Berjuang dengan penyakit yang dia derita selama ini malah mendapatkan pengkhianatan dari suami.
Arkan. Suami yang dia percaya selama enam tahun untuk menjaga anaknya, malah mengkhianatinya.
Yang membuat dirinya sakit hati, ternyata Arkan sedang bercinta dengan perawat yang bekerja di rumahnya untuk membantunya sembuh.
Nyatanya mereka berdua mengkhianatinya, saat itu juga dia bertekad untuk membohongi keduanya supaya kebusukan yang mereka lakukan terbongkar.
Bisakah Amel membongkar semua kebusukan yang mereka lakukan selama ini? Atau memilih setia dalam rumah tangga untuk kebahagiaan kedua anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiarasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7 : selingkuh diam diam
Rev dan juga Lilian kembali makan malam seperti biasanya, tidak ada kecurigaan di antara mereka berdua. Antara Arkan dan juga Lea sama-sama menyembunyikan hubungannya, seakan tidak terjadi di antara mereka.
Kini Lea kembali bertugas sebagai perawat sekaligus art, semua kebutuhan Lilian, Arkan dan juga Rev dia yang tangani tapi Rev tidak mengizinkan dirinya untuk mengurus Amel. Dari awal dia datang sampai sekarang ia belum ketemu dimana letak kamar rawat Amel, saking penasaran Lea mencoba mencari seluruh ruangan.
Tetapi ia tidak menemukannya, Rev yang membuat kamar rawat Amel tersembunyi. Rev sengaja menyembunyikan kamar ibunya dari orang asing, apalagi di sini ada Lea yang notabenenya orang asing. Entah kenapa Rev merasa curiga dengan Lea, dulu saat datang kemari wanita itu seperti wanita murahan yang ingin menggoda pria.
Tetapi sekarang tidak seperti dulu lagi, Lea seperti art pada umumnya tidak ada tanda-tanda menggoda ayahnya. Membuat lelaki yang kini sibuk melirik Lea dan juga ayahnya merasa curiga, tapi ia tidak mungkin menuduh apapun.
Karena di sini dia tidak punya bukti untuk kecurigaannya, "Ayah, aku sudah selesai sarapan. Kalau gitu aku kembali ke kamar."
"Aku juga." Lilian memutuskan ke kamar bersama dengan Rev, selama melangkah dengan Rev Lilian sempat berhenti dan melirik kearah bawah.
"Kak." panggil Lilian pelan, langkah Rev terhenti saat langkahnya ingin menuju kamar.
"Ada apa, Lilian?"
"Kak, kakak gak curiga sama wanita licik itu?" tanya Lilian yang melirik kearah Lea dan juga ayahnya.
Rev mengikuti arah matanya untuk menatap keduanya, "Curiga kenapa? Bukannya dia sudah baik-baik aja, kenapa kamu curiga dengan dia lagi."
"Aku rasa Lea itu belum berubah kak. Kakak ingat gak pas kita pulang sekolah, tiba-tiba aja ayah baru keluar dari kamar setelah Lea muncul. Yang membuat aku curiga wanita itu keluar dari kamar ayah." tutur Lilian, Rev tidak tahu apakah ucapan Lilian benar atau tidak.
"Bisa jadi Lea lagi bersihin kamar ayah. Udah ya kakak mau istirahat." Rev kembali melangkah meninggalkan Lilian, Rev masuk ke kamar sedangkan Lilian kesal dengan sikap sang kakak.
Kejadian itu dimana saat Lilian baru saja tiba di rumah, rumah terasa sepi sekali tidak seperti biasanya. Yang membuatnya curiga dengan Lea saat wanita itu memutuskan ke lantai atas, wanita itu melangkah menuju kamar Arkan.
Lilian melihatnya, dengan cepat Lilian memastikan kalau apa yang dia lihat salah. Lilian tidak bisa masuk, ia juga tidak tahu apa yang terjadi di dalam. Kamar Arkan terbilang kedap suara begitupun dengan ruang kerja Arkan, saat Rev hampir memergoki Lea sedang bercinta dengan Arkan.
Rev tidak sengaja mendengar suara gagang pintu, saat itu Rev segera membuka pintu tetapi pintu terkunci. Dengan cepat Rev membuka dengan cara paksa, pada akhirnya mereka sedang melakukan itu walau belum sempat melakukannya.
Kali ini Lilian melihatnya sendiri tidak ada orang yang percaya, sedangkan Rev tidak memercayai ucapannya. Padahal Rev mengetahuinya, di sudut kamar dan ruangan pakaian Arkan terdapat satu cctv yang memang di letakan oleh Rev.
Cctv itu terhubung oleh handphone, Rev melihatnya dengan jelas kalau Lea terus menggoda Arkan sampai akhirnya Arkan tergoda dengan sikap lembut wanita itu. Rev mencoba pura-pura tidak tahu, sampai dia menemukan bukti dan bisa menghancurkan Lea.
***
"Tuan." ucap Lea dengan manja, Arkan yang sibuk meneguk sisa kopi buatan Lea melihat tangan Lea kini masuk ke dalam pakaian.
Arkan menghentikan tangan tersebut dan meletakan cangkir tersebut, "Saya sudah katakan sama kamu jangan panggil saya tuan saat kita sedang berdua saja. Apa kamu tidak paham dengan perkataan saya."
"Saya paham sayang." kini Lea duduk dipangkuan Arkan, Arkan merasa gugup saat di dekat Lea. Entah gugup karena takut ketahuan atau memang gugup ada Lea di pangkuannya.
"Kenapa, sayang?" Lea kembali merayu dan menyentuh wajah Arkan dengan lembut, membuat wajah itu menatap Lea yang semakin hari semakin cantik.
"Malam ini kamu tidak sibukkan?" pertanyaan Lea membuat Arkan mengerutkan kening.
"Kenapa kamu tanya itu." ucap Arkan yang sedang meraba paha Lea, pakaian yang digunakan Lea sangatlah ketat dan rok pendeknya begitu terlihat paha mulusnya.
Lea memeluk leher Arkan dengan manja, "Aku mau kamu ke kamarku untuk melakukan itu lagi, aku sudah kangen merasakan sentuhan hangat mu."
"Baiklah." kini Arkan tidak lagi meraba paha Lea melainkan berpindah ke salah satu tempat favoritnya.
Bagian inti yang memang sangat sensitif bagi Lea, tangan kekar itu terus menyentuh dan mengelus bagian sensitif Lea sampai wanita itu menahan des@han. Dia takut suaranya akan terdengar oleh orang rumah, walau dia yakin rumah sebesar ini tidak akan terdengar.
Arkan masih puas memainkan tubuh Lea yang sensitif, semakin disentuh semakin Lea kejang-kejang dibuatnya. Kini Lea mencengkram pundak Arkan dengan kuat, saat tangan lelaki ini terus meraba dan memainkan sesuatu di bagian tubuhnya.
"Ahhh... Sayang..." desis Lea yang berusaha menahan suara kenikmatannya, dia takut kalau ada orang yang mendengarnya.
Lea terus memeluk tubuh Arkan sampai lelaki itu melepaskan permainannya, baru saja permulaan Lea sudah lemas tidak berdaya bagaimana Arkan menyerangnya dengan brutal mungkin wanita ini sudah pingsan.
Arkan mengangkat tubuh Lea untuk duduk di kursi bekasnya duduk, lelaki itu pergi setelah memainkan tubuhnya tanpa memiliki tanggung jawab. Sudah dibuat enak lelaki itu malah pergi, sedangkan Lea memutuskan untuk menuntaskan permainan yang sempat diabaikan Arkan.
Lingerie yang dipakai Lea sangat transparan, sangat terlihat bentuk tubuhnya dan warna kulitnya. Apalagi di bagian dadanya yang sangat menonjol ke depan, membuat siapa saja akan tergoda dengan lekuk tubuhnya. Ditambah dengan rambutnya yang terurai indah, tidak hanya itu saja tubuhnya sangat harum saat parfum yang ia beli sudah menempel di kulit mulusnya.
Tinggal menunggu kedatangan Arkan dan dia segera menyerang lelaki itu, tetapi Rev sudah memiliki rencana untuk mereka berdua. Arkan meminta Rev untuk membuatkan minuman, ini kesempatannya untuk menggagalkan rencana wanita itu.
"Ini minuman yang ayah mau." ucap Rev yang memberikan minuman untuk Arkan, Arkan tersenyum saat melihat sang anak membawakannya minuman.
"Terima kasih." Arkan mengambil minuman tersebut dan meminumnya, saat minuman itu ditelan sampai habis Rev masih menunggu.
Menunggu reaksi dari minuman itu, ternyata benar obat itu bereaksi dengan cepat tanpa dia menunggu terlalu lama.
"Rev, kenapa kepala ayah ngantuk banget ya. Tumben ayah jam segini udah ngantuk biasanya gak." kata Arkan yang merasa matanya sudah sangat berat.
"Mungkin ayah kecapean makanya ngantuk. Gimana ayah tidur di kasur aja, siapa tahu besok pagi tubuh ayah sudah segeran."
Rev melihat Arkan masuk ke ruangan kecil, ruangan itu terdapat satu tempat tidur untuk Arkan istirahat. Setelah lelaki itu masuk ke kamar, Rev segera keluar dan datang ke kamar Lea.
Dia yakin wanita itu sudah menunggu kedatangan ayahnya, kali ini dia yang akan memainkan peran Arkan. Lea tersenyum di depan cermin saat mendengar suara langkah kaki, dia yakin pasti Arkan sudah datang tinggal membuka pintu dan menarik tangan Arkan.
Saat Rev menyentuh gagang pintu, Rev meneguk saliva saat Lea sudah membuka pintu dengan penampilan yang hanya memakai lingerie hitam transparan. Rev yang notabenenya masih terbilang masih muda, tidak kuat dengan penampakan tubuh wanita ini.
Walau Lea hanya seorang pembantu atau pengasuh tapi Lea memiliki tubuh yang indah, Rev yang mencoba bibir wanita ini saja sudah ketagihan bagaimana merasakan seluruh tubuhnya.
"Sayang, kenapa kamu menutup wajah kamu." kata Lea yang melihat wajah Arkan ditutup dengan topeng hitam, lelaki itu tersenyum dan menyentuh wajah Lea.
"Supaya malam kita akan terasa indah, makanya aku lakuin ini buat kamu sayang. Boleh aku masuk?" Lea tersenyum dan menarik tangan Arkan untuk masuk ke dalam, sedangkan Lea tidak tahu pria yang dia bawa masuk bukan Arkan melainkan Rev.