Atika, gadis yang di paksa menjadi pengantin penganti di dalam pernikahan sepupunya. Gadis yang niat awalnya hanya memenuhi undangan yang didapatnya bersama ayah dan ibunya malah, menjadikan dirinya sebagai penganti sang kakak sepupu.
Lantas kehidupan rumah tangga seperti apa yang akan di jalani Atika bersama laki-laki yang seharusnya menjadi suami dari kakak sepupunya.
apakah rumah tangga itu berjalan dengan lancar atau malah sesuai dengan judul hanya sebatas penganti yang pada akhirnya harus kembali berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07
Pengantin Penganti
07
Selesai memberikan salep pada bagian inti Atika, Ragil membantu istrinya untuk memakai pakaian. Ragil layaknya seperti seorang suami yang begitu mencintai istrinya. Padahal wanita yang kini berada di depannya pengantin penganti yang dicarikan ibunya, Mayang.
"Terima kasih Mas," ujar Atika setelah pakaian di tubuhnya sudah melakar dengan sempurna.
"Sama-sama, saya mau mandi dulu. Tunggulah sebentar lagi Bibi akan mengantar sarapan pagi. Kau tidak usah menunggu Saya selesai mandi, kau makan saja dulu jika sudah merasa lapar."
"Iya Mas," jawab Atika mengangguk patuh.
Tak berpasangan lama Ragil di dalam kamar mandi, Bibi yang kemaren malam mengantar makan malam kini sudah memasuki kamar.
"Di sini saja Bi, tidak sudah di tempat semalam," pinta Atika agar nasi itu berada di sampingnya. Atika masih agak sulit untuk berdiri karena rasa sakit di bagian intinya masih begitu terasa. Meskipun sudah di kasih salep, tapi mungkin saja obat itu masih baru berjalan.
"Baik Non," jawab Bibi.
Setelah itu Bibi kembali keluar dari kamar itu sesudah meminta izin kepada Atika. Atika memakan sarapan paginya dengan lahap. Perutnya yang sudah kosong membuat Atika tidak sanggup menunggu suaminya. Apalagi semalam tenaganya benar-benar sudah terkuras habis akibat permainan Ragil yang tidak ada habisnya.
Siang ini Atika keluar dari kamarnya bersama Ragil. Bagian intinya sudah tidak terasa sakit lagi membuat Atika sudah bisa berjalan seperti biasa. Satu jam yang lalu Ragil berangkat ke kantor karena ada urusan mendadak yang tidak bisa di tinggal. Meskipun hari ini masih waktu cuti menikah bagi Ragil, namun laki-laki itu tidak bisa menolak untuk tidak pergi ke kantor. Apalagi jika itu urusan yang sangat penting dan membutuhkan dirinya disana.
"Ehh, Atika. Sini duduk bareng Mom," Mayang yang melihat kehadiran menantunya langsung saja menyapa dan mengajaknya duduk di sampingnya.
"Ahhh, iya Mom," Atika duduk di samping Mayang yang tengah memakan kue kering dengan teh manis.
"Maafkan Mom, Sayang." Mayang menatap wanita cantik itu dengan penuh sesal. Dirinya seakan jadi wanita terjahat di dunia ini dengan memaksa wanita yang tidak tahu apa-apa menjadi istri putranya. Hanya karena sebuah harga diri dan perusahaan Mayang rela mengorbankan anak gadis orang tanpa memikirkan perasaannya.
"Kenapa Mom minta maaf? Bukankah Mom tidak ada salah sama aku?" tanya Atika dengan heran.
Mayang mengenggam tangan Atika dengan erat. "Maafkan Mom yang sudah memaksakan kamu untuk menjadi istri Ragil, putra Mommy. Maafkan Mommy yang berlaku egois dengan menarik kamu ke dalam kehidupan putra Mommy dan juga keluarga kami. Mom tahu kamu pasti kecewa atas tindakan yang Mom lakukan, Mom tahu kamu pasti marah dengan dengan pernikahan dadakan yang bahkan tidak pernah kamu impikan Sayang. Maafkan Mom atas keegoisan yang Mom lakukan sama kamu," Tanpa bisa di cega air mata Mayang keluar dengan sendirinya. Jujur saja dirinya merasa amat bersalah kepada menantunya itu. Gara-gara dirinya Atika mau menikah dengan putranya, mungkin saja jika dirinya tidak mengancam keluarga Atika mungkin kini wanita itu masih bahagia dengan keluarga.
Atika menggeleng. "Mom tidak udah minta maaf sama aku. Aku sudah ikhlas menerima pernikahan ini kok Mom. Ini memang sudah takdirku untuk menjadi istri Mas Ragil dan menantu Mom dan juga Dad. Jadi aku minta Mom tidak usah merasa bersalah atas pernikahan yang sudah terjadi ini. Bukanlah Allah itu akan memberikan apa yang kita butuhkan dan bukan yang kita inginkan Mom?"
"Kamu benar Sayang, tapi Mom masih merasa bersalah sama kamu dengan apa yang terjadi di dalam kehidupan kamu Sayang,"
"Mungkin saja memang inilah cara Allah untuk menyatukan keluarga kita, Mom. Bukankah takdir Allah itu tidak bisa kita prediksi kapan datangnya? Sama dengan aku sama Mas Ragil yang menikah di hari yang bahkan tidak pernah aku dan Mas Ragil bayangkan? Allah itu maha baik Mom, apapun yang terjadi saat ini itulah takdir yang harus kita terima Mom. Jadi Mom tidak usah minta maaf atau bahkan merasa bersalah dan sedih lagi ya?" Atika menghapus dengan lembut air mata Mayang yang mengalir. Sungguh Atika paling anti melihat air mata seirang ibu seperti ini. Apalagi menyesal dalam hal yang sudah pasti takdir dari Allah.
"Ya Allah, Mom tidak menyangka akan mendapatkan seorang menantu sebaik kamu Sayang. Mom tidak pernah berfikir jika Mom akan memiliki menantu yang bijak dengan cara berfikirnya sangat bagus seperti kamu. Terima kasih Sayang sudah mau maafkan Mom dan menjadi menantu Mom," Mayang memeluk tubuh Atika.
"Sama-sama Mom," balas Atika di dalam pelukan Mayang.
"Apa Ragil memperlakukan kamu dengan baik Sayang?" tanya Mayang setelah sekian lama terdiam karena menikmati pelukannya dengan sang menantu.
"Alhamdulillah Mom, Mas Ragil memperlakukan aku dengan baik kok." Benar bukan apa yang dikatakan Atika? Bahkan Ragil memperlakukan Atika sudah seperti seorang suami yang begitu mencintai istrinya.
"Kamu tidak sedang membohongi Mom kan Sayang? Mom tidak suka kalau di bohongi. Jika memang Ragil berbuat buruk sama kamu, kamu bisa berterus terang keoada Mom, karena yang membuat kamu berada di posisi ini adalah Mom, jadi Mom juga yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi sama kamu,"
Atika menampilkan senyum manisnya. Jujur saja Atika sangat tersentuh kala mendengar ucapan Ibu mertuanya. Padahal dari awal Atika mengira Ibu mertuanya itu kejam apalagi saat itu dirinya sampai mengancam keluaran Atika. Namun yang kini di dapati Atika, Mayang adalah wanita penyanyang yang penuh kasih sayang dan cinta. Betapa bahagianya Atika mendapatkan seorang Ibu mertua seperti Mayang.
"Apa yang Mom pikirkan itu alhamdulillah tidak terjadi kok Mom. Mas Ragil memperlakukan aku dengan sangat baik. Bahkan tak pernah Mas Ragil membuat aku sedih,"
"Alhamdulillah kalau gitu Sayang. Mom jadi merasa lega jika memang Ragil tidak berbuat kasar sama kamu. Tapi Mom mohon tetaplah berada di sisi Ragil sampai maut memisahkan kalian nantinya. Dalam suatu rumah tangga tidak akan pernah berjalan mulus, akan ada kerikil-kerikil kecil yang akan menghiasi perjalanan kalian nantinya. Namun jika saat itu terjadi jangan pernah menyerah, tetap semangat demi kebahagiaan rumah tangga kamu dan juga Ragil. Yakinlah Allah akan kasih kalian kebahagiaan suatu saat jika kalian berhasil melewati rintangan yang terjadi di dalam rumah tangga kalian."
"Insya Allah, aku akan selalu di sisi Mas Ragil, Mom. Terima kasi atas nasehat yang tadi Mom berikan sama aku. Aku janji tidak akan pernah lupa dengan nasehat Mom," ujar Atika dengan tersenyum begitu manisnya.
TBC
