam hidupnya dan Amora mengambil semuanya?
"TT...Tetapi aku tidak kehilangan ingatanku bukan?" Wang Lee perlahan mundur ketakutan.
Amora masih menatap nya.
"Hanya dicopy saja!"
"Dari mana asalmu?"
'Tempat yang sangat jauh" Jawab Amora pelan.
"Siapa kamu sebenarnya?"
"Amora...!"
"Arghh... Wang Lee prestasi"
"Apakah kamu bahkan manusia?" Wang Lee bertanya lagi.
Amora mengedipkan matanya, terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Semacam itu!" Jawabnya.
Amora membalikkan tubuhnya, lalu memandangi beberapa tempat, seperti menemukan sesuatu. Ia menggerakkan kubus yang ada di tangannya.
Sebuah sinar cahaya menembak dari bola tersebut. Terdengar suara berdengung dan sebuah pintu lorong yang kali ini sangat terang tidak seperti tempo hari muncul kembali.
Semakin lama semakin membesar, setelah lingkarannya cukup untuk memasuki dua orang. Amora langsung masuk kedalamnya.
"Ikut aku, kita harus pindah!" Seru Amora.
Amora merasa was was, Namun rasa ingin tahunya begitu besar. Menguatkan tekadnya, ia pun melangkah masuk.
Ruangan terasa berputar dan Wang Lee merasa tubuhnya melayang dalam sebuah lorong yang terang benderang.
Spontan Wang Lee berteriak dengan kencang, Namun beberapa detik kemudian, ruangan kembali tenang dan stabil.
Tiba tiba tubuhnya seperti di lemparkan kesebuah ruangan, sebelum ia menyadari situasinya. Kakinya menjejakkan lantai yang keras.
Wang Lee terduduk mengamati sekelingnya, ia berada di sebuah ruangan seperti sebuah aula besar, berlantai marmer dengan bentuk lingkaran yang sangat luas.
"Tempat apa ini?" Ia bertanya dalam hatinya.
Kemudian Wang Lee bangkit berdiri, Namun alangkah kagetnya ia ketika merasakan tubuhnya begitu berat untuk di angkat.
Amora berdiri tidak begitu jauh, memperhatikannya dengan mata birunya yang lembut.
Susah payah Wang Lee akhirnya bisa bangkit berdiri, tetapi kakinya gemetar menahan tubuhnya, seolah olah di tekan oleh suatu energi yang yang tidak terlihat.
"Kenapa tubuhku berat sekali?" Wang Lee geram sekali berusaha mempertahankan sikap tegak tubuhnya.
"Gaya gravitasi di sini seratus kali lipat dari duniamu" Ucap Amora kepada Wang Lee.
"Dan tempat ini adalah?" Wang Lee bertanya ingin tahu.
"Ruang dimensi" Jawab Amora.
"Makhluk apa itu?"
"HM..!"
Amora menatap Wang Lee dengan tatapan tajam, kemudian dia menjawab.
"Sebut saja ini sama seperti kamarmu" Amora menjelaskan.
Wang Lee bingung, ini sama sekali tidak mirip dengan kamar.
""Apakah kamu datang dari sini?" Tanya Wang Lee lagi.
Teringat dengan tangan seperti hantu, Wang Lee celingukan kesana kemari dengan cemas.
"Tidak, ini sebuah dimensi yang bisa di buat dan bisa di bawa kemana mana. Tempatku berasal adalah tempat yang sangat jauh dan butuh banyak usaha untuk menemukan pintu ruang teleportasi untuk sampai kesana" Kata Amora.
"Jadi hantu yang mengejarnya mu bukan berasal dari dunia ini?" Wang Lee bertanya lagi dengan ekpresi khawatir.
Amora menggelengkan kepalanya, melihat ini Wang Lee agak lega. Perlahan ia mencoba melangkahkan kakinya, Namun rasanya begitu berat.
Butuh berkali kali upaya baginya untuk melangkah satu langkah saja.
"Kenapa tempat ini begitu menyiksa?" Tanya Wang Lee membatin. Kemudian ia bertanya lagi pada Amora.
"Kenapa kamu tidak mau menjelaskan saja dari mana asalmu dan siapa dirimu, Amora..?"
Wang Lee terus mengajaknya bicara, selain meredakan ketegangannya, ia benar benar sangat penasaran.
"Nanti kamu akan tau sendiri" Jawab Amora Singkat.
"Nanti! Apa kamu berencana untuk tinggal di sini?" Tanya Wang Lee sambil mencoba melangkah lagi.
Amora menatapnya, ada kilatan aneh di matanya, Namun dia tidak menjawab pertanyaan Wang Lee.
Bagian 8. Bersambung.
lah siapa tuh cewek dalam bayangan wong lee itu ya