Arsya Guntara seorang anak dari pemilik perusahaan Sandyakala Corp, setelah lulus kuliah ia di didik oleh sang Ayah untuk menjadi penerus perusahaan Sandyakala Corp. Ia selalu diajarkan bagaimana memimpin perusahaan.
Suatu hari ia ditugaskan oleh orangtuanya untuk menghadiri acara bisnis di negara dimana dulu ia menyelesaikan kuliahnya.
Tanpa disangka ia bertemu dengan seorang gadis yang pernah berada di masa lalu nya.
Apakah pertemuan ini akan membuat mereka kembali bersama atau malah sebaliknya ? Dan sebenarnya siapakah gadis itu ?
Jawabannya hanya di Novel " Tentang Kita "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Setelah Nala disidang oleh Papa nya, ia diminta untuk istirahat oleh Mama nya, ia merasa iba pada Nala walaupun memang ini kesalahan Nala. Nala berada di kamar nya. Begitupun Nathan mereka berada di kamarnya masing-masing. Di ruang keluarga hanya tinggal Kedua orang tua Nala dan Om nya.
Papa Dika masih penasaran apa yang sebenarnya terjadi, ia sebetulnya curiga seperti ada yang Nala sembunyikan dari dirinya.
" Ian.. Tadi kamu menemukan Nala dimana ? " tanya Papa Nala.
Bian menghela nafas dalam, ia dirundung kegalauan mau tidak jujur namun ia khawatir kepada Nala, mau jujur pun ia khawatir Nala akan dimarahi lagi oleh Papa nya. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Bian menceritakan semuanya.
" Jadi gini Mas, Mbak, tapi aku harap Mas dan Mbak tidak gegabah untuk memarahi Nala, Nala itu sekarang anak remaja yang akan menuju dewasa, jadi mungkin sikap kita kepada Nala pun sudah harus berbeda, bukan Nala kecil lagi " ucap Bian.
Mama Nala menyimak apa yang di ucapkan adiknya, ia pun mengerti sebenarnya apa yang akan di jelaskan oleh Adiknya.
" Iya gimana ? " tanya Papa Dika
" Tadi aku liat Nala dibonceng sama laki-laki anak SMA " ucap Bian.
" Apaaaa ?!!! " ucap Papa Dika sedikit berteriak.
" Mas... Tenang dulu " susul Bian.
" Iya Mas.. Tenang dulu kenapa sih ? " balas Mama Neta.
Papa Dika kembali mengontrol emosinya.
" Aku tadi liat Nala ya langsung aku cegat, kalau diliat dari sorot matanya, laki-laki itu bukan orang jahat sepertinya, tapi aku tadi sudah menasehatinya juga agar kejadian seperti ini jangan terulang lagi, tapi Mas aku mohon untuk tidak memarahi Nala, bukankah wajar seusia Nala menyukai lawan jenis Mas, berarti normal kan ? " ucap Bian.
Mama Neta hanya mengangguk dan berpikir.
" Mas.. Untuk masalah ini, nanti aku yang bicara pada Nala, Nala masih labil Mas, justru kalau ternyata permasalahan nya seperti ini, kita harus pelan-pelan berbicara kepada Nala, kita juga harus memikirkan psikologis anak kita " ucap Mama Neta.
" Tapi dia masih SMP loh, berarti kamu mendukung Nala sama teman lelakinya " ucap Papa Dika.
" Nggak, bukan gitu, Mas tenang ya nanti aku yang ngomong, aku tau karakter Nala, karakter Nathan, Nala tidak akan seperti ini, hanya Mama takut apa karena aku yang kembali sibuk bekerja sehingga masa-masa remaja Nala kurang aku perhatikan " ucap Mama Neta.
Papa Dika dan Bian pun hanya terdiam. Ia mempercayai semua kepada istrinya untuk permasalahan ini.
" Mas.. " ucap Bian ingin menggoda Papa Dika.
" Apa ? "
" Selamat ya.. Sebentar lagi sepertinya akan ada laki-laki yang akan segera melamar Nala " ucap Bian sedikit tertawa.
" Kamu Ian " Papa Dika mengambil bantal kursi lalu melemparkannya ke arah Bian, Bian hanya tertawa setelah berhasil menggoda Papa dari keponakannya.
...****************...
Kamar Nala
Mama Neta ingin mengajak Nala bicara, sepertinya memang ada yang Nala sembunyikan, ia tahu Papa Nala, dia terlalu protektif kepada anak sehingga tidak ada toleransi jika apa yang menurut dia itu kurang baik.
Tok.. Tok.. Tok..
" Iya " Nala berjalan lalu membuka pintu kamarnya.
Ia melihat Mama nya sudah berdiri diambang pintu.
" Iya Ma "
" Nala boleh Mama masuk ? " tanya Mama Neta.
Nala hanya mengangguk.
Nala duduk di sofa kamarnya disusul oleh Mama nya.
" Kamu lagi belajar ? " tanya Mama Neta.
" Belum Ma " jawab Nala.
Mama Neta hanya mengangguk sedikit tersenyum.
" Nala, mmh.. Mama cuma pengen Nala jujur, sebenernya apa yang terjadi ? Mama cuma pengen tahu cerita nya dari Nala, dari mulut Nala sendiri, Mama kan orangtua kamu, apapun yang terjadi sama kamu, kamu cerita ke Mama atau ke Papa " ucap Mama Neta.
" Hmm.. " Nala bingung memulai darimana.
" Ayo sayang Mama gak akan marah asal kamu cerita " ucap Mama Neta lagi.
" Tadi itu Nala diajak ke cafe sama .... " ucap Nala terpotong.
" Sama siapa ? " tanya Mama Neta penasaran.
" Samaaa... Kak Arsya " jawab Nala.
" Arsya ? Siapa dia ? temen sekolah kamu ? temen Nathan juga ? " Mama Neta.
Nala hanya menggelengkan kepalanya.
" Terus kamu kenal dimana ? "
Huufffhh.. Gak ada jalan lain aku harus jujur.. Batin Nala.
" Ma... Sebelumnya Nala mau minta maaf, kalo Nala gak jujur, jadi waktu kemaren kaki Nala bengkak, benar itu Nala jatuh tapi karena waktu itu Nala mau nyebrang, ada motor yang lewat dengan kecepatan tinggi nyenggol Nala, jadi Nala jatuh karena itu.. " Nala menjelaskan.
" Apa ? Jadi kaki kamu bengkak karena ketabrak motor " tanya Mama Neta.
" Bukan ketabrak Ma, aku cuma kesenggol " Nala membela.
" Sayang.. Kenapa kamu gak jujur " Mama Neta pun sedikit kesal ternyata Nala berbohong.
" Maafin aku Ma.. " Nala tertunduk.
Mama Neta menghela nafas dalam.
" Terus lanjutin cerita kamu " ucap Mama Neta.
" Yang nyenggol aku, Ka Arsya itu Ma " ucap Nala ragu-ragu.
" Iya terus.. "
" Dia sebenernya udah mau ajak Nala ke rumah sakit, tapi Nala tolak, Nala rasa kaki Nala baik-baik aja Ma, Nala gak tahu kalo bakal sampai bengkak, selama Nala gak sekolah, Kak Arsya nyari-nyari Nala sampai tadi dia nungguin Nala, dia bilang mau mastiin kalo kaki Nala gak apa-apa " ucap Nala.
Mama Neta memijat pelipisnya.
" Iya terus.. "
" Tadi dia ajak aku makan es krim " ucap Nala lagi.
" Ya Tuhan Nala " Mama Neta menghempaskan tubuhnya ke senderan sofa.
" Ma.. Maafin aku " ucap Nala.
" Oke, pokonya jangan terulang lagi dan satu hal apapun yang terjadi kamu harus jujur ya.. " ucap Mama Neta.
Nala hanya mengangguk.
" Oke kalau gitu, kamu belajar terus istirahat, besok kamu harus kembali ke sekolah " ucap Mama Neta.
Mama Neta meninggalkan Nala keluar kamar.
...****************...
Dilain tempat, Arsya pun sedang berada di kamarnya memainkan gitar kesayangan nya.
Tiba-tiba ia dikagetkan oleh Arsyi yang sudah berada di sampingnya.
" Roman-roman nya ada yang lagi galau nih " ucap Arsyi.
" Lu, masuk kagak bilang-bilang " ucap Arsya.
" Hehe, sorry kak "
" Eh Dek "
" Hah "
" Hmm.. Salah gak sih kalo gue suka sama cewek " ucap Arsya.
" Hah ya kagak lah gila " balas Arsya.
" Tapi dia masih SMP dek " ucap Arsya lagi.
" Hahahah lu suka nya sama bocah Kak " Arsyi menertawai.
" Heii gak usah keras-keras lu ketawanya, berisik " ucap Arsya.
" Hahaha tapi gua ngakak Kak, sorry " susul Arsya.
Arsya kembali fokus kepada gitarnya.
" Kak emang Lu naksir siapa ? kenapa gak temen Kakak aja di sekolah, kenapa harus sama anak SMP juga sih ? " tanya Arsyi.
" Ah.. Lu gak ngerti " jawab Arsya.
" Gimana gua mau ngerti Kak, Lu aja gak jelasin, aneh emang " ucap Arsyi.
Arsya mengambil ponselnya di atas nakas ia melihat pesan yang ia kirimkan kepada Nala namun tidak juga Nala baca.
" Nal, gue bakal nunggu Lo, kalo emang Lo gak boleh pacaran sekarang, gue bakal tunggu Lo pokonya "
🌻🌻🌻
ayo dong semangat