Kanaya Syifa Pratama, seorang gadis cantik berasal dari desa. Bercita-cita ingin menjadi seorang bidan, merantau ke kota untuk kuliah mewujudkan mimpi.
Tapi takdir berkata lain, ia di jebak oleh pacarnya sendiri sampai dirinya hamil. Semua mimpi yang sudah ia bangun hancur begitu saja, bahkan bukan hanya itu Syifa juga harus menerima perlakuan kasar dari ibu mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah R Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 07
Alfin langsung melajukan mobilnya menuju hotel yang sudah dia pesan, dia melirik kesamping dan melihat Syifa masih dalam keadaan pingsan, tak lama kemudian Alfin sampai di hotel dia langsung membawa Syifa memasuki kamar hotel yang sudah di siapkan Riko.
Setiba dikamar, Alfin langsung membaringkan tubuh Syifa, dia melihat setiap inci tubuh Syifa, kemudian mengecup bibir Syifa, walalupun tak ada balasan dari Syifa, tapi tetap membuat Alfin bahagia.
"Maafkan aku sayang, aku terpaksa melakukan ini, aku tidak mau kehilanganmu" kata Alfin sambil membelai pipi Syifa.
Tak lama kemudian Alfin langsung melancarkan aksinya, dia melepas semua pakaian Syifa. Alfin terus tersenyum dan terjadilah.. entahlah apa yang ada di pikiran Alfin saat itu..
"Terima kasih sayang, aku sangat puas" ucap Alfin sambil mencium kening Syifa, dia pun ikut tertidur sambil memeluk Syifa.
__________________
Keesokan harinya, syifa tersadar dari pingsannya, dia membuka perlahan matanya sambil memegangi kepalanya yang masih sedikit pusing, ia pun terkejut karna saat ini dirinya tidak mengenali kamar tempat dirinya tidur. Syifa melirik kesamping betapa terkejutnya saat dia melihat Alfin yang masih tidur dengan pulas.
Syifa bangkit dari tidurnya ia merasakan sakit di bagian kewanitaannya, Syifa juga melihat bercak dara yang menempel di seprai tempat dia tidur, Syifa menyadari bearti dia melakukan hubungan suami istri dengan Alfin, seketika Syifa menangis..
"Hiks-hiks kamu jahat Alfin, kenapa kamu lakukan ini padaku" ucap Syifa.
Mendengar ada yang menangis Alfin langsung membuka matanya.
"Fa maafkan aku !! aku terpaksa melakukan ini, aku tidak mau kehilanganmu, maafkan aku Fa !" kata Alfin sambil memegangi pundak Syifa.
Syifa langsung menepis tangan Alfin dan langsung menampar wajah Alfin.
"Kamu jahat Fin, kamu menghancurkan masa depan ku, kamu tega sama aku hiks____hiks__hiks"
"Maafkan aku Fa, aku janji akan bertanggung jawab, karna memang itu yang aku mau, bisa menikah sama kamu" ucap Alfin tanpa rasa bersalah.
"Kamu pikir dengan cara kamu seperti itu masalah akan selesai Alfin, kamu gak mikirin kedua orang tuaku, mereka sangat ingin melihat aku sukses, tapi kamu menghancurkan itu semua, kamu bukan hanya mengahancurkan masa depan ku, tapi kamu juga mengahancurkan mimpi kedua orang tua ku" jelas Syifa dengan deraian air matanya..
Alfin terdiam, dia tidak menyangkah kalau Syifa sangat terpukul.
"Fa sekali lagi maafkan aku !" ucap Alfin sambil menunduk, dia tidak berani menatap wajah Syifa yang sangat terlihat jelas bahwa Syifa saat ini membencinya.
Syifa langsung memakai bajunya kembali, dia langsung keluar kamar hotel itu sambil berlari entah kemana tujuan nya saat ini.
Alfin yang melihat Syifa meninggalkannya, berusaha untuk mengejar tapi Syifa sudah sangat jauh berlari..
"Fa maafkan aku ! aku salah" kata Alfin dengan mata yang sudah memerah.
Sementara Syifa dia terus berlari, saat ini tujuannya ingin pulang kekosan dan memeluk sahabat nya Novi.
Syifa memberhentikan Angkot dan langsung masuk kedalam angkot tersebut, di dalam perjalanan Syifa hanya melamun, yang ada di pikiran nya saat ini hanya kedua orang tuanya, setelah menempuh waktu 30 menit Syifa tiba di depan kosan nya, Syifa langsung turun tak lupa dia membayar ongkos dan langsung berlari kedalan kosan, Novi yang saat itu sangat khawatir langsung menghampiri Syifa, dari semalam Novi sudah mengkhawatirkan Syifa.
"Syifa kamu kenapa ? dari semalem aku cari kamu, kamu nginep dimana apa kamu tempat tantemu?" tanya Novi panjang lebar.
Namun Syifa tak menjawab pertanyaan Novi, dia langsung memeluk sahabatnya itu dan menangis, Novi yang khawatir langsung membalas pelukan Syifa.
"Vi aku udah kotor, aku udah gak suci lagi hiks__hiks" kata Syifa dengan tubuh yang bergetar.
"Apa maksud kamu Fa, coba jelaskan dengan benar !" pinta Novi
"Alfin jahat, dia mengambil kesucianku Vi, aku sangat membencinya"
"Apa" pekik Novi, dia sangat terkejut dengan semua ini..
Syifa menceritakan kejadian yang dia ingat pada Novi, tak ada sedikitpun yang dia tutupi.
"Kamu yang sabar ya Fa, semoga Alfin benar-benar bertanggung jawab" kata Novi.
Setelah lama bercerita Syifa merasa lelah, ia membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Sementara Novi meninggalkan Syifa di kamar dia pergi menuju dapur, Novi ingin membuatkan Syifa bubur karna dia yakin kalau Syifa belum makan.
Selesai membuat bubur Novi kembali kekamar, sebelum membuka pintu kamar dia mendengar Syifa yang kembali menangis,Novi pun ikut menitikan air mata karena tangisan syifa sangat memilukan.
Akhirnya Novi mengetok pintu terlebih dahulu.
"Fa ini aku, apa aku boleh masuk" tanya Novi
"Iya Vi masuk aja" jawab syifa
Ceklek
Pintu di buka oleh Novi, dia melihat Syifa lagi duduk meringkus dengan kaki di tekuk di kedua dadanya, dan wajahnya ia tenggelamkan di lutut, Novi merasa iba pada Syifa dia tau kalau saat ini Syifa sangat terpukul.
"Fa makan dulu ya, ini aku udah buatin bubur" kata Novi dengan lembut...
Namun Syifa hanya menggeleng.
"Fa kamu gak boleh gini dong, kamu harus kuat ! mana Syifa yang aku kenal ?" ucap Novi yang ikut menangis.
Syifa melihat Novi yang menangis dia langsung memeluk tubuh Novi
"Maafkan aku Vi !" ucap Syifa dengan sesegukan.
"Vi aku cuma takut, gimana kalau aku hamil ? ,apa yang akan aku jelaskan pada kedua orang tua ku terutama ayahku ?" ucap Syifa lagi
Novi yang mengerti arti ketakutan Syifa,hanya berusaha menenangkan Syifa dan meyakinkan Syifa kalau semuanya akan baik-baik saja..
"Kamu jangan takut Fa !, semoga saja itu tidak terjadi" balas Novi
_______
Malampun berlalu, pagi ini Novi sudah siap-siap untuk pergi ke kampus, dia mengetok pintu kosan Syifa, karna semalam Novi tidur di kosan nya sendiri itupun karna terpaksa soalnya Syifa bilang kalau saat itu dia ingin sendiri...
Pintu kosan terbuka, tampak lah Syifa yang sudah siap dengan pakaian kuliahnya...
"Kamu beneran mau kekampus hari ini Fa ?" tanya Novi
"Iya Vi, kalau aku di kosan terus aku gak akan bisa buat lupain masalah kemaren* jawab Syifa.
"Ya sudah kalau gitu yuk berangkat !"
Keduanya berjalan kekampus, didalam perjalan Syifa hanya terdiam tidak seperti biasa, keceriaan di wajah nya tak tampak lagi, itulah yang membuat Novi sedih, dia ingin sekali menemui Alfin saat itu.
Sesampai di kampus Novi melihat Alfin yang lagi di parkiran, dia yakin kalau saat ini Alfin lagi menunggu Syifa, karna tak ingin membuat Syifa sedih lagi akhirnya Novi beralasan untuk pergi keperpustakaan sebentar.
Jam pertama selesai Novi mengajak Syifa kekantin, tapi Syifa menolak dia ingin diam di kelas sambil menunggu jam kuliah berikutnya.
Novi pun kekantin sendirian, tapi belum sampai di kantin, Novi melihat Alfin yang lagi celingak-celinguk seperti mencari seseorang, Novi langsung mendekati Alfin dan langsung menampar Alfin dengan kuat.
Alfin terkejut dengan tamparan Novi, semua orang yang berada di sekelilingnya memperhatikan Alfin, karena tidak mau jadi tontonan Alfin mengajak Novi kebelakang kelas .
"Apa yang kamu lakukan Vi ?kenapa kamu menapar aku ?" tanya Alfin
"Tamparan itu cocok buat kamu Fin, karna kamu sudah menghancurkan sahabat aku, kamu menghilangkan keceriaan dari dirinya, kamu mendatangkan kesedihan yang sangat mendalam,* jelas Novi dengan menahan air matanya supaya tidak keluar.
Deggg.
Jantung Alfin seakan berhenti berdetak, dia tidak menyangka kalau Syifa akan sesakit ini, menyesalpun sudah tiada guna lagi.
"Aku minta maaf" ucap Alfin dengan suara serak
"Apa maafmu bisa mengembalikan keadaan Fin ?, aku menyesal karna telah mendukung kamu dan Syifa jadian kalau tujuan kamu hanya untuk menghancurkan masa depan Syfa" setelah mengatakan itu Novi langsung berlalu.
Alfin yang melihat Novi pergi meninggalkanya hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar, dia langsung mengambil hanphone nya di dalam saku celana, dan langsung menelfon teman nya Riko.
____________