Gea Arunika tidak menyangka pernikahannya yang semula baik-baik saja tiba-tiba jadi rusak setelah kehadiran seorang wanita yang katanya adik dari suaminya bernama Selena.
Namun, setelah diamati tiap harinya, tingkah David dan Selena tidak seperti adik dan kakak melainkan seperti pasangan suami istri.
Hingga pada akhirnya Gea tahu, kalau dirinya adalah istri kedua dan Selena adalah istri pertama suaminya.
Rasa sakit itu semakin bertambah ketika tak sengaja mendengar obrolan mereka yang akan membawa pergi anak yang dikandungnya setelah ia melahirkan.
Lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya?
ikuti ceritanya terus ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - Mimpi atau nyata?
Di tengah malam Gea terbangun mendengar suara d*sahan dari kamar sebelahnya. Namun, karena masih mengantuk, Gea tak memperdulikan hal tersebut.
Ketika bangun di pagi harinya, Gea merasa apa yang ia dengar semalam mungkin hanya mimpinya saja.
Gea mulai memasak di dapur, ia melihat suaminya yang sudah bangun dan keluar dari kamar adiknya. Gea langsung mengehentikan kegiatannya dan menghampiri suaminya.
"Gimana keadaan Selena mas? Sudah lebih baik?" tanya Gea.
"Sudah, dia bahkan bisa tidur dengan nyenyak," jawab David.
"Tapi, kenapa sepertinya malah mas yang tidak tidur dengan nyenyak. Wajah mas kelihatan kecapean," ucap Gea.
"Iya mas begadang semalam untuk menjaga Selena. Takutnya dia berteriak histeris lagi," alibinya.
"Ya sudah istirahat lagi saja mas. Aku juga baru akan memasak mungkin akan lama. Soalnya aku ngidam mau nasi kuning. Nanti kalau udah selesai masak, aku bangunkan mas."
David mengangguk kemudian masuk ke dalam kamarnya.
Gea melanjutkan lagi masaknya. Hingga 2 jam pun berlalu. Selena keluar dari kamarnya dengan wajah yang terlihat segar bugar karena habis mandi. Bahkan wajahnya terlihat sangat cantik dengan polesan make up yang natural.
"Yang sudah mandi, cantik sekali," puji Gea pada Selena.
"Hehe, terima kasih mba. Aku memang sengaja ingin memperlihatkan kecantikan ku pada mas David," ucap Selena yang membuat Gea sedikit bingung.
"Maksudnya gimana?" tanya Gea lagi takut salah dengar.
"Maksud aku, aku lagi mau belajar make up mba. Aku lagi mau ikut kursus jadi MUA. Aku ingin memperlihatkan nya ke mas David. Mau tahu apa komentarnya, soalnya kan dia yang nantinya mau biayain kursus aku," jawab Selena.
"Oh begitu, kalau menurut mba sih bagus make up nya. Terlihat lebih muda dan fresh. Pasti mas David juga berpikiran yang sama."
Selena tersenyum senang kemudian duduk di sofa.
"Mba ke kamar dulu ya. Mau bangunin mas mu dulu. Nanti habis itu kita makan sama-sama."
"Iya mba."
Gea masuk ke kamarnya, ia membangunkan suaminya dengan menepuk-nepuk pelan pipi suaminya. David pun terbangun.
"Udah selesai masaknya ya sayang?" tanya David dengan mata yang masih terpejam namun tubuhnya sudah berposisi duduk.
"Sudah mas. Mandi gih! Selena juga udah mandi. Dia cantik banget mas katanya mas mau biayain dia kursus make up. Dia nunggu-nunggu komentar mas."
David sedikit bingung tapi ia mengiyakan saja ucapan istrinya itu. Ia kemudian melepaskan pakaiannya di depan Gea.
Gea merasa aneh dengan tanda merah di dada suaminya. Seingatnya ia tidak pernah meninggalkan jejak disana Ia lebih suka meninggalkan tandanya di leher suaminya.
"Mas kenapa dada mas merah begitu?" tanya Gea yang tidak tahan dengan rasa penasarannya.
"Hah?" David meresponnya dengan keterkejutan. Lalu melihat ke arah dadanya.
"Ah, ini. Ini kemarin nggak tahu digigit apa Ge. Lalu tiba-tiba gatal jadi mas garukin tahunya jadi merah begini."
"Ya ampun mas, harusnya jangan digaruk dong. Bekasnya merah banget. Nanti aku kasih salep deh mas," ucap Gea.
"Biar mas saja Ge. Mas mandi dulu ya."
Gea mengangguk kemudian keluar kamar lagi.
Selang lima belas menit, mereka makan bersama di meja makan. Selesai makan, Selena menanyakan tentang make up nya pada David.
"Mas David, gimana make up ku? Cantik nggak?" tanya Selena dengan senyum-senyum.
"Cantik, cantik sekali," jawabnya jujur.
"Kalau sama Mba Gea cantikan mana mas?" tanya Selena membaut David agak kebingungan. Laki-laki itu takut salah menjawab.
"Dua-duanya cantik. Kan sama-sama wanita," jawab David yang memilih untuk aman.
Sementara Selena mengerucutkan bibirnya tidak suka dengan jawaban David. Selena pun langsung berdiri dari duduknya dan pergi ke kamar.
Melihat itu, David agak was-was takut Selena ngambek. Tapi kalau dia mengikuti Selena, ia juga takut Gea akan curiga.
Alhasil, ia memilih membantu Gea membersihkan piring karena usia kehamilan Gea yang sudah tua, membuat wanita itu agak kesusahan.
"Makasih ya mas, mas sudah bantu aku," ucap Gea lalu memeluk suaminya dari samping.
"Iya, lagian mas juga nggak tega biarin ibu hamil kelelahan. Apalagi itu istri mas sendiri."
"Mas aku mencintaimu," ucap Gea lalu berjinjit dan langsung mengecup bibir suaminya.
Adegan itu terlihat oleh Selena di depan pintu kamarnya. Wanita itu menatapnya penuh kesedihan. David pun melihat itu, dan langsung mengentikan kecupan bibir Gea.
"Jangan disini, kita memberi contoh yang nggak baik ke Selena kalau dia sampai liat."
"Ah, iya maaf. Kalau begitu di kamar yok Mas. Aku pengen," ucap Gea lagi sambil mengelus dada suaminya.
David mulai kebingungan. Ia bingung antara memilih meredakan emosi Selena atau memuaskan hasrat Gea dan juga bisa memuaskan hasratnya.
"Nanti malam aja ya sayang," tolak David.
Gea cemberut.
"Iya deh mas. Kalau gitu temani aku jalan-jalan di depan yok mas," ajak Gea.
David mengangguk. Keduanya pun keluar dari rumah itu.
Selena yang berada di kamar melemparkan bantal dan gulingnya sembarangan. Ia marah, kesal dan bersedih hati. Bahkan ia juga menangis karena sakit hati.
"Hiks ... hiks ... Aku udah nggak sanggup lagi mas. Aku nggak sanggup berbagi suami dengan orang lain. Hiks ... hiks .. "
*
*
Hari sudah berganti menjadi malam, David di dalam kamar sudah siap untuk saling berbagi kehangatan dengan Gea. Namun, lagi-lagi terdengar suara jeritan Selena yang membuat David menunda lagi kegiatannya dengan Gea. David memilih untuk tidur bersama dengan Selena lagi.
Gea menangis dalam diamnya. Ia merasa dinomorduakan oleh adik iparnya sendiri. Ia meringkuk dalam tidurnya mendambakan pelukan dari suaminya. Kemudian ia mulai tertidur dengan air mata yang masih berlinangan.
Di tengah malam, Gea mendengar lagi suara d*sahan dari kamar sebelah. Bahkan suara itu terdengar sangat keras seolah-olah disengaja supaya ia bisa mendengarnya. Namun, namanya juga mengantuk, Gea lagi-lagi tak terlalu memperdulikan itu. Hingga di kesadarannya yang entah berapa persen itu, ia mendengar suara suaminya yang berteriak sambil mend*sah.
"Ah, Selena! Aku mencintaimu!"
Pagi harinya, Gea terbangun dengan gelisah nya. Ia merasa apa yang di dengarnya semalam bukanlah mimpi, itu terdengar sangat nyata. Tapi masa iya? Mana mungkin adik kakak melakukan hal yang tak senonoh itu? Gea tidak ingin berpikiran buruk karena ia percaya pada suaminya sendiri.
Namun, ketika ia keluar dari kamarnya, ia penasaran. Bagaimana posisi tidur suaminya dan adik iparnya. Ketika akan membuka pintu kamar Selena, rupanya tidak bisa. Ternyata pintu dikunci dari dalam.
Kali ini Gea tak bisa lagi berpikir jernih, ia menjadi berpikiran negatif.
Tidak, tidak mungkin! Meraka adik kakak! Tidak mungkin melakukan itu! Iya, pasti mengunci pintu supaya tidak ada maling, iya pasti begitu.
Gea mencoba menimbun pikiran negatifnya dengan pikiran positifnya.
*
*
TBC