Diva seorang siswa yang dikenal Bodoh sehingga sering tidak naik kelas. Dia terpaksa harus pindah sekolah agar bisa naik kelas. Berharap menjadi lebih baik di sekolah yang baru, Diva justru malah berubah menjadi seorang siswa yang tomboi dan garang.
Bersama dua orang berandals di sekolahnya Diva berhasil merubah hidupnya menjadi lebih menyenangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIVA Seven
Diva berkeliling ke setiap kelas mencari keberadaan Dru yang tiba-tiba menghilang.
Gadis itu menghentikan langkahnya saat mendengar suara teriakan dan pukulan. Ia mengintip dari balik dinding untuk melihat apa yang terjadi.
Beberapa siswa tampak memegangi Dru sedangkan puluhan lainnya memukuli pemuda itu secara bergantian.
Diva mengepalkan tangannya saat melihat sahabatnya di rundung oleh puluhan preman sekolah.
Meskipun ia bisa saja menghabisi mereka dengan kekuatannya, namun gadis itu tak mau gegabah. Ia tak mau menunjukkan jati dirinya kepada para preman sekolah itu.
Diva memilih melaporkan kejadian itu kepada seorang guru dan memintanya untuk menolong Dru.
Namun tak ada satupun guru yang percaya dengannya. Bahkan kepala sekolah sendiri memintanya untuk kembali ke kelas dan tidak keluyuran saat jam pelajaran.
"Seperti pesan ibumu, aku harus menjagamu jadi kembalilah ke kelas dan jangan suka kepo. Karena kepo bisa memperpendek umur mu," ucap kepala sekolah kemudian menuntut gadis itu menuju ke kelasnya
"Tapi aku sungguhan pak, aku tidak kepo. Aku benar-benar melihat Dru dihajar oleh anak-anak kelas XI dan XII. Kalau Bapak tidak percaya ayo ikut aku!" jawab Diva
"Sekarang Bapak harus rapat, nanti biar Bapak suruh Pak Haris untuk melerai mereka," jawab Kepala sekolah kemudian meninggalkan Diva
Diva hanya menghela nafas, ternyata tak ada satupun yang mendengarnya.
"Apa karena aku anak baru jadi mereka tak percaya. Haish... kenapa tidak ada satupun guru yang peduli dengan adanya bullying di sekolah. Pantas saja pembullyan marak di setiap sekolah,"
Diva kemudian memakai Hoodie dan penutup kepalanya. Ia tak lupa memakai sebuah topeng untuk menutupi wajahnya.
"Perfect!" seru Diva
Gadis itu kemudian berlari menuju tempat Dru dirundung.
Gadis itu segera melompat dan menahan tinju yang mengarah kepada Dru.
*Grep!!
Semua orang seakan terkesiap melihat kedatangannya.
"Wah ada pahlawan kesiangan rupanya, Tidak ku sangka Hara sekarang berubah menjadi seorang pecundang yang bersembunyi di balik kostum gak jelas!"
"Hajar aja bos!" seru yang lainnya
Tanpa banyak bicara Diva langsung menghajar pria yang terus terus menyerangnya. Perkelahian satu lawan sepuluh tak bisa dihindarkan seorang guru yang datang hanya memperingatkan mereka untuk bubar tanpa berbuat banyak.
"Astaghfirullah, kenapa mainnya keroyokan gini sih. Ingat kalau terjadi sesuatu pada kalian sekolah tidak bertanggung jawab. Sekolah ini memang bebas tapi tetap saja ada poin. Dan bagi kalian yang memiliki poin banyak wajib membayar denda supaya bisa naik kelas atau lulus, Ok!" seru Haris
"Ok Pak!" seru mereka kemudian melanjutkan perkelahian mereka
"Ah sial!" pekik Diva yang langsung melemparkan sepatu kearah Pak Haris
*Buughhh!!
"Awww, sepatu siapa ini!" seru lelaki itu dengan nada tinggi
"Sepatu Cinderella kali pak, soalnya gak ada anak cewek kan disini. Coba aja cari pasangannya kali aja bapak berhasil mendapatkan jodoh dan melepaskan status perjaka lumutan," sahut Dru
"Astaghfirullah, kadang-kadang ucapan mu bener juga Ndro," sahut Haris
"Ndaru atau Dru bukan Indro!" cibir Dru
"Sama aja lah, kalau begitu aku tak pergi nyari pasangan sepatu ini dulu,"
"Ok Pak, semoga berhasil!" jawab Andru
Tiba-tiba Ndaru tercengang saat melihat semua musuh-musuhnya sudah terkapar di lantai.
"Luar biasa, tak sia-sia kamu menghilang. Sekarang kamu muncul seperti Seorang Jagoan yang menghabisi para musuh-musuhnya hanya dalam waktu singkat," ucap Dru segera bangun dan memeluk Diva yang di kira Hara
"I miss u so much Hara!" seru Dru
membuat Diva seketika melotot saat pria itu semakin erat memeluknya.
"Kok rasanya beda Har, kenapa sekarang rasanya empuk ya kalau meluk kamu. Kaya ada bola-bola jeli gitu!" ucap Dru merasa penasaran
*Dugg!!
"Dasar cabul!" seru Diva seketika menendang Ndaru hingga pemuda itu memegangi perutnya dan mengaduh kesakitan.
"Suaramu juga berubah Har, apa kekuatan mu merubah segalanya??" Dru mengejar Diva yang berjalan meninggalkannya
Ia kemudian menarik penutup kepala gadis itu hingga rambut Diva langsung terurai mengenai wajahnya.
"Wangi sekali!" ucap Dru memejamkan matanya
Namun Dru seketika sadar jika Hara tak memiliki rambut panjang dan wangi. Ia menarik punggung Diva dan membuka topeng yang dipakainya.
"Masya Allah Diva, my Cinderella...." Dru tak menyangka jika yang menolongnya adalah Diva.
"Kenapa kamu tak bilang kalau itu lo, kan aku jadi salah paham. Sorry ya Div," ucap Dru marasa bersalah
"Makanya pakai otakmu, jangan asal ngomong aja. Masa lo gak bisa bedain body goals gue sama tubuh kerempengnya si Hara!" cibir Diva
"Sorry, abis kalian di mataku itu sama," jawab Dru
"Sama apa?" tanya Diva memicingkan alisnya
"Sama kerempengnya wkwkwk!" seru Ndaru terkekeh meledek Diva
Diva yang kesal mengejar Dru hingga keduanya saling kejar-kejaran.
*Buugghhh!!!
Tanpa sengaja Diva yang berlari sangat cepat menabrak Rakha. Reflek Rakha segera menarik lengan Diva saat gadis itu hendak terjatuh.
Posisi keduanya yang tampak seperti adegan dalam drama Korea seketika membuat semua cewek-cewek langsung baper.
"Unchh seandainya saja aku yang jadi Diva,"
Diva tampak tak berkedip menatap Rakha yang begitu tampan.
"Cut!" seru Dru
Membuat Rakha langsung melepaskan Diva.
*Bruugghhh!!
"Awww!!" Diva memegangi punggungnya yang terasa sakit saat terjatuh membuat Rakha tak enak hati melihatnya.
"Sorry," ucap Rakha dingin
"Gak papa kok, harusnya aku yang minta maaf karena udah nabrak kamu," jawab Diva malu-malu
"Makanya kalau jalan itu pakai mata!" seru Rakha
"Iya sih, sayangnya bukan hanya pakai mata aku juga pakai hati makanya sampai jatuh ke pelukan kamu," jawab Diva
"Eaaaa, eaaa, awas iler jatuh!" seru Dru tampak sinis
Rakha yang memang tak suka dengan Diva langsung melipir pergi meninggalkannya tanpa menghiraukan ucapannya.
"Sebaiknya lo kalau suka sama cowok cari yang selevel Div,"
"Emang kenapa kalau gue suka sama Rakha?" jawab Diva
"Jauh, kamu kalau sama dia tuh ibarat Air dan api," jawab Dru
"Wah malah jodoh dong kalau orang Thionghoa bilang Yin dan Yang, yes aku jodoh sama Rakha!" seru Diva berlari menuju ke kelasnya
Dru menatap gadis itu dari kejauhan, ia melihat Diva hanya mengenakan sepatu sebelah karena satunya di lempar kearah Pak Haris.
Dru kemudian mencari pak Haris untuk mengambil sepatu Diva.
"Kenapa mau diambil, kan kamu sendiri yang bilang kalau sepatu ini adalah sepatu Cinderella yang akan jadi jodoh aku. Terus kalau aku kasih ke kamu berarti aku ngasih jodohku ke kamu dong Ndro,"
"Serah bapak sajalah, lagian itu sepatu Hara. Memangnya Bapak mau Hara jadi istri bapak!" sahut Dru
"Astaghfirullah ya enggak lah masa gue jadi kaum pelangi. Btw sejak kapan Hara jadi girly gini pakai sepatu princess?"
"Sejak dia patah hati,"
"Astaghfirullah, kasian amat Hara. Mudah-mudahan dia cepat tobat!" sahut Haris
Dru segera bergegas ke kelas untuk memberikan sepatu Diva.
Ia kemudian berjongkok di depan Diva dan memakaikan sepatunya.
"Thanks Bestie," ucap Diva mengusap kepala Dru dengan lembut
Dru merasakan dadanya berdesir kencang saat melihat senyuman manis Diva.
hara kemana ya 🤔🤔🤔