Dan Akhirnya Aku Menyerah

Sela melihat beberapa catetan agenda yang akan di jalankan oleh bosnya, setelah itu dia merapihkannya, dan membawanya ke dalam ruangan Bosnya untuk membacakannya.

Tok tok tok.

Ceklek

"Permisi tuan, saya akan membacakan jadwal anda hari ini."ucap sela.

Lalu dia mulai membacakan apa saja yang akan di lakukan oleh bryn, laki- laki itu hanya diam sambil menatap layar komputer di hadapannya, bahkan dia tidak sama sekali melirik ke arah sela hingga dia selesai membacakannya.

"Apa ada yang mau di tanyakan tuan?" Tanya sela.

Bryn hanya memberikan isyarat kepada sela dengan tangannya, yang artinya dia meminta sela untuk keluar dari ruangannya.

"Baik, saya permisi dulu tuan."ucap sela lalu dia hendak undur diri. Saat dirinya akan keluar dia kembali berpapasan dengan Banu asisten sang bos.

"Pagi pak Banu,"sapa sela.

banu tersenyum tipis dan mengangguk kepada sela, lalu dia berjalan menuju ke Bryn..

"Bos sama anak buah sama saja, sama- sama seperti orang bisu" Batin sela kembali berucap, namun dia tidak ingin mempermasalahkannya, selagi kerjaannya lancar dia akan aman berada di sana.

Di dalam ruanga. bryn dan juga banu membahas beberapa kerjaan yang akan mereka selesaikan hari itu.

"Kita akan meeting dengan perusahaan pemasuk tekstil untuk perusahaan kita."ucap banu..

"Itu tidak ada di agenda yang tadi di bacakan oleh sekertatis ku. "Ucap bryn sambil menyeruput kopinya.

"Ini dadakan, tadi orangnya menghubungi saya."ucap banu, akan sangat susah jika mengajak bryn jika itu kerjaan yang di buat dadakan.

"Kamu tau, saya tidak suka bertemu dengan orang yang tidak membuat janji terlebih dahulu."ucap bryn, dia sama sekali tidak menatap ke arah banu.

"Baiklah, saya yang akan pergi. "Ucap banu, dia hanya menghela nafasnya dalam, karna dia juga tau akan seperti ini. Hanya saja dia berusaha memberitahu bosnya itu, siapa tau mood nya sedang bagus dan dia mau di ajak meeting dadakan dengan pemilik perusahaan lain.

"Saya permisi."ucap banu lagi, lalu dia berjalan meninggalkan ruangan Bryn.

bryn hanya menatap kepergian banu dari ruangannya, laki- laki itu sama sekali tidak berekspresi apapun, dia hanya menatap datar asisten sekaligus sahabatnya itu, banu sangat dingin dan tidak mudah di sentuh oleh siapapun kehidupannya, dia yang dulu sangat ceria kini menjadi pendiam dan seperti membentengi dirinya untuk siapapun..

Dia tidak mengatakan apapun, dia berjalan ke arah kaca besar yang ada di ruangannya, kaca yang memperlihatkan bagaimana keadaan dan aktifitas orang- orang yang ada di luar sana, bryn memasukan satu tangannya ke saku celana yang di kenakannya, sambil menatap ke luar jendela dia sambil menikmati kopi buatan sela, dia sangat menyukainya, menurutnya itu pas di mulutnya.

"Dia sangat pandai membuat kopi, " batin bryn sambil menatap cangkir yang sedang di pegangnya.

**

Sore hari saat semuanya sudah pulang, Sela menunggu sang suami di halte yang dekat dengan kantornya, dia tidak memesan taxi untuk pulang karna tadi pagi Bayu berjanji untuk menjemputnya.

"Kemana sebenarnya mas Bayu, apa dia terjebak macet."Gumam sela, dia melihat jam di pergelangan tangannya sudah menunjukan hampir pukul 6 sore.

sela berkali- kali menghubungi nomor ponsel suaminya, namun tidak ada jawaban sama sekali.

"Aku tunggu sebentar lagi deh, siapa tau mas Bayu arah ke sini, namun dia terjebak macet."Gumamnya, dia kembali duduk dengan tenang di halte yang sudah mulai sepi karna semua yang menunggu angkutan di sana sudah mulai menaiki angkutan yang mereka tunggu.

**

Sedangkan Bayu sedang berada di kediaman Citra, tadi citra menghubunginya saat dia akan menjemput sela, citra bilang jika perutnya merasa sakit.

"Jadi perutmu tidak sakit?"Tanya bayu saat tiba di rumah istri keduanya itu.

citra dengan santai menggelengkan kepala, dia mengenakan baju sexi yang di lapisi rompi untuk menutupi tubuhnya.

"Mas, akhir- akhir ini kamu sangat sibuk dengan mbak sela, sampai kamu mengabaikan aku, aku juga merindukankmu."Ucap citra, dia melangkah mendekati bayu dan mengusap dada bidangnya dengan lembut.

"Stop citra, kamu tau mungkin saja sela sedang menungguku, aku sudah berjanji untuk menjemputnya."Ucap bayu.

"Mas, aku juga istri kamu, kemarin kamu sudah di sana 2 hari, sekarang giliran kamu bersamaku, aku sangat merindukanmu."Ucap Citra dengan manja, dia mulai membuka dasi yang di kenakan Bayu, dan dia mulai membuka kancing kemeja Bayu satu persatu lalu menyentuh dadanya.

"Citra."Ucap Bayu, dia mencekal tangan citra dan menghentikan usapan tangan citra di dada hingga perutnya.

"Apa mas."Ucap Citra yang sudah tersenyum, karna melihat Bayu yang mulai terbawa suasana, terlebih suasana di luar sedang turun hujan.

Citra menarik tubuh Bayu dan mendudukannya di tepi ranjang, lalu dia duduk di pangkuan Bayu, tangannya dengan nakal melukis abstrak di dada bidang suaminya itu.

Bayu yang memang menginginkan sentuhan itu terbuai dengan apa yang di lakukan Citra, jika dia memintanya kepada Sela istri pertamanya itu selalu menolak dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal.

Citra menci*m bib1r Bayu dengan lembut, dia mulai memimpin permainan untuk membangkitkan gairah suaminya itu, Citra tau jika Bayu tidak pernah mendapatkan jatah batin dari Sela, jadi dia akan memanfaatkan itu semua, karna dia tau laki- laki tidak akan pernah bisa menahan hasratnya.

"Mas, aku merindukanmu, aku merindukan sentuhan manja dan lembut kamu, mas aku juga merindukan desa*an manja kamu."Bisik Citra di telinga Bayu.

Bayu sudah memeluk pinggang Citra yang sudah mulai berisi karna kehamilannya yang mulai membesar, dia yang sudah terbakar gairah tidak lagi memperdulikan ponselnya yang sedari tadi berbunyi.

"Aku juga merindukanmu baby, "Ucap Bayu dengan suara seraknya, dia kembali menci*m bib1r mungil istri keduanya itu dengan sangat rakus, tidak hanya itu, tangannya juga tidak tinggal diam, dia melepaskan rompi baju yang menutupi tubuh Citra, dan mulai merem*s payud*ra istrinya itu.

Bayu membalik posisi mereka, dia menidurkan Citra di ranjang, dan kembali menci*m bibirnya, Bayu juga mulai melepaskan celana dan baju yang di pakainya, lalu dia menarik lingrie yang di kenakan oleh Citra dengan hanya satu tarikan saja.

"Kamu harus tanggung jawab sudah membangunkan adikku."Bisik Bayu di telinga Citra, lalu dia menelusuri leher jenjang istrinya itu, dan memberikan beberapa tanda merah di sana.

"Aaaahhhhhhh.." Des*h Citra lolos dari mulutnya, dan itu membuat Bayu semakin bersemangat untuk menikmati surga dunia bersama istri keduanya itu.

Dia kini mulai menikmati payud*ra Citra yang sudah mulai berisi, dengan put*ng yang sedikit menghitam dan membesar karna efek kehamilannya.

"Sebelum ini menjadi milik anakku, aku akan puas- puaskan dulu."Gumamnya sambil menyesap put*ng payud*ra Citra secara bergantian.

"Ahhhhhh, mas.."Des*h Citra, tubuhnya menggelinjang menahan hasrat yang sudah memuncak karna pemanasan dari suaminya itu.

Bayu tidak sama sekali memperdulikan cengkraman tangan Citra di rambut dan juga punggungnya itu, bahkan Citra sudah mengangkat- ngangkat bok*ngnya meminta untuk segera di di masuki rudal perkasa milik suaminya.