Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Elang cemburu
Elang kembali berhenti mendadak, wajah pria itu terlihat sangat kesal. Raysa juga terkejut, dia segera menurunkan ponselnya dan menoleh ke arah Elang.
“Kenapa berhenti lagi kak?” Tanya Raysa heran.
“Aku paling tidak suka kalau ditinggal sendirian.” Jawan Elang menurunkan kaca mobil dan membiarkan udara masuk untuk menenangkan dirinya.
“Ha? Maksud kakak apa? Siapa yang meninggalkan kakak sendiri?”
“Kamu.”
“Aku? Kapan? Aku masih disini?”
“Kamu sibuk dengan ponsel kamu dan mengabaikan aku, aku tidak suka Ray.” Jawab Elang menatap lekat Raysa yang juga menatapnya.
Raysa menggelengkan kepala dan meletakkan ponselnya di dalam tas, Raysa benar-benar tidak paham dengan maksud perkataan Elang yang aneh baginya.
“Kakak kenapa sih? Memangnya kakak ada masalah apa dan kenapa melibatkan aku.” Ucap Raysa kesal bahkan dia meninggikan nada suaranya.
“Kamu chat sama siapa?” Tanya Elang mengabaikan pertanyaan Raysa.
“Bukan urusan kakak.” Jawab Raysa kesal dan mengalihkan pandangannya ke depan.
“Raysa, lihat aku dan jawab?” Bentak Elang, Raysa kembali menoleh dengan wajah yang juga marah.
“Aku mau jawab apa? Jawaban apa yang kakak inginkan? Ada apa sih kak? Kenapa kakak bersikap seperti ini, kakak membatasi aku?”
“Kalau aku melakukan itu kenapa? Salah?”
“Ya salah lah, kita tidak punya hubungan apa-apa dan kakak tidak ada hak untuk membatasi aku. Aneh banget sih.” Jawab Raysa mengumpat.
Elang yang emosi mendengar perkataan Raysa segera meraih tubuh wanita itu dan menyambar bibirnya, membungkam mulut Raysa biar tidak bicara lagi.
Raysa terkejut luar biasa, matanya melotot sempurna. Raysa sempat terdiam dan setelah kembali sadar, dia memukul dada Elang yang terluka supaya pria itu melepaskan bibirnya.
Elang meringis dan segera melepaskan bibir Raysa, tapi dia kembali menerima tamparan di pipinya.
“Jangan melewati batasan kakak, aku tidak suka.” Teriak Raysa, wanita itu segera membuka pintu dan keluar dari sana.
“Makanya jangan memancing emosi.” Balas Elang juga keluar.
Raysa mempercepat langkahnya menjauh dari Elang, tapi Elang tidak menyerah dia juga mempercepat langkahnya mendekati Raysa. Begitu Elang mulai mendekat, Raysa segera berlari cepat tapi sayangnya Elang bisa meraihnya.
“Lepaskan aku, lepaskan.” Teriak Raysa memberontak, Elang semakin mempererat pelukannya.
“Elang, lepaskan aku.” Teriak Raysa lagi, Elang tanpa pikir panjang langsung menggendong Raysa dan membawa masuk kedalam mobil.
“Ada apa dengan kamu Elang, apa yang kamu lakukan. Aku tidak suka.” Ucap Raysa terus berteriak ketika Elang menutup pintu mobil dan menguncinya dari luar, setelah itu Elang juga masuk dari pintu sebelahnya.
“Elang.” Panggil Raysa yang terlihat sangat marah dan Frustasi.
“Diam atau kamu tidak pulang.” Ancam Elang dengan nafas naik turun menatap tajam kepadanya.
“Kakak jahat.” Balas Raysa, Elang menghela nafas.
“Kamu diam atau saya cium lagi dan kita tidak pulang.” Ancam Elang kedua kalinya, Raysa menghela nafas kasar dan akhirnya memilih untuk diam.
Elang tersenyum tipis, ancamannya berhasil membuat Raysa diam dan tenang, Elang kembali melajukan mobilnya kearah rumah Raysa.
….
“Masih rumah yang sama kan Ray?” Tanya Elang ketika memasuki kawasan perumahan Raysa.
Raysa masih diam seribu bahasa, dia masih marah karena Elang berhasil mencuri ciuman pertamanya dan juga kesal dengan tindakan Elang yang seenak hatinya saja.
“Ray, masih atau aku belok.” Tanya Elang lagi.
“Masih.” Jawab Raysa ketus, Elang kembali tersenyum tipis.
Elang menghentikan mobilnya didepan rumah Raysa, tidak ada yang berbeda masih sama seperti 10 tahun silam cuma sekarang pagarnya di ganti menjadi yang lebih tinggi.
“Sepertinya ada tamu Ray, rumah kamu ramai.” Ucap Elang melihat kedalam
“Tidak ada siapa-siapa.” Balas Raysa akan turun tapi ketika Elang juga ikut turun dia langsung mencegahnya.
“Kakak mau apa?”
“Mau turun jugalah menyapa mama sama papa kamu.”
“Tidak usah kak, aku mohon jangan buat masalah lagi.”
“Kenapa? Larangan kamu malah membuat aku penasaran, jangan-jangan benar ada tamu.”
“Aku mohon kak, tolonglah sekali ini mengerti situasi aku.” Pinta Raysa dengan wajah memelas.
“Baiklah.” Jawab Elang menyerah, Raysa tersenyum tipis mendengarnya.
“Aku turun, terima kasih ya kak.” Ucap Raysa segera membuka pintu.
“Ayo pulang sana.” Usir Raysa ketika dia melihat belum ada pergerakan dari Elang.
“Kamu masuk dulu.” Jawab Elang.
“Terserah.” Ucap Raysa kesal, wanita itu menghela nafas dan melangkahkan kaki masuk kedalam.
Elang tetap memantau dari luar dan betapa terkejutnya Elang ketika Raysa hampir sampai di depan rumah, seorang pria langsung memeluknya.
Elang mengepalkan kedua tangan, Elang terlihat sangat marah ketika Raysa tersenyum membalas pelukan pria itu.
Elang segera turun dari mobil, pria itu melangkah masuk ke dalam.
“Raysa.” Panggil Elang berdiri dibelakang mereka, Raysa yang terkejut segera melepaskan pelukan Angga dan membalikkan badannya menatap Elang.
“Siapa Ray?” Tanya Angga, Raysa terdiam dan bingung akan menjawabnya.
“Besok dijemput jam berapa?” Tanya Elang menatap tajam kearah Angga, Angga menatap heran kearah Raysa dan juga Elang.
“Tunggu sebentar ya nga.” Ucap Raysa, wanita itu mendekati Elang dan mendorong tubuh pria itu keluar.
“Tidak usah di jemput, aku bisa sendiri.” Ucap Raysa marah, Elang menatap tajam kepada nya.
“Siapa dia?” Tanya elang.
“Bukan urusan kakak.”
“Jawab aku Ray, siapa dia?” Tanya Elang lagi, Elang memegang lengan Raysa dengan erat sehingga membuat Raysa kesakitan.
“Kak aku mohon jangan bertindak diluar batasan kakak, siapapun dia bukan urusan kakak. Sebaiknya kakak pulang sebelum mama dan papa keluar dan melihat ini semua, aku mohon kak.” Jawab Raysa dengan mata berkaca-kaca.
“Makanya jawab dulu.”
“Kak aku mohon.” Akhirnya air mata Raysa menetes juga, dia bingung bagaimana lagi caranya menghadapi Elang.
“Oke baiklah, tapi jangan pernah berpikir aku akan melepaskan kamu dan cowok itu.” Balas Elang, pria itu menghempas kuat tangan Raysa dan masuk kedalam mobil.
Raysa menghela nafas lega setelah melihat mobil Elang pergi, wanita itu membalikkan badan dan sedikit terkejut melihat Angga sudah berada di belakangnya.
“Siapa Ray?” Tanya Angga.
“Teman aku.” Jawab Raysa berbohong.
“Perasaan aku baru kali ini melihatnya.”
“Dia selama ini di luar negeri dan baru pulang kemarin, aku juga tidak sengaja bertemu di rumah sakit. Karena mobil aku di tinggal makanya dia merasa bertanggung jawab untuk menjemput ku besok.” Jawab Raysa menjelaskan, Angga menganggukkan kepala mengerti tapi didalam hatinya tetap merasa curiga melihat sikap pria itu.
“Sudahlah, ayo masuk.” Ajak Raysa bergelayut manja di lengan Angga, mereka berdua berjalan beriringan masuk kedalam rumah Raysa.
….
Elang dengan perasaan kesal dan marah kembali ke bengkel Gavin, sesampai disana pria itu menghempas kuat pintu mobilnya sehingga membuat Gavin dan Nando yang masih berada di lantai atas terkejut.
“Lu kenapa lagi Lang?” Tanya Gavin ketika Elang sampai didekat mereka.
“Kesal gue.” Jawab Elang menuju lemari pendingin dan mengambil minuman beralkohol untuk menenangkan pikirannya.
“Raysa?” Tanya Gavin, Elang menganggukkan kepala dan meneguk minumannya.
“Kalian ribut di mobil?” Tanya Nando juga penasaran.
“Bukan, sepertinya Raysa sudah punya cowok. Tadi begitu sampai di rumahnya, cowok itu langsung memeluknya.” Jawab Elang menyandarkan tubuh dan memejamkan matanya.
Bersambung...