NovelToon NovelToon
Maaf, Jika Aku Memilih Dia

Maaf, Jika Aku Memilih Dia

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Masalah Pertumbuhan / Tamat
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chiavieth Annisa

Sebuah cerita tentang anak kampus yang bernama Grace yang kuliah di sebuah universitas terkenal. Memiliki wajah cantik, namun sifatnya keras kepala dan selalu melakukan kecerobohan hingga di setiap harinya selalu ada pertengkaran dengan seorang pria yang lebih tua setahun darinya.

Ethan, pria yang juga satu kampus dengan Grace namun memiliki sifat yang kebalikan dari gadis itu. Populer di kalangan para gadis, yang ternyata diam-diam menyukai sosok Grace yang diakui sebagai adiknya.

Namun, ternyata Grace telah menyukai orang lain, dan itu adalah Leon, teman dekat Ethan. Namun ternyata di balik itu ada hal membuat mereka mengalami berbagai halangan hingga kehidupan mereka memiliki konflik dan emosi yang komplek serta pertikaian yang kadang bisa merubah semuanya dan melewati masa-masa itu. Namun, Ethan segera menemukan bahwa cintanya tidak bisa membuat mereka tetap bersama. Karena ada hal yang menjadi hambatan, penasaran dengan kisah kehidupan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiavieth Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 emosi tak terduga

"Leon, kenapa kamu diam? Jika kedatanganku mengganggumu, kamu tenang saja, lusa aku akan kembali lagi."

Jeanne memperlihatkan ekspresi keputusasaannya di sertai rasa sesal.

Leon masih diam, kekecewaan terlihat di matanya, di tambah lagi dengan pemberitahuan Jeanne yang membuat dirinya semakin terpuruk. Namun wanita itu tak menyadarinya, ia yang selalu merasa benar kadang cukup mengesalkan Leon.

Kadang kala, mengalah mungkin jalan terbaik agar hubungan mereka tetap berjalan meski jarak jauh. Leon berusaha menutupinya dengan senyuman yang di paksakannya. "Aku hanya ingin kita berdua selalu damai bersama..."

Seketika itu Jeanne bergelayut manja dan mengalungkan tangannya di leher Leon. "Aku tahu kamu memang yang terbaik..."

Sebelum meninggalkan kafe, Leon menyempatkan diri menyentuh dagu Jeanne dan mencubitnya dengan gemas.

"Kalau begitu, ayo kita habiskan waktu bersama sebelum kamu pergi lagi."

Leon mengendarai mobilnya di hari yang mulai gelap, ia bahkan belum memikirkan tujuan pastinya. Dalam beberapa menit setelahnya, Leon merasa tertarik pada sebuah taman tempat pasar malam di gelar, tampaknya cukup ramai. Maka mobilnya pun berbelok dan berhenti di area parkir tempat itu.

"Sepertinya di sana ada acara, kita lihat yuk!" Jeanne berkata saat pandangannya mengarah pada kerumunan banyak orang yang tampak berkumpul pada satu tempat.

Suara musik terdengar mengalun membuat pendengarnya merasa tertarik mendatangi tempat itu. Jeanne menarik tangan Leon dan berjalan dengan tergesa-gesa setelah keluar dari mobil. "Acara sebagus ini jangan sampai ketinggalan."

Di sebuah panggung, sekelompok grup penyanyi wanita tengah melantunkan irama melodi yang memukau di depan para penontonnya. Jeanne yang saat itu tak dapat melihat acaranya secara langsung, berusaha menyerobot kerumunan agar bisa berada di barisan paling depan.

Mungkin agak kuno, tapi bagi seorang Jeanne yang saat ini tengah membutuhkan hiburan setelah di sibukkan dengan karirnya sebagai seorang penari ballet membuatnya berinisiatif untuk melihat panggung agar membuat perasaan lebih fresh.

Brakk... saat itu Jeanne tak sengaja menjatuhkan sebuah ponsel dan bahkan sampai menginjaknya.

"Oh, tidak! Ponselnya retak!" Teriak seorang wanita dengan nada kecewa. Samar-samar Leon bisa mendengarnya, Jeanne bahkan tampak cuek padahal suara itu berada tak jauh darinya.

Leon melihat sosok yang tak asing, maka ia mendatanginya dan berniat membantunya. "Grace?"

Sontak sosok itu menoleh, dan betapa terkejutnya Leon saat itu saat melihat Grace, yang baru saja menangisi ponselnya yang sudah memiliki keretakan di layarnya.

"Ada apa dengan ponselmu Grace?" Sebuah suara yang di kenalnya juga berda di sana. "Ethan, kita ketemu lagi..."

Bukannya menyahut, pria itu malah membuang muka dan mengabaikan teman dekatnya itu. "Kamu tak apa? Kita pulang sekarang ya?" Grace mengangguk, saat Ethan memapahnya untuk bangkit dari sana.

"Ehmm, bagaimana jika aku antar kalian pulang." Leon berbasa-basi memberi tawaran pada mereka.

"Tak perlu, kami masih punya sesuatu yang harus di kerjakan..." Ethan mengelak asecara halus sambil memperlihatkan sedikit senyumnya.

Jeanne tampaknya sadar kalau Leon masih saja menaruh perhatian pada dua orang yang sempat diakui cukup dekat dengannya. Wanita itu tampaknya tengah memutar otaknya mencari akal agar dua orang itu terpojok.

"Leon, kamu melihat gelangku? Ah... Itu adalah gelang yang kamu berikan saat anniversary hubungan kita yang kedua. Aku sangat menyayangkan gelang edisi terbatas itu. Tolong bantu aku mencarinya Leon..."

Itu mengejutkan! Kenapa bisa tiba-tiba? Semua orang malah terfokus pada Jeanne yang kelihatan panik karena kehilangan barangnya.

"Apa jangan-jangan, mereka yang mengambilnya?" Tiba-tiba telunjuk wanita itu mengarah pada Grace yang bersiap akan pergi bersama Ethan.

Menyadari itu, Ethan menoleh diikuti juga Grace yang kebingungan. Apa ini artinya? ponselku sudah separah ini dan dia malah menuduhku?

Grace terpaku saat banyak orang menatapnya, padahal dirinya tak salah tapi kenapa hatinya mulai cemas menghadapi situasi ini?

"Benar, tadi aku melihatnya berjongkok lama di sekitar mbak ini, aku yakin dia berusaha mencuri gelang itu."seseorang berkata dengan suara lantang dan tampak memprovokasi Grace

Grace manarik nafas dalam-dalam, sementara Jeanne tampaknya tak sabar dan kembali bersuara. "Katakan dengan jujur, kamu mengambilnya bukan?"

Pandangan Leon beralih pada Grace yang berdiri tegak tanpa merasa salah. Gadis itu sejak tadi sudah cukup sabar menghadapinya. "Apa kamu tak berpendidikan? Seharusnya yang marah itu aku, bahkan aku berhak minta ganti rugi padamu, karena kamu menyenggol tanganku saat sedang merekam. Kamu bisa bisa lihat keadaan ponselku sekarang. Kenapa kamu malah membuat tuduhan palsu, apa kamu sengaja agar namaku tercemar?"

Emosinya sudah memuncak karena tak tahan dengan Jeanne yang berbuat semena-mena padanya. "Konyol sekali, apa kamu kurang kerjaan hingga mau menghabiskan waktu untuk mencoba menuduhku? Seperti itukah caramu agar orang jadi tertarik padamu?"

Setelah mengatakan itu, Grace segera pergi dari sana diikuti dengan Ethan yang hanya menyimak adegan tadi. Pria itu lalu menampakkan ekspresi datar tanpa bersuara sedikit pun.

Berbeda dengan Leon, tampaknya ia bimbang dan menatap sang kekasih sambil berpikir. Apa aku harus mempercayai Grace? Tapi Jeanne pacarku, batinnya dalam hati.

Pria itu menutup matanya dalam diam, sementara Jeanne tengah merunggut sambil melipat tangannya dan melihat sebal pada Leon yang tak melakukan pembelaan terhadapnya.

"Anne... Anne... Apa yang sebenarnya terjadi? Kamu menginjak ponselnya?"

Sontak mata Jeanne melebar sempurna, ia kaget dengan respon Leon yang demikian. "Leon, apa kamu mencurigaiku berbohong?"

1
AmanteDelYaoi:3
Jelasin dong!
Lan Tian: kenapa kk? penasaran ya, lanjut swipe dong 🥺🙏
total 1 replies
Yuri/Yuriko
Gak sabar nih nungguin kelanjutannya, update cepat ya thor!
Lan Tian: di tunggu terus y kk🙏🥰
total 1 replies
Hakim Bohiran
Jangan diam aja thor, para pembaca sudah gak sabar nih!
Lan Tian: Baik kk, terima kasih udah baca cerita aku🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!