NovelToon NovelToon
SENORITA DEL AMOR

SENORITA DEL AMOR

Status: tamat
Genre:Misteri / CEO / Roman-Angst Mafia / Tamat
Popularitas:31.6k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Series #1

•••Lanjutan dari novel TAWANAN PRIA PSIKOPAT (Season 1 & 2)•••

Universidad Autonoma de Madrid (UAM) menjadi tempat di mana kehidupan Maula seketika berubah drastis. Ia datang ke Spanyol untuk pendidikan namun takdir justru membawa dirinya pada hubungan rumit yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Rayden Salvatore, terus berjuang untuk menjaga gadis kecilnya itu dari semua yang membahayakan. Sayangnya dia selalu kecolongan sehingga Rayden tidak diizinkan oleh ayah Maula untuk mendekati anaknya lagi.

Maula bertahan dengan dirinya, sedangkan Rayden berjuang demi cintanya. Apa keduanya mampu untuk bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 : Menjauh

...•••Selamat Membaca•••...

Rayden terbangun, kepalanya terasa sangat pusing luar biasa. Seluruh tubuh terasa sakit, setelah mendapatkan obat dosis tinggi tadi, Isabella memberikan obat untuk overdosis-nya sehingga Rayden kembali baik-baik saja.

Yang diinginkan Isabella hanyalah kehancuran Rayden, bukan kematiannya.

Rayden berusaha bangkit dan mencabut infus di tangannya hingga darah berceceran di lantai. Dengan langkah lunglai dan sempoyongan, dia mencari keberadaan Maula.

Kejadian ini sudah satu hari berlalu, tepatnya kemarin. Rayden menanyakan ruangan Maula dan sedih ketika gadis itu ternyata ada di ruang ICU.

Leo dan Maureen langsung menatap tajam ke arah Rayden yang baru saja sampai di depan ICU. Leo berdiri lalu menarik Rayden untuk bicara berdua, di lorong yang lumayan sepi, Leo meminta agar Rayden menjauhi putrinya.

“Demi Tuhan, saya tidak mengkonsumsi semua itu, Tuan. Saya dijebak.” Leo mengusap kasar wajahnya sendiri.

“Aku tidak peduli Ray, kau sangat berbahaya untuk putriku.”

“Beri saya kesempatan Tuan, saya akan lebih lagi menjaga Maula.” Leo menggeleng, raut wajahnya sudah tegang saat ini.

“Aku tahu kalau semua ini hanyalah sabotase, Ray. Aku yakin kau tidak begitu, hanya saja. Kedekatanmu dengan Maula akan membuat banyak orang mengincar putriku. Aku mohon, dengan segala kerendahan hati, jauhi putriku.”

Sakit. Itulah yang dirasakan oleh Rayden ketika Leo memohon seperti itu.

“Apa tidak ada kesempatan untukku?”

“Tidak. Jika kau terus bersikukuh mendekati dia, aku akan membawanya kembali pulang.” Rayden memejamkan mata sambil mengusap dahinya.

“Bagaimana kondisinya sekarang?” Leo menggeleng lemah, karena memang kondisi putrinya cukup serius.

“Doakan saja agar dia lekas sadar, benturan di kepalanya cukup kuat.”

“Boleh saya melihat dia?”

“Tidak, ada baiknya kau tidak pernah muncul lagi di hidupnya, Ray. Kalau kau masih menghargai aku, tolong jauhi putriku. Aku mohon.” Leo menyatukan kedua telapak tangannya memohon pada Rayden, dengan mata memerah karena menahan air mata.

“Jangan memohon Tuan. Kalau memang hidup Maula aman tanpaku, aku akan menjauh bahkan tak akan menampakkan diriku lagi padanya.” Leo memeluk Rayden, dari balik punggung itu, Rayden mengusap air matanya yang jatuh berkali-kali.

“Satu lagi Ray. Kau tahu sendiri bagaimana kerasnya putriku, dia tidak akan menyerah sebelum mendapatkan kepastian darimu karena meninggalkannya. Jadi tolong, ketika nanti dia minta penjelasan darimu. Katakan kalau kau akan menikah dan kalau bisa, menikahlah dengan gadis lain.”

Tak ada lagi harapan di hati Rayden, dia hanya mengangguk setuju walaupun hatinya menolak dengan keras.

Rayden pergi tanpa menoleh ke belakang lagi, menjauhi Maula adalah langkah baik agar gadis itu tetap aman dari Isabella. Rayden tahu persis bagaimana kejamnya Isabella, dia tidak akan segan membunuh setiap orang yang dekat dengan Rayden.

Maureen berdiri menyambut suaminya, “Bagaimana?” tanyanya pelan. “Apa Rayden mau menjauhi putri kita?” Leo merangkul istrinya dan memeluk Maureen. Untuk beberapa detik, hatinya kembali menghangat.

“Dia mau, jika nanti Maula sadar, kita akan coba bicara baik-baik dengannya.” Maureen mengangguk.

...***...

Sekitar hampir satu bulan lamanya Maula di rawat, dia sudah lepas dari masa kritis seminggu yang lalu tapi harus mendapat perawatan terbaik hingga kondisinya pulih.

Berkali-kali dia bertanya pada Leo di mana Rayden, namun jawaban Leo masih sama yaitu tidak tahu.

Hari ini Maula sudah diperbolehkan pulang, mengingat kondisinya sudah hampir membaik walau kakinya masih belum bisa berjalan dengan sempurna.

Setidaknya dia tidak menggunakan kursi roda lagi.

Maureen sudah kembali ke Indonesia sepuluh hari yang lalu karena Thalia harus masuk sekolah, sementara Leo tetap menemani putrinya di Madrid.

Setibanya di rumah, Leo menyewa asisten rumah tangga sebanyak tiga orang yang akan melayani putrinya. Sofia masih setia di sana, Leo tidak mempermasalahkan karena Maula ada teman.

Rayden menghabiskan hari-harinya di sebuah bar milik temannya, minum hingga teler tanpa peduli kadar alkohol yang masuk ke tubuhnya sangat berbahaya.

Rayden menatap layar ponsel yang terus berkedip, menandakan panggilan masuk dari Maula untuk kesekian kalinya.

Karena merasa sakit, dia menjawab panggilan tersebut dan dengan nada kasar dia menjawab, “Mau apalagi kau menghubungi aku hah? Kau hanya sumber masalah untukku, Piccola. Aku sudah menjauh tapi kau dengan tidak tahu diri terus mendekatiku. Kau sudah tidak berarti untukku.”

Rayden memutuskan panggilan tersebut tanpa ingin mendengar jawaban dari Maula. Dia tertawa lalu minum dan tertawa lagi, dalam tawa itu jelas terlihat rasa sakit luar biasa.

Di ujung tawanya, Rayden menangis sambil memegang kepala. Dadanya terasa amat sesak setelah bicara seperti itu pada Maula.

“Maafkan aku,” lirihnya nyaris tak terdengar.

Maula terdiam dengan ponsel yang jatuh ke pangkuannya, matanya langsung hampa menatap ke depan. Rasa kaget dan tidak menyangka bersatu membuat alunan musik horor di dalam kepalanya.

Dalam diam, air mata itu terus menetes tanpa peduli kalau dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Leo masuk membawakan makanan di nampan, dia menaruh makanan tersebut dan duduk di tepi kasur menatap putrinya, menghapus air mata itu.

“Kenapa sayang? Ada yang sakit?” tanya Leo dengan lembut.

“Dia... dia memarahi aku Pa. Dia bilang aku hanya pengganggu dalam hidupnya. Aku tidak lagi berarti,” lirih Maula dengan tatapan masih terkunci ke depan namun terlihat hampa. Ekspresinya datar, dingin tak tersentuh.

“Lupakan dia, masih ada Papa di sini.” Leo memeluk putrinya itu, hal yang dia harapkan adalah Maula menangis tapi nyatanya tidak. Maula tetap diam menyimpan rasa sesak di dada, itu jauh lebih sakit daripada menangis.

“Makan dulu ya nak.” Maula menggeleng lemah lalu membaringkan tubuhnya membelakangi Leo.

Tak banyak yang bisa Leo lakukan selain menghela napas. Ini yang terbaik menurutnya dan keputusan Rayden menjauh adalah hal yang tepat.

Maula menangis tanpa suara, ekspresi masih datar dan kali ini tatapannya berubah menjadi lebih sendu dan pilu.

Di dalam selimut yang membungkus tubuhnya. Maula terisak sampai bantal basah karena air mata.

Di sisi lain, Rayden juga diliputi kehampaan tanpa harapan. Gadis kecil yang dia jaga selama ini justru harus dia lepaskan karena keadaan.

Keduanya hancur, bahkan sebelum mereka memantapkan hati untuk memiliki satu sama lain.

...***...

Seminggu setelahnya, Maula sudah benar-benar pulih dan Leo juga telah kembali ke Indonesia. Dia menyewa beberapa jasa untuk menjaga dan merawat putrinya.

Maula berangkat menggunakan mobilnya sendiri ke kampus. Dia tidak bersama Sofia karena ingin pergi menemui Rayden ke rumahnya terlebih dahulu.

Rumah megah Rayden terlihat sunyi, satpam mengatakan kalau Rayden tidak pernah pulang ke rumah semenjak satu bulan yang lalu.

Maula mencarinya ke kantor, benar saja, pria itu tengah bekerja dengan fokus di balik laptop.

Maula masuk begitu saja tanpa permisi, penampilan Rayden masih rapi seperti biasa. Dia mencoba untuk mengendalikan hati ketika melihat Maula datang.

“Keluarlah!” titah Rayden pada sekretarisnya.

Kini mereka hanya berdua, Maula mengunci pintu ruangan dan berjalan mendekat pada Rayden.

“Kenapa kau menjauhi aku?” tanya Maula tegas, Rayden terlihat santai lalu menautkan jemarinya dan menopang dagu.

“Sudah pernah aku katakan, kalau aku tidak mau diganggu olehmu lagi. Aku ingin hidup tenang dengan diriku sendiri, tidak selamanya aku akan menjadi sopir pribadimu.” Maula menganga tak percaya.

“Bohong.”

Rayden berdiri lalu berjalan dan berdiri di depan Maula, gadis itu mendongak sedikit karena tinggi Rayden tak sepadan dengannya.

“Aku dekat denganmu hanya atas permintaan dari ayahmu, aku hanya balas budi pada keluargamu. Hutangku selesai dan tugasku juga selesai. Aku memiliki kehidupan yang tidak hanya terfokus padamu. Aku juga akan menikah dan calon istriku tidak suka kalau aku terlalu dekat denganmu.” Maula tak sanggup lagi menjawab, walaupun dia terus memungkiri hatinya tapi kali ini rasa sakit itu nyata.

Dia tertawa, seakan apa yang dikatakan Rayden hanyalah lelucon semata. Tapi Rayden tahu bahwa dalam tawa itu terselip rasa sakit.

“Oke. Itu maumu ya silakan. Aku tidak masalah, coba dari awal kau bilang kalau kau akan menikah. Aku akan mendukungmu Rayden. Kau tidak perlu mengasari aku atau membentakku segala. Santai saja.” Maula berusaha terlihat biasa.

“Aku menghubungimu karena khawatir, terakhir kita bertemu saat mendapat kecelakaan. Wajar kalau aku khawatir bukan? Jangan bertingkah seolah kita ini saling mencintai, kalau kau ingin menjauh ya katakan saja baik-baik. Oke. Selamat berbahagia dengan pernikahanmu, aku permisi. Dan ingat, jika nanti kau bertemu denganku lagi, aku sudah bukan Piccola-mu yang dulu.” Maula berbalik dan melangkah pergi, menyimpan rasa sakit itu sendiri tanpa diketahui oleh siapapun.

Rayden pun sama, dia diam mematung menatap kepergian gadisnya.

“Maafkan aku, Piccola.”

...•••Bersambung•••...

1
Radella
good
Syaqilla
awesome
Naxed2448
👍
Dewi Dejiya
awesome
Dinda Kirana
Awesome
Khadijah Jaelani
amazing
Iguana Scrub
luar biasa
adi_nata
motor itu kenapa tiba tiba ada ? sudah ada di rumah itu sebelumnya atau diantar seseorang ?
adi_nata: ya .. mungkin memang imajinasiku yang terbatas jadi terkadang agak bingung menangkap alur cerita. cuma bisa fokus pada satu titik keterangan.
🌺Shella BTS🌺: Oh ya beda pandangan ya, tapi kalo dri segi alur sih, mereka kan beberes di rumah dulu dan Rayden sempat bilang kalo rumahnya deket. Jadi ke supermarket ya pake kendaraan Rayden, deket lah bolak balik ke rumah dia 😁
total 6 replies
Khaira Delisya
ada lanjutannya gak Thor🥹🥹
Vebi Gusriyeni: Ada kakak, judulnya SENORITA PERDIDA
total 1 replies
adi_nata
lha dianya sendiri juga biadab.
Vebi Gusriyeni: Namanya juga psikopat
total 1 replies
adi_nata
seorang gadis belia bisa melalukan tindakan brutal semacam ini. luka seperti apa yang mendorongnya ?
adi_nata: oke siap author Vebi
Vebi Gusriyeni: Hehe aman, ntar baca aja dari awal biar gak bingung ya ☺ btw nanti kalo ada salah alur atau kekeliruan di tengah cerita bisa kasih respon dan saran, ntar aku perbaiki. Makasih udah kasih dukungannya ☺☺
total 4 replies
Yuyun Asrifani
Suka🥰
Bunda Rian Putra
terbaik
Ukhty Hawa
Baca dari season 1 sampai ke series ini benar2 menghayati, terbawa suasana hingga susah move on dari tokohnya 👍
Cherry Clode
good
Miami Zena
Awesome
Sader Krena
Amazing
Inay Inayah
keren
Flo Teris
awesome
Alya Nurhidayat
Best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!