NovelToon NovelToon
My Husband, The Mysterious Casanova

My Husband, The Mysterious Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Myra Eldane

Lovy Crisela Luwiys—gadis ceplas-ceplos yang dijuluki Cegil—dipaksa menikah dengan Adrian Kaelith Evander, pewaris dingin sekaligus Casanova kelas kakap.

Bagi Lovy, ini bencana. Wasiat Neneknya jelas: menikah atau kehilangan segalanya. Bagi Kael, hanya kewajiban keluarga. Namun di balik tatapan dinginnya, tersimpan rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan siapa saja.

Niat Lovy membuat Kael ilfil justru berbalik arah. Sedikit demi sedikit, ia malah jatuh pada pesona pria yang katanya punya dua puluh lima mantan. Casanova sejati—atau sekadar topeng?

Di tengah intrik keluarga Evander, Lovy harus memilih: bertahan dengan keanehannya, atau tenggelam di dunia Kael yang berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myra Eldane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menuju Pesta

Cahaya pagi menembus jendela besar kamar Lovy, memantul di lantai marmer, membuat seluruh ruangan tampak seperti lukisan mahal. Tirai tipis berayun pelan ditiup angin pagi, membawa aroma samar bunga mawar dari taman mansion. Untuk sesaat, semuanya tampak tenang, hampir menenangkan.

Tapi tidak untuk Lovy.

Di depan meja rias, Lovy berdiri dengan wajah serius—pemandangan yang jarang sekali terjadi untuk gadis yang biasanya cerewet dan ceplas-ceplos. Tangannya memegang pipi, wajahnya nyaris menempel di cermin bundar.

"Ini senyum ramah…" ia menarik bibirnya, menunjukkan deretan gigi putihnya. "Hmm… nggak deh, ini kayak mau jual asuransi ke tetangga," desahnya, memiringkan kepala dengan putus asa. "Oke, Lovy, tenang. Jangan sampai senyummu bikin orang kabur," pikirnya.

Ia coba lagi, kali ini menurunkan sedikit dagu. Bibirnya mengembang, matanya ia paksa untuk berbinar. "Ini senyum calon menantu baik." Lalu ia berhenti, memicingkan mata. "Bagus sih… tapi kenapa rasanya kayak senyum pura-pura di acara reuni?"

Ia menatap dirinya sendiri. Rambutnya masih setengah berantakan, wajahnya polos tanpa makeup. Tapi di sudut kamar, gaun merah wine menggantung anggun, seperti menunggu untuk dikenakan—dan hanya melihatnya saja bikin perut Lovy terasa mual.

"Hadeh Lovy, kamu bukan audisi Miss Universe…" gumamnya, menarik napas panjang. "Tapi… kalau salah senyum, bisa-bisa aku hilang dari dunia ini." "Oke, fokus. Ini bukan cuma soal senyum. Ini soal bertahan hidup," batinnya.

Ia menoleh ke arah gaun merah itu lagi, menelan ludah. Gaun itu berkilau di bawah cahaya matahari, warnanya pekat, hampir intimidatif. Dan tiba-tiba Lovy sadar—malam ini bukan cuma pesta. Ini mungkin malam di mana hidupnya berubah. "Gaun ini kayak simbol. Simbol bahaya. Atau mungkin… simbol kesempatan?"

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamar terbuka tanpa menunggu jawaban. Samuel masuk, aroma kopi hitam ikut masuk bersamanya.

"Lovy? Kamu ngomong sama cermin?" suaranya datar, tapi alisnya terangkat, jelas-jelas heran.

Lovy hampir melompat. "Samuel! Eh Kakak! Jangan asal masuk! Aku lagi… hmm… mental preparation!"

Samuel berjalan mendekat, menatap Lovy lama dari ujung kepala sampai kaki. Pandangannya penuh tanda tanya. "Mental preparation? Atau kamu kerasukan putri kerajaan? Kok tiba-tiba kamu sopan banget dari kemarin malam. Biasanya kamu udah komentar tentang seprai mansion ini mirip awan atau minta wifi password."

Lovy mengibaskan tangan. "Aku cuma… hmm… belajar jadi versi terbaikku. Aku kan harus tampil oke buat keluarga Evander."

Samuel menyipitkan mata, menatap Lovy seolah sedang membaca pikiran gadis itu. "Aneh. Biasanya kamu nggak peduli sama pendapat orang. Apa kamu sembunyiin sesuatu?"

Lovy buru-buru menoleh ke cermin, pura-pura fokus pada wajahnya sendiri. "Enggak! Aku cuma… udah dewasa."

"Semoga dia nggak curiga. Semoga dia nggak tahu apa-apa yang sudah kulihat," batinnya.

Samuel mendekat, menepuk bahunya. Suaranya pelan tapi jelas. "Lov, aku ini kakak sepupumu. Aku hafal semua akal bulusmu. Kalau kamu tiba-tiba manis banget, pasti ada yang kamu takutin."

Lovy menghela napas panjang, tatapannya turun ke lantai marmer yang dingin. "Ya… mungkin. Aku cuma… ya tau lah. Keluarga Evander ini kayak misterius gitu. Aku takut salah ngomong."

Samuel tertawa kecil, meneguk kopinya dengan santai. "Santai aja. Mereka bukan monster."

Lovy menggumam, hampir tak terdengar. "Belum tentu…"

****

Sore menjelang malam.

Suara hak sepatu tipis terdengar mendekat, ritmenya cepat dan penuh wibawa. Stella masuk—stylist pribadi Kael. Penampilannya seperti general perang yang baru turun ke medan, membawa clipboard seperti senjata.

"Nona Lovy, waktunya transformasi," katanya datar tapi dengan nada yang tidak memberi ruang untuk debat.

Dua asisten masuk di belakangnya—satu membawa koper makeup sebesar koper liburan, satunya lagi membawa gantungan berisi gaun-gaun cadangan.

Lovy melotot. "Transformasi? Aku manusia biasa loh, bukan karakter anime." "Ya Tuhan, apa aku bakal jadi cyborg?"

Tapi protesnya hanya sampai di situ. Dua asisten Stella langsung menariknya ke kursi rias.

"Ini taruh hair spray… jangan gerak!"

"Aduh kak! Rasanya kepalaku dibeton!"

"Corset-nya, tarik—"

"AWW! Aku bisa nafas nggak sih?!"

Samuel bersandar di pintu, menyeruput kopi dengan santai. Matanya jelas-jelas menahan tawa melihat sepupunya ditarik-tarik seperti adonan roti.

Lovy menatap Samuel lewat cermin, wajahnya meringis. "Jangan cuma nonton! Tolongin aku!"

Samuel mengangkat bahu. "Kamu sendiri yang bilang mau tampil elegan. Ini konsekuensinya."

Lovy mendengus, tapi diam-diam ia suka hasilnya. Rambutnya disanggul rapi, beberapa helai tipis menjuntai, membingkai wajahnya. Kulitnya tampak berkilau, makeup-nya ringan tapi sempurna. Dan akhirnya, gaun merah wine itu dipakaikan—menyatu dengan tubuhnya seperti dibuat khusus hanya untuk ia.

Stella melangkah mundur, memandangi Lovy seperti seniman menatap lukisan masterpiece-nya. "Sempurna."

Lovy menatap cermin—dan ia hampir tak mengenali dirinya sendiri. "Ini… bukan aku. Tapi siapa?"

Sementara itu, di luar mansion, suasana berubah drastis. Dari jendela kamarnya, Lovy melihat mobil-mobil mewah datang satu per satu—Rolls Royce, Bentley, bahkan mobil sport hitam dengan body mengilap.

Para pria berbaju hitam yang kemarin ia lihat? Jumlahnya kini dua kali lipat. Mereka berbaris, berkoordinasi lewat earpiece, wajahnya tetap kaku. Anehnya, pistol yang kemarin Lovy sempat lihat di pinggang mereka… kini menghilang. Tapi entah kenapa, justru itu membuat mereka terasa lebih mengintimidasi — seperti "berusaha terlihat ramah," tapi aura bahaya tetap menempel di kulit mereka.

Lovy menatap mereka lama. Degup jantungnya Makin cepat. Ia berbisik pada dirinya sendiri, "Oke Lovy… senyum aja. Senyum. Jangan kepo. Jangan ceplas-ceplos."

"Mereka kayak tentara. Siap berperang. Tapi perangnya buat apa?"

Suara langkah sepatu yang tenang dan pasti terdengar di koridor. Kael muncul.

Lovy yang sedang berdiri di ruang tengah sempat terdiam. Dengan tuxedo hitam, dasi kupu-kupu rapi, dan rambut sedikit lembap, Kael seperti keluar dari poster majalah. Ada aura dingin tapi memikat yang membuat Lovy tanpa sadar menahan napas. "Gantengnya nggak manusiawi. Tapi dinginnya juga nggak manusiawi," pikirnya.

Tatapannya jatuh pada Lovy. Mata itu meneliti dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Kamu siap?" suaranya datar tapi dalam, seperti pertanyaan yang punya banyak arti.

Lovy mengangguk cepat, terlalu cepat. "Siap."

Kael mendekat, jaraknya hanya beberapa langkah. Suaranya menurun, lebih pelan, lebih berat.

"Ingat, malam ini jangan tanya hal-hal yang tidak perlu. Dan kalau ada yang tanya… jawab seperlunya."

Kata-kata itu masuk seperti instruksi operasi militer. Lovy menelan ludah. "Kenapa ngomongnya kayak briefing agen rahasia sebelum misi?"

"Misi? Misi apa? Apa aku jadi agen rahasia dadakan?"

Kael hanya diam, tatapannya tetap menusuk. Dan entah kenapa, keheningan itu membuat Lovy makin gugup.

Samuel muncul tak lama kemudian, mengenakan setelan abu-abu yang membuatnya terlihat seperti model iklan jam tangan. Ia melirik adiknya.

"Aku bangga sama kamu yang bisa bersikap kalem begini tanpa drama, Lov. Tapi jujur, aku merinding liat kamu elegan begini. Kamu kayak Lovy… tapi versi upgrade."

Lovy pura-pura percaya diri, mengangkat dagunya. "Yah, beginilah calon menantu keluarga Evander."

Samuel menyipitkan mata. Tatapannya tajam, nyaris menduga sesuatu. "Aku makin yakin kamu sembunyiin sesuatu."

Lovy buru-buru mengalihkan pandangan ke vas bunga. "Nggak ah! Aku cuma… nervous." "Semoga dia nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang sudah aku liat. Semoga malam ini cepat berlalu," doanya dalam hati.

****

Malam akhirnya datang.

Musik klasik pelan mulai terdengar dari aula bagian timur Mansion Evander. Cahaya lampu kristal menggantung di atas, memantulkan kilau ke seluruh dinding. Para tamu mulai berdatangan—suara mobil berhenti di gerbang, langkah-langkah sepatu mahal, bisikan dalam bahasa asing.

Lovy berdiri di depan pintu besar mansion. Full dress up. Gaun merah wine itu membalut tubuhnya, perhiasan elegan menghiasi leher dan telinganya, heels mengkilap di kakinya.

Tangannya dingin. Napasnya berat. Jantungnya berdetak kencang sampai terasa di tenggorokan.

"Lovy Crisela Luwiys," ia bicara ke dirinya sendiri, nyaris berbisik, "Kamu bisa. Jangan konyol. Jangan bikin malu keluarga."

"Oke, Lovy. Ini saatnya. Jangan sampai ketahuan melihat sesuatu yang tidak seharusnya. Jangan sampai salah langkah. Ini hidupmu. Jangan biarkan mereka mengambilnya," batinnya berteriak.

Dari balik pintu, suara tamu-tamu pertama terdengar samar—tawa pelan, percakapan formal, suara gelas beradu.

Lalu, handle pintu besar itu mulai bergerak.

Lovy menarik napas dalam-dalam.

Pintu terbuka.

Dan pesta keluarga Evander… akhirnya dimulai.

.

.

.

1
Rihana
buset kaya bener 🤣🤣🤣
Rihana
seret bang muel adek mu itu 🤣
Rihana
kenapa yah yang baca kurang, padahal tulisannya bagus, rapi, sesuai peubi, typonya gak banyak, pokoknya bagus lah. dan updatenya juga rutin. aku suka banget, smoga makin banyak yang baca yah kak 🩷
Rihana
ini karakter lovy, cegil bucin 😭😭😭
Rihana
gak berasa udah sampai sini wkwk... penasaran. aku lanjut duluu. alurnya menarik
Rihana
awal yang menarik
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
aku udah kirim satu kopi yah, biar gak ngantuk thor
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
Si lovy gak nyangka sekeren ini tapi si kael kenapa yah perginya. aduhhh kasian banget di tinggal di hari pernikahan😭
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
up kak
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
Satpam😭 GGS INI MAH (ganteng ganteng satpam)/Drool/
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
nemu sampah di mana sih lovy 😭 kok bisa pacaran 8 tahun woy kayak kredit rumah
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
akhirnya putus, lagian kok sanggup sih pacaran 8 tahun?
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
syukur deh samuel. seret aja tuh lovy, dari pada makin akut bucinnya
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
bucin akut wehhh😭
Saidil M🍇
gilas banget bisa ngasi hadiah segitunya si donovan. berartu dia udah mempelajari kesukaan lovy aka targetnya? keren sih, suka banget kakak penulisnya creazy up terus.... jadi maraton bacanyaaa enak bangettt 😍😍😍 lanjut kak
Saidil M🍇
meskipun terlambat, kuucapkan selamat atas pernikahanmu lovy dan kael 😍 sekarang aku maratoon bacanya
Saidil M🍇
terharu gueee makk😭
Saidil M🍇
syegi ini jadi sahabat asik banget. bisa nyairin suasana woy.... mau sahabat kayak dia😭
Saidil M🍇
hahahaha mau ciuman gak jadi 🤣🤣🤣
Saidil M🍇
barang bawaan syegi astaga😭 inj orang gue kira kalem di awal. ternyata kalem kalem sama aja kayak lovy, pantesan sahabatan 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!