Setelah lima tahun Fatur pergi ke luar negri untuk menghilangkan luka hatinya karena Anggita, kini ia kembali ke Indonesia dan tiba-tiba bertemu lagi dengan perempuan yang sangat ia cintai di masa lalunya. Sampai akhirnya Fatur jatuh cinta lagi untuk yang kedua kalinya kepada Anggita.
Disarankan membaca novel 'Jatuh Cinta Lagi' sebelum membaca novel ini.
Up dari senin sampai sabtu ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Snow White, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak profesional
Keadaan Fatur membuat Erik panik mengapa sahabatnya masih terdiam tidak merespon ucapannya sedari tadi, tatapannya kosong dan tubuh Fatur membeku. Hanya guratan kesedihan yang sangat terlihat jelas di wajah tampannya. Erik benar-benar dibuat bingung, apa yang sedang terjadi kepada sahabatnya itu? Kenapa tiba-tiba Fatur menjadi seperti ini, apa ada masalah dengan pekerjaannya. Erik memutuskan untuk duduk di samping Fatur dan berharap jika sahabatnya itu akan bercerita apa yang telah terjadi kepadanya.
"Tur! Jawab gue. Apa yang terjadi sama lo?" tanya Erik dengan nada sedikit meninggi dan rasa penasaran menatap Fatur yang masih saja menetaskan air mata dan diam seribu bahasa.
"Apa ini ada hubungannya sama proyek itu?" tanya Erik lagi dengan nada terdengar semakin panik karena Fatur masih terdiam.
Nihil, masih saja tidak ada sepatah kata yang terucap dari bibir Fatur. Lelaki penyuka hujan itu masih saja tidak menjawab pertanyaan Erik dan membuat sahabatnya mulai frustasi.
"Mereka membatalkan proyek itu?" tanya Erik untuk kesekian kalinya terus mencecar Fatur dengan berbagai pertanyaan namun sayang Fatur masih saja terdiam.
Sungguh Erik dibuat putus asa dengan sikap Fatur, tidak ada kata yang kembali terucap dari sahabatnya. Andai saja Fatur mau bicara akan apa yang sudah terjadi, pasti Erik tidak akan kesulitan seperti ini. Wajah sahabatnya itu terlihat begitu sedih dan putus asa, ada kejadian apa yang telah membuatnya terdiam seribu bahasa seperti ini. Tubuh Fatur membeku seperti es begitu dingin tidak ada ekspresi dan tandan-tanda kehidupan di wajahnya.
"Sepertinya gue mau membatalkan proyek itu," ucap Fatur yang mulai bicara setelah sekian lama terdiam dengan nada lirih dan air mata terus menetas jatuh ke pipinya.
Deg, seketika Erik kaget bukan main saat mendengar keputusan Fatur, kenapa tiba-tiba Fatur mau membatalkan proyek itu? Ada apa sebenarnya? Apa ada masalah yang sangat besar yang membuat Fatur menyerah seperti ini.
"What! Kenapa lo mau membatalkan proyek itu? Apa ada masalah yang serius?" tanya Erik kaget menatap tajam ke arah Fatur yang saat ini menundukkan kepalanya terlihat lesu.
"Iya," jawab Fatur singkat sambil mengangkat kepalanya menatap Erik yang ada di sampingnya dengan nada terdengar parau.
Mata Fatur berbicara jika ada sesuatu yang sudah terjadi, tapi apa yang membuat sahabatnya membatalkan proyek itu. Kedua bola mata Fatur begitu sembab dan mulai membengkak, kejadian apa yang membuat Fatur seperti ini. Berbeda dengan ekspresi Fatur semalam yang begitu semangat dan antusias untuk mengambil proyek ini.
"Apa yang terjadi sehingga lo mau membatalkannya? Apa ada masalah yang begitu besar? Apa masalah bayaran atau yang lain?" tanya Erik semakin penasaran.
"Lo tahu siapa kliennya Reza?" Fatur balik bertanya kepada Erik yang menatapnya dengan rasa penuh penasaran.
"Gue nggak tahu, tapi yang jelas dia temannya Reza. Memangnya lo tahu siapa dia?"
Sepertinya memang Erik tidak mengenal siap kliennya Reza dan Fatur masih terdiam membuat Erik semakin penasaran dan penuh tanda tanya. Akhirnya Fatur memutuskan untuk memberitahu kepada sahabatnya itu siapa partner bisnisnya.
"Dia adalah Damar, calon suaminya Anggita," jelas Fatur dengan nada berat dan mata kembali berkaca-kaca.
Bagai disambar petir telinga Erik mendengar ucapan Fatur, apa Fatur tidak salah bicara. Apa yang dimaksud olehnya itu adalah Anggita mantan kekasihnya, dulu!
"Anggita! Anggita mantan pacar lo?" tebak Erik dengan mimik wajah kaget menatap Fatur dengan tajam.
"Iya," jawab Fatur singkat dengan nada parau dan lirih.
Erik tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ternyata ini yang membuat sahabatnya itu seperti ini, Erik tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Fatur saat dirinya tahu bahwa partner bisnisnya itu adalah calon suami perempuan yang pernah ia cintai dan berhadapan langsung setelah lima tahun mereka tidak bertemu.
Mata Fatur masih terus menetaskan air mata, rasanya dada Fatur terasa sesak sehingga ia kesulitan untuk bernafas dan hatinya terasa begitu sakit. Luka yang hampir lima tahun dipendamnya kini kembali tergores lagi, rasa cinta dan memori yang sudah dilupakan kini teringat kembali. Kejadian lima tahun lalu dan perasaan cintanya kepada Anggita, dulu.
"Sumpah Tur, gue nggak tahu kalau partner bisnis Reza itu calon suaminya Anggita. Kalau tahu gue pasti sudah tolaknya," jelas Erik kepada Fatur dengan mimik wajah terlihat kaget dan bingung.
Fatur juga tahu dan mengerti jika Erik tidak pernah tahu akan hal ini, pasti ini semua hanya kebetulan saja. Fatur hanya terdiam mendengar ucapan sahabatnya, ia hanya berfikir jika dirinya tidak bisa melanjutkan kerja samanya dengan Damar dan Reza. Karena dirinya belum sanggup untuk berhadapan kembali dengan luka lamanya. Walaupun itu kejadian lima tahun lalu, baginya seperti baru saja dihadapinya kemarin. Meskipun selama ini Anggita sudah melupakan semua kejadian indah bersama dirinya, namun tidak dengan Fatur. Tidak pernah sedikitpun dirinya melupakan kejadian itu, kejadian yang membuatnya patah hati dan terluka hebat dan juga membuat dirinya membenci Anggita. Tapi saat dirinya berhadapan dengan perempuan itu tadi, semua rasa cinta yang dulu dipendamnya kini terbuka lagi. Rasa cinta yang disimpan disebuah tempat folder spesial di relung hatinya yang paling dalam dan tidak pernah terjamah oleh siapapun.
"Gue nggak akan melanjutkan kerja sama ini," kata Fatur dengan nada lirih menatap Erik.
Lagi-lagi ucapan Fatur membuat Erik kaget, bagaimana bisa sahabatnya membatalkan kerja samanya dengan Reza padahal dirinya sudah membuat janji dengan Reza. Tapi di sisi lain Erik juga mengerti, ini adalah hal yang tersulit dalam kehidupan Fatur karena harus bertemu lagi dengan mantan kekasihnya yang sangat dicintai 5 tahun lalu. Keputusan Fatur membuat Erik dilema dan bingung harus bagaimana. Tidak mungkin dirinya memaksa Fatur untuk berhadapan dengan Anggita dalam keadaan seperti ini. Luka di hatinya belum juga sembuh dan sekarang dirinya dipaksa untuk berhadapan dengan perempuan yang sudah membuat hatinya patah hati hebat.
"Tapi bagaimana kalau mereka nggak terima?" tanya Erik menatap Fatur dengan sendu.
"Gue akan mencari orang sebagai gantinya, bila perlu gue akan membayar uang pembatalan ini."
Jujur Erik tidak bisa berkata apa-apa saat ini, ia masih terdiam mendengar keputusan Fatur. Sungguh ini keputusan yang berat bagi Fatur karena tidak bisa berhadapan dengan Anggita, memang Fatur terlihat tidak profesional karena dirinya menyangkut-pautkan perasaannya dengan pekerjaannya. Tapi ini adalah masa-masa sulit bagi Fatur dan Erik tidak bisa berbuat apa-apa.
"Apa ini nggak profesional? Lo membatalkan secara tiba-tiba dan sepihak tanpa persetujuan mereka?"
Tatapan Fatur seketika menatap Erik dengan tajam, sepertinya ucapan Erik sangat menyinggung perasaannya dan sepertinya Erik tidak mengerti perasaan sahabatnya itu. Melihat tatapan Fatur seketika Erik bisa menebak jika sahabatnya itu tidak menyukai apa yang baru saja diucapkan oleh dirinya.
"Apa lo tahu bagaimana perasan gue!" bentak Fatur dengan nada tegas dan sedikit meninggi menatap tajam Erik yang masih setia duduk di sampingnya.
Glek, melihat emosi Fatur yang mulai memuncak dan berapi-api. Wajahnya kembali berwarna kemerahan dengan tatapan tajam membuat Erik sedikit ketakutan dan hanya menelan ludah. Sepertinya ia sudah membuat Fatur marah. Kali ini Erik bagikan mangsa yang siap untuk dihabisi olehnya. Fatur ingin menumpahkan semua emosi dan amarahnya kepada Erik seperti waktu itu yang membuat mereka berdua terus bertengkar dan lagi-lagi karena Anggita.
"Lo bilang gue nggak profesional! Apa lo tahu bagaimana perasaan gue!" teriak Fatur dengan nada emosi dan menajamkan matanya ke arah kedua bola mata Erik.
Deg, Erik kaget bukan main melihat emosi Fatur yang mulai meluap dan akan meledak seperti bom waktu seperti dulu. Dari sana Erik bisa membaca dari air mata yang jatuh ke pipi Fatur melukiskan perasannya saat ini, rasa sakit hati dan lukanya yang dipendam selama 5 tahun belakangan ini. Mungkin hati Fatur saat ini sedang tidak karuan dan tercabik-cabik, luka yang sedang disembuhkan olehnya kini terasa lagi. Sepertinya percuma saja Erik berbicara soal proyek itu karena saat ini hati Fatur sedang tidak baik-baik saja, sedang kacau dan berantakan.
"Lo bilang gue nggak profesional? Lo tahu siapa rekan bisnis gue? DIA SUAMI MANTAN PACAR GUE!" bentak Fatur dengan emosi yang meledak dan memberikan penekanan di setiap kata 'Dia Suami Mantan Pacar Gue'.
Ya. Erik memang egois jika bilang seperti itu karena jangankan menatap wajah Anggita, mendengar namanya saja akan membuat Fatur sakit. Beban yang Fatur pikul saat ini semakin bertambah, rasanya ia ingin mati saja. Tapi Fatur harus ingat siapa nanti yang akan menjaga mamanya dan Mili kakaknya. Erik ingat terkahir kali mereka berdua terlibat perkelahian karena Anggita dan seperti inilah ekspresi marah Fatur yang pernah dilihatnya, dulu. Erik hanya bisa terdiam dan mencoba mengendalikan emosinya agar tidak pecah melawan Fatur. Dan satu yang harus Erik ingat jika Fatur mempunyai penyakit vertigo yang bisa kambuh kapan saja.
"Gue tahu bagaimana perasaan lo. Gue tahu ini sulit buat lo karena setelah sekian lama lo bertemu lagi dengan dia. Tapi bukankah itu hanya tinggal masa lalu yang sudah terlewat 5 tahun lalu. Lo dan dia sudah putus, kan? Jadi pasti lo sudah bisa melupakan semuanya antara kalian berdua," kata Erik mencoba menenangkan Fatur dan mencari tahu bagaimana perasaan sahabatnya itu kepada Anggita, walaupun Erik tahu persis jika Fatur masih sangat mencintai Anggita.
Emosi Fatur saat ini sepertinya sudah tidak bisa dibendung lagi, amarah di hatinya seperti bendungan air yang hendak meluap. Amarahnya semakin meledak mendengar ucapan Erik, ingin rasanya Fatur berteriak di hadapan Anggita jika dirinya masih sangat mencintainya. Tapi itu tidak mungkin karena rasa sakit hatinya lebih besar dari itu. Memang Fatur masih sangat mencintai Anggita tapi ia tidak bisa melupakannya begitu saja. Fatur ingin membalas dendam kepada Anggita atas apa yang Anggita lakukan kepadanya, meninggalkan dirinya di saat ia sedang merasa sayang-sayangnya. Mungkin Anggita bisa melupakan semua tapi tidak bagi Fatur, semua begitu sangat berharga baginya. Baginya Anggita adalah penyemangat hidupnya saat papanya pergi meninggalkan luka untuknya, baginya Anggita adalah pelengkap kebahagiaan setelah mamanya dan kakaknya Mili. Bagi Fatur perempuan itu adalah sandaran hatinya selama ini. Tapi justru karena Anggita yang membuat Fatur seperti ini, Anggita sudah menghancurkan hatinya dan masa depannya.
"Apa lo bilang! Melupakan? Lo bilang gue sudah melupakan Anggita!" Fatur kembali berteriak histeris sambil menggenggam kedua kerah baju Erik dan menatapnya dengan tajam seraya kedua bola matanya masih berurai air mata.
Mungkin Erik begitu jahat telah melakukan ini kepada Fatur, tapi di sisi lain Erik bisa tahu dengan jelas jika Fatur masih menyayangi perempuan yang bernama Anggita. Hati Erik juga ikut sedih melihat sahabat baiknya seperti ini, baru saja Erik senang melihat Fatur bisa kembali hidup normal setelah hampir 5 tahun Fatur seperti mayat hidup. Namun saat ini Erik melihat Fatur begitu emosi yang tak terbendung menyimpan sejuta luka dan rasa kecewa.
"Lima tahun gue diasingkan! Lima tahun gue menjauh dari keluarga! Lo bilang gue sudah melupakan dia!" bentak Fatur lagi sambil berteriak histeris menatap Erik yang terdiam seribu bahasa sedari tadi dengan kedua tangannya masih menggenggam kerah sahabatnya itu.
"Lo tahu bagaimana perasaan gue! Lo tahu bagaimana hancurnya gue! Lo tahu bagaimana frustasinya gue! Apa lo tahu selama ini gue dihantui perasaan bersalah karena nggak mempertahankan cinta gue!"
Saat ini Fatur begitu sangat histeris sikap temperamennya kembali muncul setelah sekian lama Erik tidak melihatnya. Jahat! Sungguh Erik sangat jahat membuat Fatur seperti ini. Nyatanya Anggita masih menjadi pemenang di hati Fatur. Semua ucapan Fatur berhasil membuat Erik terdiam tak bergeming.
"Sakit hati gue, Rik. Setiap malam gue harus melamun menangis di dalam kamar hanya untuk memikirkan masalah tolol karena perasaan gue yang nggak bisa hilang. Setiap malam gue harus melamun karena seorang perempuan yang nyatanya nggak pernah memikirkan gue. Setiap malam pikiran gue menggila dan berharap kalau ada keajaiban untuk mempersatukan gue dan dia kembali. Namun nyatanya nggak seperti itu," rintih Fatur terus menangis tersedu-seduh.
Hanya buliran berwarna putih yang mulai memenuhi pelupuk mata Erik, dirinya tahu bagaimana perasaan Fatur dulu saat ditinggal Anggita karena lelaki lain. Hidup Fatur seketika runtuh dan hancur, seperti kiamat. Tidak punya semangat hidup dan frustasi, dan itu membuat mamanya Fatur sangat sedih melihat putra bungsunya seperti itu. Dan sekarang nyatanya Fatur masih belum bisa melupakan Anggita sedikitpun.
"Apa salah gue? Apa gue nggak berhak bahagia? Kenapa gue nggak bisa memiliki perempuan yang sangat gue sayangi? Kenapa gue nggak bisa seperti lo dan lelaki lain yang berakhir dengan bahagia? Kenapa gue nggak bisa mengutarakan perasaan gue kepada orang yang sangat gue sayangi? Kenapa? Kenapa, Rik?"
Memang kisah cinta Fatur tidak pernah selalu berakhir bahagia, ia tidak pernah mempunyai seseorang yang benar-benar utuh mencintai dirinya. Setiap gadis yang datang kepadanya hanya datang dan singgah sebentar lalu pergi begitu saja. Hanya untuk mengusir kesepian dan nyatanya kekosongan hati Fatur belum ada yang bisa menjamahnya.