Rebecca tidak pernah menyangka kemiripan wajahnya dengan seorang putri konglomerat akan membawa malapetaka baginya saat wanita itu menjebaknya untuk menikah dengan tunangannya sendiri.Dan di saat cinta dihatinya mulai tumbuh kepada pria itu,Eva kembali datang untuk meminta tunangannya kepada Rebecca.
bagaimana kisah cinta ketiga manusia itu ikuti lanjutan cerita ini jangan lupa dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7 ~ Pokus dengan tujuan ~
Rebecca tidak tega melihat air mata yang jatuh di wajah neneknya,sudah dua puluh tahun mereka bersama mungkin ini waktu paling lama untuk tidak bertemu dengan cucu kesayangannya itu.Rebecca memeluk tubun neneknya rasanya dia begitu tidak tega meninggalkan neneknya.
"Nenek,maafkan Rebecca,melihat nenek sudah sehat seperti ini,rasanya pengorbananku tidak sia-sia,bagaimana kalau kita mencari laman nenek,untuk satu tahun ke depan nenek bisa tinggal bersama paman." Ucap Rebecca,nenek Marni menggeleng,
"Nenek tidak mau tinggal bersama mereka nenek menunggumu saja,andai saja kamu bisa pulang setidaknya seminggu sekali rasanya nenek pasti akan sangat bahagia." Ucap nenek Marni,dia menyeka air mata yang sudah membasahi wajahnya.
"Maaf nenek,nyonya Rini,bos Rebecca menolak,sebelumnya aku juga sudah meminta mereka tidak memberikan ijin kepadaku,hari ini mereka memberi ijin itu karena mereka sedang mengantar putri mereka ke luar negri." Jawab Rebecca.Dia berdiri lalu meraih tas yang mereka bawa dari kampung di sana masih ada tersisa uang sebanyak tiga juga,dia ingin memberikan uang itu kepada neneknya untuk jaga-jaga.
"Nenek,ini uang sisa kita yang dari kampung nenek pegang uang ini untuk jaga dan biaya nenek sehari-hari setiap bukan aku akan menyuruh seseorang untuk mengantar uang kebutuhan nenek dan juga biaya kontrakan rumah ini." Jawab Rebecca.
Mereka menghabiskan waktu untuk bercerita,bahkan malam ini Rebecca,menikmati makanan yang di masak oleh neneknya,
Rebecca akan selalu merindukan makanan ini,walau sederhana tap rasanya begitu nikmat.
"Nenek,aku pasti akan merindukan masakan nenek,"
"Kamu bisa pulang kalau kamu menginginkan."
Rebecca hannya bisa tersenyum kecil,jika masih bisa memohon kepada keluarga Bram dia tidak ingin pisah dari neneknya tapi karena dia sudah memakai uang mereka banyak dengan terpaksa Rebecca harus mengikuti seluruh aturan mereka.
Mereka menghabiskan malam sambil cerita,setelah merasa lelah Rebecca tertidur di pelukan neneknya,nenek Marni sangat bersyukur memiliki cucu sebaik Rebecca,bahkan dia rela berkorban untuk dirinya sesuatu yang tidak bisa di lakukan oleh anak kandungnya.
Keesokan harinya nenek Marni membangunkan Rebecca,walaupun sangat berat rasanya berpisah dari cucu kesayangannya dia tidak ingin membiarkan cucunya mendapat Masalah karena,tidak menepati janji.
"Nak,....nak bangunlah ini sudah siang,kamu belum berangkat?" Rebecca langsung membuka matanya,lalu dia segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.Setelah itu dia duduk di meja makan,di sana sudah tersedia makanan kesukaan Rebecca.
"Nenek bisa menjaga di dengan baik disini kan? tunggu aku kembali ya nek,ingat nenek jangan pernah tinggalkan aku." Ucap Rebecca setelah dia selesai menghabiskan sarapannya.Rebecca langsung memeluk tubuh neneknya,air mata yang sudah di tahannya akhirnya keluar juga,sebenarnya dia tidak ingin menangis,tetapi melihat neneknya yang sudah meneteskan air mata akhirnya dia ikut-ikutan juga.
"Nenek aku berangkat dulu ya,jaga diri baik-baik,dan juga jaga kesehatan nenek."Ucap Rebecca dan akhirnya dia pergi meninggalkan neneknya.Marni terus menatap jalanan,rasanya berat sekali berpisah dari cucu kesayangannya itu,dia berharap Rebecca kembali lagi,dia terus berdiri di depan pintu berharap cucunya kembali.Menunggu sampai menghabiskan waktu satu jam,akhirnya Marni masuk kedalam rumah karena dia yakin tidak akan mungkin Rebecca kembali lagi.
****
Charles duduk di kursi dengan tatapan kosong,tidak terasa sebentar lagi dia akan menikah sementara,dia belum pernah sama sekali sekedar untuk makan malam atau keluar bersama Eva,Charles menghuni Leon sekretarisnya untuk datang ke ruangannya.
📞 Datanglah sebentar ke ruangan ku?
Setelah mengucapkan kata-katanya dia langsung memutuskan sambungan teleponnya dan menunggu asisten nya datang.
"Tuan memanggilku?" Tanya Leon yang sudah berdiri di hadapan tuan Charles.
"Aku ingin kamu mengundang wanita itu malam ini,untuk makan malam,banyak hal yang harus ku sampaikan kepadanya sebelum dia resmi menjadi nyonya Anderson."Ucap Charles tampa menoleh sedikit pun ke pada Leon yang berada di hadapannya.
"Baik tuan,aku akan mengabari kepada keluarga itu." Leon langsung keluar dari ruangan tuannya setelah charles mengibaskan tangannya untuk segera pergi dari ruangannya.
"Entah kenapa setiap satu ruangan dengannya,rasanya begitu panas,bagaimana dia ingin memulai ingin memulai hidup berumah tangga sementara sikapnya begitu dingin,wanita mana yang bertahan dengan sikapnya yang sombong." Batin Leon,dia langsung menghela napas lega setelah keluar dari ruangan yang begitu mencekam baginya.
Setelah memberi kabar kepada keluarga Bram jika malam ini pangeran Charles mengajak makan malam Eva,Leon segera bergegas keluar dari ruangannya,hari ini dia ingin membeli sebuah tas untuk ibunya yang sedang merayakan ulang tahun nanti malam.Setelah mendapat ijin dari charles,Leo berjalan menuju pusat perbelanjaan barang-barang mewah,dia ingin memberikan hadiah mewah untuk ibu yang sudah melahirkannya dan membesarkannya dengan penuh perjuangan.
Pada saat Leon ingin melangkah masuk ke sebuah brand,tiba-tiba dia melihat calon mertua bosnya dan juga putrinya,Leon berusaha menutup wajahnya dengan tangannya dia tidak ingin merek melihatnya.Tetapi kali ini Leon sedikit merasa aneh dengan penampilan calon istri dari tuannya,dan yang paling dia tidak mengerti nyonya Rini terlihat membentak putrinya beberapa kali,bahkan menarik tangannya dengan kasar menuju sebuah salon.
"Ada yang aneh,tidak mungkin mereka memperlakukan,nona Eva demikian,dan sepertinya wanita itu bukanlah Eva,tetapi kenapa wajah mereka begitu mirip." lama leon mengikuti langkah calon mertua dari tuannya,tapi karena tidak ingin dia tertangkap basah akhirnya leon meninggalkan tempat itu dan menjauh dari mereka.
****
Rebecca mengikuti semua perintah nyonya,Rini walaupun begitu berat baginya,dia tetap semangat mengingat neneknya yang begitu mencintainya dan berharap kembali dengan selamat kepada neneknya tahun depan.
"Apa yang kamu pikirkan wanita bodoh,aku katakan kepada mu,untuk menjadi putri ku jangan biasakan untuk merenung atau menghayal karena itu bukan tipe putriku." Rini membentak Rebecca di depan semua pelayan salon,ingin sekali Rebecca menagis karena dia begitu malu di hadapan para pelayan salon yang memandangnya begitu rendah.
"Baik nyonya!"
"Kalian bawa dia dan permak dia menjadi wanita yang benar-benar cantik,jangan biarkan dia jelek seperti sekarang ini." Lagi-lagi Rini menghinanya begitu kejam,kalau bukan karena dia sudah banyak hutang kepada keluarga kaya itu rasanya dia tidak sudi untuk menolong anaknya yang hamil di luar nikah.
Rebecca mendapat berbagai perawatan disana,dia sudah merasa cukup lelah,sebenarnya dia enggan melakukan ini tapi mau gimana lagi dia sudah punya hutang yang cukup banyak untuk keluarga itu,dia tidak berani lagi untuk melawan setiap perintah mereka.
*** bersambung***