NovelToon NovelToon
World Of Cyberpunk: Neo-Kyoto

World Of Cyberpunk: Neo-Kyoto

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Perperangan / Robot AI
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Langit Neo-Kyoto malam itu selalu sama: kabut asam bercampur polusi elektronik yang membuat bulan tampak seperti koin usang. Hujan buatan yang beraroma logam membasahi jalanan, memantulkan cahaya neon raksasa dari papan reklame yang tak pernah padam. Di tengah kekacauan visual itu, sosoknya berdiri tegak di atap gedung tertinggi, siluetnya menentang badai.

Kaelen. Bukan nama asli, tapi nama yang ia pilih ketika meninggalkan masa lalunya. Kaelen mengenakan trench coat panjang yang terbuat dari serat karbon, menutupi armor tipis yang terpasang di tubuhnya. Rambut peraknya basah kuyup, menempel di dahi, dan matanya memancarkan kilatan biru neon yang aneh. Itu adalah mata buatan, hadiah dari seorang ahli bedah siber yang terlalu murah hati. Di punggungnya, terikat sebuah pedang besar. Bukan pedang biasa, melainkan Katana Jiwa, pedang legendaris yang konon bisa memotong apa saja, baik materi maupun energi.

WORLD OF CYBERPUNK: NEO-KYOTO

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Markas di Bawah Gedung Korporasi

Namun, pertahanan mereka jauh lebih kuat. Kaelen bergerak secepat kilat, menghindari setiap serangan yang datang. Ia memotong senapan-senapan musuh dengan Katana Jiwa-nya, dan setiap ayunan pedangnya melumpuhkan beberapa musuh sekaligus.

Sementara itu, Anya menciptakan perisai energi dengan Palu Perusaknya. Perisai itu mampu menahan ledakan granat dan tembakan laser. Ia juga mampu melepaskan gelombang kejut energi yang membuat musuh-musuh di sekitarnya terlempar.

Sora, yang paling cerdas, menggunakan pengetahuannya tentang markas mereka. Ia memanipulasi panel-panel kontrol kuno, mengaktifkan jebakan-jebakan kuno yang tersembunyi. Tiba-tiba, dari langit-langit, muncul sebuah jerat laser yang menjebak beberapa musuh. Dari dinding, keluar sebuah piston raksasa yang menghancurkan musuh-musuh lainnya.

"Mereka tidak akan bisa menembus pertahanan ini!" teriak Sora, tersenyum bangga.

Pertarungan berlanjut selama berjam-jam. Kaelen, Anya, dan Sora bertarung dengan berani, mengalahkan setiap gelombang musuh yang datang. Mereka berkoordinasi dengan sempurna, saling melindungi dan saling melengkapi.

Namun, musuh terakhir yang datang jauh lebih kuat. Itu adalah Alpha, seorang cyborg yang dulunya merupakan anggota dari tim pemburu bayaran Kaelen yang lama. Tubuhnya terbuat dari titanium dan dilengkapi dengan lengan-lengan mekanis yang bisa memanjang dan mengeluarkan pisau tajam. Ia adalah seorang ahli strategi dan seorang petarung yang mematikan.

"Sora," bisik Alpha. "Kau benar-benar berpihak pada mereka. Aku tidak pernah mengira kau akan mengkhianati kami."

"Aku tidak mengkhianati siapa pun," jawab Sora, matanya penuh amarah. "Aku hanya memilih jalan yang benar."

Pertarungan satu lawan satu pun dimulai. Kaelen dan Sora melawan Alpha, sementara Anya tetap menjaga markas mereka. Alpha adalah musuh yang sulit. Lengan-lengan mekanisnya bisa memanjang dan menyerang dari jarak yang jauh. Kaelen dan Sora harus bekerja sama untuk mengalahkannya.

"Kita harus memotong lengan-lengan mekanisnya!" teriak Kaelen. "Itu satu-satunya cara untuk mengalahkannya!"

Mereka berdua menyerang Alpha. Kaelen memotong satu lengan mekanisnya dengan Katana Jiwa-nya, sementara Sora memotong lengan lainnya dengan tombak energinya. Alpha berteriak, dan sebuah ledakan energi kecil terjadi.

Namun, Alpha tidak menyerah. Ia melepaskan serangan terakhirnya. Ia melemparkan sebuah granat energi ke arah Anya. Granat itu akan meledak, menghancurkan markas mereka.

"Anya! Awas!" teriak Kaelen.

Anya melihat granat itu datang. Dengan refleks yang cepat, ia mengangkat Palu Perusaknya, dan sebuah perisai energi muncul di depannya. Granat itu meledak, tapi perisai Anya menahannya. Namun, ledakan itu terlalu kuat. Perisainya retak, dan ia terlempar ke belakang, tak sadarkan diri.

Kaelen dan Sora terkejut. Mereka melihat Anya, lalu menatap Alpha dengan kebencian. Mereka berdua menyerang Alpha dengan marah, menghabisinya dengan satu serangan pamungkas.

Setelah pertarungan, mereka berlari ke arah Anya. Gadis itu tidak bergerak. Kaelen menyentuh dahinya, dan ia merasakan energi kuno di dalam dirinya mulai melemah.

"Dia... dia terlalu banyak menggunakan kekuatannya," kata Sora. "Energi Kode Genesis terlalu kuat untuknya."

"Kita harus membangkitkannya!" teriak Kaelen. "Ada cara untuk membangkitkannya, bukan?"

Sora menatap Kaelen, lalu menatap ke arah panel kontrol kuno di markas mereka. "Ada. Tapi itu berisiko. Kita harus menyalurkan energi dari Pohon Jiwa, dan itu bisa membunuh kita berdua."

Kaelen tidak ragu. "Lakukan."

Mereka berdua menyentuh panel kontrol kuno. Energi kuno dari Pohon Jiwa mulai mengalir, menyalurkan energi ke dalam tubuh Anya. Mereka berdua merasa lelah, tapi mereka terus melakukannya. Mereka tidak akan menyerah. Mereka akan menyelamatkan Anya, dan mereka akan menyelamatkan masa depan mereka.

Cahaya keemasan menyelimuti tubuh Anya, menghubungkannya dengan Pohon Jiwa melalui panel kontrol kuno. Kaelen dan Sora menggenggam panel itu, energi mengalir deras dari tubuh mereka. Rasa sakit menjalari setiap saraf, namun mereka tidak goyah. Mereka melihat ke mata satu sama lain, tekad yang sama terpancar. Mereka rela mengorbankan segalanya demi Anya dan masa depan yang mereka impikan.

"Tahan, Sora," bisik Kaelen, giginya bergemeletuk.

"Aku akan selalu menahan," jawab Sora, keringat membasahi dahinya.

Mereka menyalurkan energi yang mereka miliki, dan energi kuno itu menari di dalam tubuh Anya. Gadis itu terbaring tak sadarkan diri, namun wajahnya mulai bersinar, dan luka-lukanya mulai sembuh. Palu Perusaknya di sampingnya bergetar, memancarkan cahaya yang lebih terang dari sebelumnya.

Tiba-tiba, mata Anya terbuka. Matanya bukan lagi berwarna hijau, melainkan berwarna emas, memancarkan cahaya yang sama dengan Kode Genesis. Ia bangkit, dan energi di sekelilingnya meledak, melemparkan Kaelen dan Sora ke belakang.

Kaelen dan Sora terbaring di lantai, kelelahan. Mereka menatap Anya, yang berdiri di tengah ruangan, dikelilingi oleh aura keemasan. Anya tidak lagi terlihat seperti gadis yang mereka selamatkan. Ia terlihat seperti seorang dewi, seorang pemimpin.

"Aku merasakannya," bisik Anya, suaranya tenang dan penuh kekuatan. "Aku merasakan Pohon Jiwa. Aku merasakan seluruh Neo-Kyoto. Aku bisa melihat semuanya."

Ia mengangkat tangannya, dan di atasnya, muncul sebuah hologram yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Hologram itu menampilkan seluruh Neo-Kyoto, dengan setiap jalur data, setiap aliran energi, dan setiap kehidupan. Anya tidak hanya menguasai Kode Genesis, ia telah menjadi Kode Genesis itu sendiri.

"Mereka masih di luar," kata Anya, matanya menatap ke arah pintu masuk markas mereka. "Mereka menunggu. Tapi mereka tidak akan bisa masuk."

Dengan satu sentuhan di panel kontrol, Anya mengaktifkan pertahanan terakhir. Sebuah perisai energi raksasa muncul, menyelimuti seluruh markas mereka, membuatnya tidak terlihat dan tidak bisa ditembus.

Kaelen dan Sora bangkit, menatap Anya dengan kagum. Pengorbanan mereka telah berhasil. Mereka telah membangkitkan kekuatan yang jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan.

"Kita berhasil," kata Kaelen, senyum tipis terukir di wajahnya.

"Ya," jawab Sora, matanya penuh haru. "Kita berhasil."

Namun, di balik semua kebahagiaan itu, ada sebuah pertanyaan yang mengganjal di benak mereka. Anya telah menjadi terlalu kuat. Kekuatannya tak terbatas, dan ia bisa mengendalikan seluruh Neo-Kyoto. Akankah ia tetap menjadi Anya yang mereka kenal? Atau akankah kekuatan itu mengubahnya menjadi sesuatu yang lain?

Anya menatap Kaelen dan Sora, lalu tersenyum. Senyum itu hangat dan tulus, sama seperti senyum yang ia miliki sebelum kekuatan itu. "Jangan khawatir," bisiknya, seolah ia bisa membaca pikiran mereka. "Aku masih Anya. Dan aku akan menggunakan kekuatan ini untuk membangun peradaban baru kita."

Mereka bertiga berdiri di tengah markas mereka, dikelilingi oleh cahaya keemasan. Mereka telah melalui banyak hal, dari perburuan di jalanan Neo-Kyoto, hingga pertarungan di gua bawah tanah. Mereka telah mengorbankan segalanya untuk satu sama lain, dan kini, mereka siap untuk membangun masa depan mereka.

Anya, Kaelen, dan Sora telah berhasil membangun sebuah markas dan membangkitkan kekuatan sejati Kode Genesis. Namun, kekuatan besar membawa tanggung jawab besar.

1
Yusi Yustiani
Next...
Isa Tawaf
Semangat thorrr🔥🔥🔥
Isa Tawaf
Next thorrrr🔥
Nomaero
Fress banget Thor ini🥶
Nomaero
Nanggung😌
Asep Opow
Lanjutkan jngan kasih kendor thoorrrr
Asep Opow
🤯🤯🤯
Hidden
Semangat Thor 😁
Hidden
Mati semua kah??
Arifah Hidayat
Lanjutkannya ditunggu Thor udh tambah ke rak buku hehe
Arifah Hidayat
Mantep nih
Amrullah Algifari
moga up nya konsisten😁
Amrullah Algifari
Next next
Alvin Mirza
Next lanjutkan thorrrrr
Alvin Mirza
Next Thor masih penasaran, ga mungkin sampe sini ka?🤣
Alvin Mirza
Thor becanda
Alvin Mirza
pembawaan karakternya bagus
Alifa Alfatunisa
Aku suka cerita yg alurnya fantasi, kebanyakan rata2 alurnya hampir sama, TPI ini beda baru Nemu ada author yg buat cerita tema cyberpunk.
Keren Thor Aku ikutin novelnya😉😉😉
Alifa Alfatunisa
ditunggu lanjutannya Thor😉
Alifa Alfatunisa
MC Mati beberapa chapter🙃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!