NovelToon NovelToon
Gadis Centil Milik CEO Dingin

Gadis Centil Milik CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: siti musleha

Di dunia ini, tidak semua kisah cinta berawal dari tatapan pertama yang membuat jantung berdegup kencang. Tidak semua pernikahan lahir dari janji manis yang diucapkan di bawah langit penuh bintang. Ada juga kisah yang dimulai dengan desahan kesal, tatapan sinis, dan sebuah keputusan keluarga yang tidak bisa ditolak.

Itulah yang sedang dialami Alira Putri Ramadhani , gadis berusia delapan belas tahun yang baru saja lulus SMA. Hidupnya selama ini penuh warna, penuh kehebohan, dan penuh canda. Ia dikenal sebagai gadis centil nan bar-bar di lingkungan sekolah maupun keluarganya. Mulutnya nyaris tidak bisa diam, selalu saja ada komentar kocak untuk setiap hal yang ia lihat.

Alira punya rambut hitam panjang bergelombang yang sering ia ikat asal-asalan, kulit putih bersih yang semakin menonjolkan pipinya yang chubby, serta mata bulat besar yang selalu berkilat seperti lampu neon kalau ia sedang punya ide konyol.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti musleha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 Cemburu Alira 2

Pagi itu, suasana rumah Adrian jauh lebih tenang daripada malam sebelumnya. Alira terbangun dengan rambut berantakan, kaus kebesaran yang jatuh di bahunya, dan wajah yang masih mengantuk. Adrian sudah duduk di meja makan dengan kemeja rapi, membaca laporan di laptop seperti biasa.

Alira menyeret langkahnya sambil menguap, lalu langsung duduk di kursi seberang Adrian.

“Mas… aku masih ngantuk banget. Kenapa kuliah nggak mulai jam sepuluh aja sih? Kok harus jam delapan pagi segala?”

Adrian menutup laptopnya perlahan, menatap Alira dengan wajah datar.

“Karena dunia tidak menunggu orang malas, Alira. Kau harus terbiasa disiplin.”

Alira manyun, lalu mengambil roti panggang yang sudah disiapkan pelayan.

“Tapi aku belum resmi mulai kuliah juga. Kenapa sudah disuruh bangun pagi?”

“Karena hari ini kita akan belanja keperluan kuliahmu,” jawab Adrian tenang.

“Saya tidak mau kau masuk kuliah tanpa persiapan yang layak.”

Mata Alira langsung berbinar.

“Belanja?!” Seketika ngantuknya hilang. “Serius, Mas? Kita mau ke mall? Beli baju, tas, sepatu, buku, laptop baru juga?”

Adrian menaikkan alis.

“Kau terdengar terlalu bersemangat.”

“Ya iyalah, siapa yang nggak seneng belanja?” Alira terkekeh. “Apalagi dibayarin suami kaya raya. Wah, rasanya seperti mimpi jadi istri Sultan.”

Adrian menghela napas, lalu meneguk kopi.

“Ingat, kita pergi untuk membeli kebutuhan kuliah. Bukan untuk menghamburkan uang.”

Alira menyengir nakal.

“Tapi kan kebutuhan kuliah bisa luas definisinya, Mas. Contohnya… sepatu high heels. Itu bisa dipakai ke kampus kalau ada presentasi, kan?”

Adrian menatapnya datar.

“Kau tidak perlu high heels untuk presentasi.”

Alira langsung merajuk.

“Suami dinginku pelit banget, sih. Padahal aku sudah rela dipaksa nikah muda.”

Adrian hanya mendesah pelan, tapi sudut bibirnya nyaris terangkat—nyaris.

.

Beberapa jam kemudian, mereka sudah berada di mobil menuju pusat perbelanjaan terbesar di kota. Alira sibuk memotret dirinya dengan ponsel, membuat video pendek dengan filter lucu.

“Mas, senyum dong sekali aja. Biar aku upload, caption-nya: Belanja bareng suami dingin.”

Adrian melirik sekilas tanpa mengubah ekspresi.

“Tidak.”

“Mas, plis… sekali aja.”

“Tidak.”

Alira mendesah panjang, lalu mendekatkan wajahnya ke Adrian.

“Kalau gitu aku fotoin kita lagi begini. Wajahku cantik, wajah Mas cool, perfect couple!”

Klik. Alira tersenyum puas melihat hasilnya.

“Mas, aku cantik banget di foto ini. Coba lihat, coba lihat.”

Adrian menoleh sekilas, lalu kembali fokus menyetir.

“Kau terlalu narsis.”

Alira cengengesan.

“Biarin. Mas kan sudah nikahin aku, berarti harus siap punya istri narsis.”

Mobil melaju mulus, tapi di dalamnya penuh dengan celetukan khas Alira yang membuat perjalanan tidak membosankan.

Mall ramai siang itu. Mereka langsung menuju toko buku besar. Alira berlari kecil sambil meraih keranjang belanja.

“Aku mau ambil sendiri, Mas! Jangan dikekang, nanti aku kabur loh.”

Adrian hanya mengikutinya dengan langkah tenang. Ia membiarkan Alira bersemangat memilih buku tulis dengan sampul warna-warni, sticky notes berbentuk hati, sampai pena dengan bulu-bulu di ujungnya.

“Alira, kau kuliah, bukan masuk TK,” komentar Adrian datar ketika melihat isi keranjang.

“Tapi kan harus estetik, Mas. Kalau catatanku lucu, aku jadi semangat belajar.”

Adrian menghela napas, lalu diam-diam mengambil satu set pena tinta hitam yang berkualitas tinggi dan meletakkannya di keranjang.

“Ini yang akan kau gunakan. Tidak ada bulu-bulu.”

Alira manyun lagi.

“Suami dinginku tega banget merampas kebahagiaan kecilku.”

Namun begitu Adrian berpaling, Alira diam-diam tetap menyelipkan pena bulu pink ke dalam keranjang.

Saat mereka keluar dari toko buku, langkah Alira tiba-tiba terhenti. Sosok itu lagi. Wanita yang kemarin sempat ia temui di kampus. Kali ini, dia datang dengan langkah percaya diri, senyum tipis menghiasi wajahnya.

“Adrian,” ucap wanita itu tenang.

Adrian menegang sejenak. “Clarissa.”

Alira spontan menoleh tajam. Clarissa… jadi ini namanya.

Wanita itu tersenyum, lalu menoleh ke arah Alira. “Akhirnya kita bertemu lagi. Senang sekali bisa berkenalan resmi.” Ia mengulurkan tangan dengan elegan. “Alira, kan?”

Alira sempat ragu sepersekian detik, tapi akhirnya menjabat tangannya. Genggamannya dibuat lebih kuat dari seharusnya. “Iya. Aku Alira.”

Clarissa melirik Adrian dengan senyum samar.

“Istrimu manis sekali. Kau beruntung.”

Ucapan itu membuat Alira merasakan sesuatu menusuk dadanya. Apalagi ketika Clarissa tiba-tiba menepuk lengan Adrian santai, seolah keduanya begitu akrab.

Refleks, Alira bersuara.

“Eh, Mbak, tangannya jangan sembarangan ya. Itu kan properti resmi milik saya.”

Clarissa sempat terdiam, lalu tertawa kecil. “Oh, tentu. Kau memang lucu sekali.”

Adrian menatap Alira tajam, seolah memperingatkan agar ia tidak membuat keributan. Tapi Alira hanya tersenyum kecut pura-pura tak bersalah.

Begitu Clarissa melangkah pergi, Alira langsung menoleh pada Adrian.

“Mas… siapa sih dia? Kok kayaknya deket banget sama Mas.”

Adrian memasukkan tangannya ke saku celana, wajahnya tetap dingin.

“Tidak perlu kau tahu.”

“Loh? Mas kok gitu? Aku kan istrimu. Masa aku nggak boleh tahu siapa wanita yang jelas-jelas sok akrab sama suamiku sendiri?”

Adrian menatapnya sebentar, lalu melanjutkan langkah tanpa menjawab.

Alira berlari kecil mengejarnya.

“Mas, jawab dong! Jangan diem aja. Aku bisa kepikiran, loh. Apa dia mantan? Atau calon mertua gagal? Atau—”

“Alira.” Suara Adrian terdengar lebih rendah, dingin. “Jangan asal bicara.”

Alira terdiam. Ada ketegangan yang sulit dijelaskan, tapi rasa penasarannya justru semakin membara.

Malamnya, saat mereka kembali ke rumah, Alira tidak bisa tidur. Wajah Clarissa terus terbayang di pikirannya. Senyum tenang wanita itu, caranya menatap Adrian, dan… nama itu.

Clarissa.

Alira menggeliat di ranjang, lalu menoleh pada Adrian yang sibuk membaca dokumen di sofa.

“Mas…”

Adrian hanya menoleh singkat. “Apa?”

“Aku nggak suka cara dia lihat kamu.”

Adrian tidak menjawab. Ia menutup dokumennya, menatap Alira lekat. Tatapannya sulit ditebak—antara marah, lelah, atau mungkin… menyimpan sesuatu.

Alira menelan ludah, hatinya semakin penasaran. Sebenarnya siapa sih Clarissa buat Adrian?

Sebelum Alira sempat bertanya lagi, Adrian berdiri, mendekatinya, lalu menunduk cukup dekat hingga Alira bisa merasakan hangat napasnya.

“Tidurlah, Alira. Kau akan butuh tenaga untuk menghadapi hari-hari berikutnya.”

Kata-kata itu membuat bulu kuduk Alira meremang. Ia ingin bertanya lebih jauh, tapi suaranya tercekat. Dan di saat itulah, rasa penasaran bercampur cemburu menguasai seluruh pikirannya.

Hii readers jangan lupa untuk selalu like dan komen ya 🌹

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!