NovelToon NovelToon
Dosenku Suamiku

Dosenku Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: jestimjaber

semoga kalian suka yaww makasihh♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 25

"Nak, besok papa dan mama akan pulang ke Italia untuk beberapa hari. Kamu sendiri tidak apa apa ya?" Alice langsung mengerucutkan bibir nya

"kenapa aku tidak di ajak? Aku kan kangen sama Nenek juga" bantah nya

"Kamu kan mau PKL sayang, kamu tidak boleh meninggalkan itu. gini aja papa janji deh setelah kamu selesai PKL kita ke itali lagi" Alice masih saya cemberut

"tapi kan aku pengen nya sekarang, lagian PKL masih dua hari lagi. Nanti aku bisa pulang sendiri ke Indonesia kalo mama sama papa masih mau disana" Mama dan Papa langsung menggeleng

"Tidak bisa nak, papa disana bukan cuma mau mengunjungi Nenek tapi ada urusan penting yang tidak kamu tau. Udah ya nurut bentar engak lama kok" Ujar sang mama

"Oke" Alice langsung beranjak dari kursi dan berjalan ke kamar nya

Ia sedikit kesal dengan mama dan papa nya bagaimana bisa dia berkunjung ke Italia tanpa mengajak diri nya, padahal ia juga butuh refreshing setelah bertahun tahun tinggal di Indonesia.

Pagi hari nya mama dan papa nya sudah lebih dulu pergi subuh tadi, setelah mereka pergi Alice kembali tidur. Dan tepat pukul tujuh pagi ia mendengar suara ketukan pintu dari luar

tok tok tok

"Non, sudah bangun? Ada yang mencari non" Alice mengerjapkan mata nya beberapa kali sembari mengembalikan kesadaran nya. Setelah itu ia berjalan ke pintu dan membuka nya

"Siapa bik?" tanya Alice, bibi terdiam sejenak

"engak tau Non, tapi cewe seperti nya teman Non" Alice menyipitkan kedua mata nya

'Siapa dia?' Batin Alice. Ia langsung mengangguk dan menyuruh Bibi untuk memberikan ijin masuk kepada tamu tersebut

Alice langsung masuk dan mencuci muka nya lalu menguncir rambut nya dan segera turun. Ia berjalan menuju ke ruang tamu

"Loh, mba Dini? Hei" Ia berjabat tangan dengan dini, Dini juga tersenyum ramah ke arah Alice

"sori ya aku datang ke rumah kamu pagi pagi sekali" ucap Dini, Alice hanya tersenyum saja

"engak apa apa mba, Ayo duduk" Mereka pun duduk, alice menyuruh bibi untuk membuatkan minuman

"Alice maaf aku kesini mau tanya, apa kemarin kemarin Arshen pernah ketemu atau ngobrol sama kamu gitu?" Alice terdiam. Sebenarnya ia tidak mau menceritakan itu kepada Dini

"Maaf ya mba, kemarin memang kak Arshen ajak aku ketemuan. Tapi waktu itu aku sama Leo dan entah kenapa dia jadi diam saja padahal kata nya ada hal yang mau dibicarakan" Jawab Alice

"jadi kalian belum sempat ngobrol?" Alice menggeleng

"dia diam aja mba, akhirnya aku sama Leo pamit pergi. Memang nya ada apa ya mba?" dari ekspresi wajah Dini seperti ia menyimpan sesuatu

"Sebenarnya...tolong jangan kamu ceritakan ke siapapun ya lice. Aku terlalu bersikeras menahan dia agar tidak pergi dari hidup aku karena.." ia terlihat ragu untuk mengatakan nya, Alice sudah sangat penasaran padahal

"Karena apa mba?" dini menunduk seperti menahan malu dan ketakutan

"Aku hamil Lice" sontak kedua bola mata Alice melotot, Alice speechless mendengar perkataan Dini

"Apa mba? Hamil, kok bisa?" bukan nya menjawab Dini palah menangis

"Aku sudah bodoh lice, aku memberikan harta yang sangat berharga dari ku untuk pria brengsek seperti Arshen. Aku tidak mengerti harus bagaimana lagi" ia berkata sembari menangis tersedu sedu

"Aku mengerti apa yang mba rasakan, tapi mba aku tidak pernah sedikitpun ingin merebut atau pun menerima Kak Arshen sebagai kekasih ku. berulang kali sudah aku katakan kan aku tetap menganggap kalian sebagai teman dan kakak tingkat" Jelas Alice

"Aku juga tidak menuduh mu seperti itu, meskipun aku tau Arshen menyukai mu. Aku hanya ingin meminta tolong pada mu, bantu aku untuk kembali dengan Arshen" Sebenarnya Alice sudah tidak mau mengurusi soal hubungan mereka

Tapi melihat kondisi dini yang saat ini tengah hamil anak Arshen dan hubungan mereka justru merenggang membuat nya kasihan.

"Oke mba, aku akan bantu. Tapi aku tidak ingin terlalu dekat dengan Arshen mba aku tidak mau nanti nya dia semakin menjadi jadi dan akulah yang menjadi korban atas hubungan kalian" Dini mengangguk paham

"Terimakasih Alice, dan aku minta tolong. Tolong rahasiakan kehamilan ku ini dari siapapun ya aku malu Alice" Alice tersenyum dan mengangguk

'Aku tidak menyangka ternyata hubungan mereka sudah sejauh ini, dan yang aku tau mereka seperti orang yang sangat baik namun ternyata ada kebejatan yang tak terduga di dalam nya'

Batin Alice. Setelah mereka ngobrol ngobrol tak lama Dini berpamitan untuk pulang karena siang nanti ia harus ke kampus. Ia adalah mahasiswa kesehatan jadi lebih sibuk dari Alice

Dari pagi tadi Alice hanya berguling guling saja di kasur sesekali pindah ke sofa dan ke balkon ia merasa sangat jenuh, lalu ia menghubungi Leo ia meminta ijin untuk main kesana ke tempat kerja nya. Dan ternyata dibolehkan

Lalu ia turun dan meminta supir untuk mengantar nya, tak lama sekitar lima belas menit Alice baru saja sampai ia langsung turun dan menuju post satpam, padahal Leo bekerja di kantor Vincent namun dia tak menghiraukan itu biar saja lagian Vincent sedang sibuk

"Permisi pak, Leo nya ada?" tanya Alice kepada salah seorang pekerja satpam lain nya, yang umur nya tidak beda jauh mungkin dari leo

"Ada neng, sedang kebelakang sebentar. Ada perlu apa?" tanya satpam tersebut

"Ah tidak, saya hanya ingin main saja" Terlihat kedua pria yang ada di dalam menatap Alice terus mungkin terpesona dengan nya

Alice duduk di salah satu kursi tepat di depan post satpam, tak lama ia melihat Leo berjalan dari arah belakang

"Kau sudah lama?" Alice mendongak menatap Leo

"Baru saja, kau dari mana?" Leo tidak menjawab haya menunjuk ke bagain gedung belakang

"Memang nya kamu tidak kuliah? Bukan nya bentar lagi PKL harus nya ada pembekalan dong" Tanya Leo, Alice mengangguk

"iya, tapi besok" salah seorang teman kerja leo Keluar dari dalam post tersebut

"Pacar nya le?" tanya nya sembari menatap Alice

"Bukan, teman doang" jawab nya, Alice hanya diam saja

"Ah masa si" ia mengoda leo, entah kenapa leo tidak suka teman nya itu bersikap seperti itu saat sedang ada Alice

"Bukan pacar bang teman doang, kenalin dah nama nya Alice" Langsung saja pria tersebut mengulurkan tangan nya, dengan ragu ragu Alice menerima nya

"Saya Linga" Alice tersenyum dan langsung melepaskan genggaman tangan nya

"Alice" ucap nya

"ini udah mau jam istirahat kan ya bang, gue ijin pamit bentar ya" ucap Leo kepada teman teman nya

"oh iya, jangan lupa balik lagi" masih saja teman teman nya itu jahil

Leo langsung mengajak Alice duduk di salah satu kursi di dekat gedung pintu masuk, ia sengaja membawa Alice pergi karena merasa tak nyaman teman teman nya bersikap seperti itu

"Maaf ya tadi mereka jadi seperti itu sama lu, kesan nya tidak sopan" Alice tersenyum

"udah engak apa apa, ah iya memang nya jam segini kamu udah istirahat?" Leo langsung menatap jam yang ada di tangan nya

"Belum si, kurang lima belas menit. Oh iya lu bukan nya daftar PKL di kantor ini ya?" Tanya Leo, Alice mengangguk

"Iya, makan nya itu kita jadi bisa satu kantor. Tapi sayang ya kita udah tidak satu jalan lagi" ucap nya dengan nada sendu

"Ah alay banget lu, yang penting masih bisa ketemu kan. Lu magang disini sama siapa saja?"

"Gue, Laya, Ilyas sama Deril kayak nya. Baru mereka si yang gue tau" jawab Alice, Leo mengangguk

"Sebenarnya gue juga merasa sayang si harus log out gitu aja. Tapi gue lebih mikirin sekolah Hanna gue mah gampang bisa nanti nanti" Alice selalu merasa bangga kepada sahabat nya itu karena ia selalu mendahulukan kepentingan orang tua dan adik nya

"lu masih bisa lanjut kok tidak harus sekarang, lu adalah orang yang hebat le gue justru bangga sama lu" Ia mengelus pelan lengan Leo

"iya sih, oh iya kata nya ada yang mau lu ceritakan sama gue?" Astaga Alice lupa mau cerita soal Dini tadi

"oh iya, jadi tadi pagi dini kerumah gue dia nangis Nangis minta gue buat bantuin dia balikan sama Arshen" Leo langsung mengerutkan dahi nya

"kenapa dia kekeh sekali pengen balikan sama Arshen si, kalo memang sudah putus ya sudah kan? Emang se cinta itu dia sama Arshen" Alice sedang mempertimbangkan apakah ia harus mengatakan kepada Leo soal kehamilan Dini?

"Le, sebenarnya ada yang mau gue certain sama lu. Gue engak mungkin menyimpan nya sendiri tapi plis lu jangan sebarin ini semua" Leo mengangguk saja

"tentang apa? Apa lu ketemuan lagi sama Arshen" Alice menggeleng

"Bukan soal itu, tapi soal mba dini yang mengandung anak Arshen saat ini" bola mata Leo melotot seperti hampir keluar dari wadah nya

"Lu jangan gila Alice, kata siapa dia hamil?" Leo masih tidak percaya, ia hanya takut Alice membuat isu sendiri

"ya tadi pagi mba dini cerita begitu, makan nya ia kekeh sekali ingin balikan dengan Arshen. Ia takut bayi nya tidak akan memiliki Ayah" Leo sama seperti Alice tadi meras heran, kaget dan tak menyangka mereka sudah sejauh itu

"Gue engak nyangka sama Arshen bisa berbuat sejauh itu, padahal kaya anak baik baik lo" Alice hanya diam saja ia juga satu pikiran dengan Leo

"Saran gue lu engak usah bantuin apapun lagi soal hubungan mereka, gue engak mau lu terjerumus kedalam nya. gue takut lu jadi bahan adu domba sama Dini" Apa yang dikatakan Leo benar juga, ia tidak harus kasihan kepada nya

"kalo lu masih kasihan sama dia, bisa saja lu palah dimanfaatin. Karena gue takut akan ada plotwish selanjut nya Alice" Alice mengangguk

"iya, gue engak akan bantuin makan nya gue cerita sama lu" saat mereka tengah serius serius nya ngobrol, tak sengaja Alice menangkap sosok seseorang

'Astaga, itu kan pak Vincent? Dia menatap ku astaga bagaimana ini'

"Lice, lu pulang lah seperti nya bos gue datang" Ujar Leo, alice mengangguk saja kebetulan ia pegen lari dari Vincent

"ya udah gue balik dulu ya, gue nunggu supir di samping gerbang saja. Bye" Leo hanya melambaikan tangan nya saja

Alice buru buru berjalan ke samping gerbang kantor yang lumayan sepi, ia langsung bisa bernafas lega

'gue engak mau ketemu pak Vincent pokok nya hari ini. Gue masih kesal soal kejadian kemarin'

Tak lama taxi yang ia pesan datang cepat cepat Alice masuk dan segera pulang, namun betapa kaget nya saat ia membuka hp Vincent sudah mengirim sebuah pesan kepada nya

'Habis dari kantor saya akan mengunjungi rumah mu bersiaplah, saya tau orang tua mu sedang pergi'

"Sial, ngapain juga itu pak tua mau kerumah. Udah tau gue lagi sebel sama dia" Gumam nya pelan

Tak lama Ia sampai di depan gerbang rumah ia langsung masuk dan segera mengunci pintu kamar nya.

Namun ternyata Alice ketiduran hingga sore hari, dan ia juga ingat tadi Vincent sempat bilang akan kerumah cepat cepat ia mengecek ponselnya dan tidak ada chat ataupun telpon masuk dari vincent.

Karena ia merasa sangat lapar lalu ia pun bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan turun menuju ke meja makan, untung nya bibi baru saja selesai masak

"Bik, aku makan ya. Bibi udah makan belum?" ujar Alice

"iya non silahkan, sudah non barusan" jawab bibi, Alice langsung mengambil piring dan nasi lalu memak nya dengan lahap

Setelah selesai makan ia menuju ke ruang TV lalu duduk santai disana sembari ngemil, Setelah jam menunjukkan pukul sepuluh Malam barulah Alice naik ke atas menuju ke kamar nya.

1
bebe
alice udah kuliah sllu di manja ortu jadinya mengkek ya thor pdhl penerus perusahaan
pikirannya maen aja sm temen cwo nya
bebe
lah gimana vincen dy kn dah ada cewe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!