Wang Bao pemuda pekerja keras menyelamatkan sepupunya dari sebuah kecelakaan, namun malah tertabrak dan melakukan transmigrasi ke dunia lain memasuki tubuh pemuda yang memiliki nama yang sama dengannya. Di dunia tersebut jiwa Wang Bao masuk ke dalam tubuh tuan muda dari keluarga bangsawan, mengetahui hal tersebut Wang Bao sengat senang hidup dengan kekayaan Wang Bao berpikir akhirnya tiba kesempatan untuknya bersantai tanpa harus bekerja mati-matian untuk mencari uang sayangnya ternyata Wang Bao terjebak ke dalam keluarga seniman beladiri, yang mengutamakan kekuatan membuat Wang Bao berpikir untuk melarikan diri dari dunia bela diri tapi semakin ingin melarikan diri Wang Bao semakin terjebak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mirna Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persiapan Ujian
"Bawakan segentong susu!" Teriak Wang Bao begitu serius.
Bwahahaha...
Tiba-tiba terdengar suara tawa dari meja belakang.
Wang Bao menoleh, ingin tahu siapa yang menertawakannya.
"Minum susu sebanyak apapun tidak akan membantumu tinggi jika kamu memang sudah ditakdirkan seperti itu," Lanjutnya lagi setelah puas tertawa.
"Kakek Yungjie?" Wang Bao mengenali orang yang menertawakannya, lalu menggerutu kesal, " Ayah dan kakak-kakakku semuanya tinggi, saya pasti juga akan tumbuh lebih tinggi," Gumam Wang Bao mengigat semua orang terlihat lebih tinggi darinya..
Mata Wang Bao lalu teralihkan pada orang yang duduk bersama Yungjie, badan dan tingginya dua kali lebih besar dari Wang Bao.
"Long Wei!!!" Wang Bao melongo, melihat perubahan pada Long Wei.
"Kau besar sekali, padahal baru beberapa Minggu kita tidak bertemu," Wang Bao iri melihat perubahan besar pada Long Wei.
Long Wei bertambah tinggi dan otot-ototnya semakin besar. Mendengar Wang Bao memujinya Long Wei hanya tersenyum malu lalu mengaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kakek Yungjie, jangan ketawa lagi," Kini Yungjie dan Long Wei pindah ikut bergabung dengan Yingjie dan Wang Bao.
"Setelah berlatih begitu keras kenapa masih kerdil begini?" Tanya Yungjie, mengusap kasar kepala wang Bao.
"Saya masih dalam masa pertumbuhan, pasti akan lebih tinggi dari Long Wei," Wang Bao tidak mau kalah, tidak terima tinggi badannya diejek.
"Kau benar-benar terlihat berbeda sekarang Long Wei," Wang Bao memuji perubahan Long Wei, lalu Wang Bao mengangkat tangannya ingin mengusap kepala Long Wei untuk memberi apresiasi sayanya tangan Wang Bao terlalu pendek, menyadari hal itu Long Wei sedikit membungkuk membiarkan Wang Bao mengusap kepalanya.
"Gulungan milikmu urutan keberapa Long Wei?" Wang Bao penasaran.
Long Wei menyerahkan gulungannya membiarkan Wang Bao melihat sendiri karena tidak tahu membaca.
"Urutan ke dua? Gumam Wang Bao mengembalikan gulungan Long Wei.
"Iya, karena seseorang menyogok untuk mendapatkan angka satu," Celetuk Yungjie menyindir Yingjie.
Yingjie tidak peduli, malah terlihat lebih bangga karena berhasil mendapatkan urutan pertama untuk anak rekomendasi yang dia bawa.
Mereka berbagi cerita, Yingjie dan Yungjie mengobrol dengan potensi anak-anak yang akan ikut ujian tahun ini, sedangkan Wang Bao dan Long Wei juga sibuk pada dunia mereka masing-masing menceritakan bagaimana mereka bertahan hidup tiga minggu belakang ini hingga bagaimana mereka berdua dipaksa berlatih begitu keras.
Sampai tanpa sadar matahari mulai terbenam, mereka berempat berpisah. Wang Bao sementara tinggal di paviliun obat karena Muchen ingin meneliti efek obat yang diberikan pada Wang Bao sebelumnya sementara Long Wei untuk sementara tinggal di tempat tetua Yungjie.
Sewaktu-waktu jika Wang Bao beristirahat dari latihannya ia akan membantu Muchen di paviliun obat, sifat kerja keras dan telaten Wang Bao masih melekat pada kepribadian Wang Bao seperti saat di bumi karena terbiasa bekerja membuat hubungannya dengan Muchen menjadi lebih dekat.
Muchen bahkan sering meminta Wang Bao membantunya dalam menyusun dan mengelompokkan obat sesuai fungsinya.
"Wang Bao, darimana kamu belajar hal-hal luar biasa seperti ini?" Muchen kagum, Wang Bao bahkan membuatkan tabel list untuk bahan yang masih banyak dan stok bahan-bahan obat yang sudah habis dan harus segera diisi. Hanya perlu diberi centang saja untuk mengelompokkannya.
Wang Bao menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung bagaimana ia harus menjawab pertanyaan muchen karena sebenarnya yang dilakukan adalah cara orang-orang dibumi dalam mengatur data dan mengelompok bahan seperti di toko-toko swalayan tempatnya bekerja dulu.
"Ini dari buku kuno yang tidak sengaja saya baca," Jawab Wang Bao asal.
"Benarkah ada buku sebagus itu? Bisakah kamu meminjamkannya padaku? Apa judulnya?"
"Ah! Sepertinya sudah waktunya saya pergi ke gunung untuk berlatih," Wang Bao beralasan, lalu cepat-cepat pergi dari paviliun obat tidak ingin menjawab pertanyaan Muchen.
Keluar dari gerbang utama, Wang Bao tidak pergi berlatih. Hari ini Tetua Yingjie tidak akan mengawasi latihannya karena mendapat pekerjaan yang harus diselesaikan.
Wang Bao malah pergi ke pasar berkeliling sendiri, terlalu malas untuk latihan dan terlalu bosan jika hanya tinggal di paviliun obat bersama Muchen.
Menjelang waktu ujian yang akan segera dimulai Wang Bao melihat masih banyak orang-orang yang baru saja sampai di kota lalu masih banyak juga yang belum mendapatkan gulungan pendaftaran ujian.
Disaat seperti ini semua penginapan dan tempat makan dipenuhi oleh para pendatang yang akan mengikuti ujian, bahkan banyak juga yang menginap dijalan untuk menunggu dimulainya ujian karena tidak menemukan penginapan lagi, walau ada harganya tentu saja sangat mahal.
"Wah! Peluang usaha disini sangat bagus, jika membuka lahan dan memulai bisnis disini lima atau sepuluh tahun kedepannya pasti hidupku akan sangat makmur, hidupku kaya raya." Gumam Wang Bao dengan melihat orang-orang yang duduk di pinggir jalan karena tidak mendapatkan tempat istirahat.
"Ayo lihat, usaha apa saja yang bisa ku buka untuk menjadi orang terkaya di masa depan." Wang Bao tertawa, menghitung dan memperkirakan peluang yang bisa ia dapat untuk menghasilkan keuntungan.
"Oh! Bagaimana jika membuat Coffee Shop? Pasti akan laku berat hahahah."
"Oh! Bagaimana kalau buka penginapan dulu, baru membuka Coffee Shop, terus apa lagi ya? Ah! Iya saya juga bisa membuat restoran cepat saji umm.... Bagaimana aku akan menghabiskan uangku kelak jika semua bisnis ku sukses. Hwahahahah, kepalaku jadi pusing." Wang Bao berceloteh tidak jelas, belum memulai bisnis tapi kepalanya sudah membayangkan menjadi orang kaya dimasa depan.
Wang Bao berjalan-jalan sendiri mengelilingi kota lalu setiap memikirkan cara menghasilkan uang dia akan tertawa terbahak-bahak, orang-orang yang melihatnya selalu menghindar berfikir bahwa Wang Bao adalah orang yang punya penyakit jiwa dan menjadi gila.
Wang Bao tertarik pada sebuah rumah makan yang terlihat lebih mewah dari tempat lainnya terletak di persimpangan jalan tidak jauh dari alun-alun kota, merasa tertarik Wang Bao datang ke sana ingin mengisi perutnya.
Setelah duduk dan memesan makanan terlihat pelayan terburu-buru lalu berbisik pada pemilik rumah makan, setelah itu wajah pemilik rumah makan langsung berubah masam.
Lalu memerintahkan pelayannya untuk mengusir Wang Bao yang baru saja duduk.
"Kenapa?" Tanya Wang Bao bingung.
"Memangnya kamu sanggup bayar?" Bentak pemilik rumah makan, mengisyaratkan untuk menyeret Wang Bao keluar.
"Aku punya banyak uang! Sungguh, ayahku pemimpin kota dan sangat kaya!" Teriak Wang Bao.
Tidak ada yang peduli dengan apa yang dikatakan Wang Bao, dua orang pelayan langsung mengangkatnya dan melempar Wang Bao keluar.
"Dasar orang gila, bawa sial saja datang ke tempat usahaku." Gerutu pemilik rumah makan kesal dan meninggalkan Wang Bao diluar.
...***...
