Celine, seorang wanita pekerja keras, terpaksa menikah dengan Arjuna—pria yang bekerja sebagai tukang sapu jalanan untuk menghindari perjodohan. Selama pernikahan, Arjuna sering diremehkan dan dihina, bahkan oleh keluarga istrinya sendiri. Tapi siapa sangka, di balik penampilan sederhananya, Arjuna menyimpan identitas dan kekayaan yang luar biasa. Saat rahasia itu terbongkar, kehidupan mereka pun berubah drastis, dan mulailah babak balas dendam yang elegan dan penuh drama.
Siapakah Arjuna sebenarnya? dan apa yang akan terjadi jika semua orang mengetahui identitas Aslinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7
"Celine!" Seru Jemy tangannya meraih tangan Celine dengan lembut.
"Aku sungguh menyesal karena sudah meninggalkan kamu. Bisakah, kita mengulang semuanya dari awal lagi?"
Celine menarik tangannya tidak suka, "Maaf Jemy, tapi aku sudah menikah" jawab Celine agak malas.
"Apa?" Jemy sungguh terkejut.
"Aku sudah menikah dan kami saling mencintai. Kamu simpan saja keinginan kamu itu karena aku sudah tidak bisa bersama kamu lagi. lagipula, Merlin adalah wanita yang kamu pilih, seharusnya kamu membahagiakan dia dan mencintainya dengan tulus. Setelah kamu mengetahui keburukannya, lalu kamu meninggalkan dia dan sekarang malah ingin kembali kepadaku." jelas Celine.
"Aku mencintai suamiku lebih dari apapun. Suamiku adalah laki-laki yang baik. Dia perhatian, dan sangat pandai memasak. Aku makan masakannya setiap hari, bahkan selalu ada cinta disetiap momentnya. Apa itu masih kurang meyakinkan untukmu jika aku sudah menikah dan memiliki suami?" tanya Celine.
"Gak mungkin. Kamu Bohongkan Celine?" Jemy masih tak percaya.
"Maaf Jemy, tapi aku tidak memerlukan sesuatu yang sudah menjadi bekas orang lain. Menikah atau belum, aku sudah tidak ingin kembali kepadamu lagi" Jawab Celine tegas, lalu berdiri dan kemudian langsung pergi meninggalkan Jemy disana.
Sementara itu, Arjuna termangu ditempatnya. Ia merasa tak percaya dengan apa yang ia dengar dari Celine, istrinya. Hatinya seperti berbunga-bunga. Walaupun mantan pacar istrinya itu ingin kembali kepada istrinya, tapi istrinya memilihnya sebagai suami dan memilih menolak cinta mantan pacar nya.
"Entah itu alasan mu saja agar tak bersama Jemy atau memang kebenaran yang ada di hatimu, tapi aku merasa bahagia Celine. Aku berjanji, jika aku diberikan kesempatan menjadi suamimu yang sesungguhnya, aku akan mencintaimu sepenuh hati seperti yang kamu ucapkan kepada mantan pacar mu itu" Ucap Arjuna di dalam hati dengan sungguh-sungguh.
Hari berlalu. Setiap hari Arjuna dan Celine semakin dekat. Arjuna juga lebih sering memasak untuk istrinya Celine, bahkan Celine sangat menyukai masakan suaminya dan memakannya setiap hari.
Sera, Laura dan Bagas datang ke meja makan. Mereka terlihat tidak menyukai makanan yang tersedia di atas meja.
"Makanan apa ini?" Laura terlihat jijik dengan makanannya.
Celine yang sedang makan, kini menatap Laura tak suka, "Jika ingin makan, silahkan dimakan. Jika tidak suka dengan makanannya, jangan makan disini" ujar Celine ketus.
"Hik. Kamu...... " Laura terlihat kesal.
"Mama..... Kalian ingin makan bersama kami?" Arjuna membawa makanan dari dapur dan terlihat senang melihat semua orang ada di meja makan.
"Berhenti memanggilku mama. Kamu bukan menantu atau anak saya" ketus Sera tak suka.
Arjuna hanya diam tak bersuara mendengar perkataan Sera. Keluarga itu memang tak menyukainya sejak ia datang ke rumah ini.
"Ayo pergi! Saya jadi gak berselera makan bersama orang miskin ini" Sera pun pergi bersama kedua anaknya meninggalkan tempat.
Sementara, Celine menatap suaminya kasihan.
"Kamu jangan dengerin ucapan mereka ya!" ucap Celine setelahnya.
"Aku gak apa-apa kok" Arjuna tersenyum kecut.
"Lagipula mereka ada benernya. Orang miskin seperti aku gak pantas untuk makan bersama mereka"
"Kamu bicara apa sih? Mereka itu memang orang-orang jahat. Kamu gak usah dengerin ucapan mereka. Miskin atau kaya kita itu sama gak ada yang membedakan kita, karena kita sama-sama manusia ciptaan Tuhan" sanggah Celine cepat.
Arjuna tersenyum tipis, "Makasih ya. Kamu selalu ada untuk aku walaupun keluarga kamu tidak menyukaiku" jawab Arjuna.
"Kamu itu suamiku, sudah seharusnya aku membelamu jika keluarga ku bersikap tidak baik kepadamu"
"Oh ya, besok adalah hari ulang tahun Papa. Kamu maukan dateng ke acara Papa?" Ucap Celine lagi.
"Tapi,,,, apa mereka gak akan marah jika aku datang kesana?" tanya Arjuna ragu.
"Kali ini aku yang mengundang kamu. Jadi jangan khawatir karena acara ini aku yang mengurus semuanya" Jawab Celine
"Hmmm. Baiklah" jawab Arjuna mengiyakan.
Usai sarapan, Celine seperti biasa pergi ke Kantornya untuk bekerja. Sedangkan Arjuna pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya yang masih terbaring di rumah sakit.
Sesampainya disana, Arjuna terkejut melihat ruangan tempat ibunya dirawat terlihat kosong.
"Suster, dimana ibu saya?" Tanya Arjuna segera dan terlihat panik.
"Ibu anda sudah di pindahkan ke ruang kelas bawah nomor 38"
"Kenapa? Bukankah saya sudah membayar semua biayanya. Kenapa ibu saya di pindahkan?" tanya Arjuna lagi yang masih cemas.
"Dokter yang menangani ibu anda sudah pindah ke rumah sakit lain........ "
Kringggggg Kringgggg Kringgggg
Ucapan perawat itu tergantung disaat sebuah telepon rumah sakit berdering.
"Sebentar pak Arjuna!" ucap perawat itu lagi, kemudian mengangkat telepon.
"Maaf Pak Arjuna. Ibu anda dinyatakan meninggal dunia" perawat itu kembali bicara setelah mengangkat telepon.
"Apa?" Arjuna terlihat Syok.
Ia merasa dunianya telah runtuh. Baru kemarin ia mengunjungi ibunya dan ibunya sudah terlihat membaik, lalu kenapa sekarang ibunya malah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya?
Arjuna pun dengan rasa kesedihannya segera berlari menuju ruangan ibunya. Air matanya menetes tak terhentikan dan rasa sakit yang amat menyakitkan. Ia hanya memiliki ibunya di dunia ini, tapi dunianya serasa hancur setelah kabar kematian ibunya.
"Ibu.... Ibu...... Ibu bangun! Jangan tinggalkan aku ibu. Kenapa ibu pergi? kenapa meninggalkan aku secepat ini, hik" Arjuna menangis histeris setelah sampai di ruangan ibunya.
Sementara itu, ditempat lain. Seseorang sedang berbicara dibalik telepon.
"Apa kamu sudah menghabisi ibunya?"
.
.
.
Bersambung.