🏆 Novel Tahun 2022 🏆
Bo Li dibesarkan oleh kakeknya yang sangat kaya raya dan memiliki perusahaan dan bisnis hampir diseluruh belahan dunia ini.
Bo Li tumbuh dewasa nyaris sempurna, cantik, anggun, dan sangat kaya raya bahkan kekayaannya mampu membeli separuh dunia.
Bo Li adalah seorang CEO perusahaan setelah kakeknya mengangkat dirinya untuk menggantikannya sebagai regenerasi pimpinan perusahaan.
Tapi itu semua tidak membuat Bo Li besar kepala dan manja, dia adalah sosok wanita yang sangat mandiri selain itu dia mendapat anugerah kehormatan sebagai salah satu bintang masa depan yang memiliki reputasi yang baik.
Dibalik itu semua Bo Li memiliki sesuatu kisah yang sengaja dia sembunyikan dari kehidupan sosialnya...
Bo Li juga mendapatkan warisan dari seorang pria yang tidak dia ketahui identitas dirinya ketika dia masih kecil...
Lalu siapakah sosok pria tersebut dan mampukah Bo Li menemukannya...
Apa yang disembunyikan oleh Bo Li selama ini dan mengapa dia menyem
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terdampar di Pantai
Bo Li membuka kedua matanya perlahan-lahan saat ia tersadar kembali dari kotak kaca yang membuatnya pergi menghilang dari dalam ruangan kamar tidurnya.
Tampaknya ia masih berada didalam kotak kaca tembus pandang yang berdiri kokoh disebuah hamparan pasir putih.
Bo Li mencoba untuk keluar dari dalam kotak kaca ternyata kotak kaca itu tidak terkunci rapat lagi sehingga ia dapat keluar dari sana. Ia melangkahkan kedua kakinya menuju keluar kotak kaca.
"Aku ada dimana sekarang ?", kata Bo Li keheranan.
Seluruh sekitar tempat ini hanya hamparan pasir putih serta laut yang luas berwarna biru. Rupanya ia sekarang berada disebuah pantai.
Bo Li melangkah pelan dengan kedua kaki yang tertutup oleh pasir putih saat ia berjalan ditepi pantai yang luas.
Deburan ombak menari-nari dilautan menambah indahnya pemandangan pantai asing ini serta airnya yang menghempas pelan ke bibir pantai membuat kaki perempuan cantik itu basah oleh cipratan air laut.
Bo Li terdiam sesaat sembari memandangi seluruh pantai yang tampak sepi. Ia tidak melihat siapapun ditempat ini hanya terdengar kicau burung yang menyanyi di rimbunnya pepohonan.
"Tempat ini apakah tidak berpenghuni ?", kata Bo Li lalu melanjutkan langkah kakinya.
Angin berdesir pelan menerpa lembut wajah Bo Li yang putih bersih bagaikan batu pualam. Ia terus berjalan di pantai kemudian masuk melewati rimbunan tumbuhan yang sangat lebat dan rapat.
Saat berada didalam pantai asing itu tampak Bo Li menyibak cepat rimbunan tumbuhan disekitarnya serta menyeruak masuk kedalam hutan.
"Aku berada didalam hutan lalu tempat apakah ini ? Kenapa sedari tadi aku tidak melihat apapun disini ?", kata Bo Li.
Meski demikian perempuan cantik itu terus saja berjalan masuk kedalam rimbunan tumbuhan yang menutupi seluruh tempat itu.
"Hukuman apa ini ? Tidakkah sistem itu menghukum ku hanya dengan hukuman yang tidak aneh-aneh seperti ini ?", kata Bo Li mengeluh. "Tumbuhan ditempat ini sangat rimbun !? Bagaimana aku bisa sampai disini ?"
Bo Li terus merangsek masuk kedalam hutan dengan pepohonan yang menjulang tinggi ke langit, secercah cahaya masuk ke celah-celah pepohonan menyinari seluruh hutan.
Tetesan embun menggantung di dedaunan yang hijau serta jatuh tergelincir pelan kebawah bagaikan butiran kristal yang bersinar cantik oleh terpaan cahaya matahari yang cerah.
Bo Li menengadahkan kedua tangannya terbuka lebar menerima air embun yang jatuh kedalam tangannya.
"Hmmm..., ini sungguh mengagumkan !", kata Bo Li tersenyum.
Bo Li mengalihkan pandangannya kearah sekeliling tempat itu dan ia hanya menjumpai tumbuhan disekitarnya tidak ada yang lainnya, hanya tanaman hijau yang rindang.
Suasana segar yang menyelimuti tempat yang mirip hutan ini sangat menenangkan hati serta pikiran Bo Li yang selama ini berkecamuk hebat didasar hati kecilnya serta didalam benaknya.
"Hukuman apa yang sebenarnya harus aku jalani ditempat yang mirip sekali dengan hutan ini ?", kata Bo Li sambil mendongakkan kepalanya kearah atas.
Bo Li menjadi semakin bingung karena ia tidak tahu harus melakukan apa ditempat ini tanpa adanya petunjuk yang menuntunnya. Ia hanya berpikir untuk segera pergi dari tempat ini karena pria berambut pirang itu pasti kini sedang mencari dirinya yang menghilang dari rumahnya secara tiba-tiba.
***
Bo Li menarik nafasnya dalam-dalam serta mulai melanjutkan perjalanannya ditempat yang mirip sekali dengan hutan ini. Ia tidak tahu sampai dimana langkah kakinya melangkah kedalam hutan yang rindang ini.
"Apakah tempat ini tidak memiliki ujungnya ? Aku melihat sedari tadi hanya tumbuhan dedaunan yang hijau dan lebat ? Aku tidak melihat yang lainnnya ditempat ini !?", kata Bo Li sambil menyibak dedaunan lebar yang rimbun dengan kedua tangannya.
Kicau burung terdengar dari kejauhan mengisi ruang di hutan yang lebat penuh tanaman hijau dengan daun-daun yang lebar. Bo Li tampak tidak memperdulikannya dan terus berjalan masuk semakin kedalam hutan yang gelap dan sunyi tersebut. Ia sendiri tidak tahu apakah jalan yang ditempuhnya ini benar atau tidak, karena didalam pikirannya hanya satu yang sedang ia pikirkan yaitu menyelesaikan hukuman sistem dan pergi dari sini dengan segera.
Bo Li tidak melihat apapun di hutan pantai ini meski ia telah berjalan sangat jauh kedalam. Ia merasakan perutnya mulai lapar dan tenggorokkannya terasa kering. Ia mengusap lehernya seraya memperhatikan sekitar tempat itu berharap menemukan sesuatu yang dapat dimakan olehnya.
"Hutan selebat ini sama sekali tidak aku temui pohon dengan buah dan aku hanya menemukan tumbuhan hijau serta pohon-pohon dengan batang yang tinggi keatas", kata Bo Li. "Lalu bagaimana cara aku hidup ditempat ini ?"
Bo Li menyeka keringatnya yang jatuh kewajahnya dengan kain baju di lengannya sembari mengangkat kepalanya kearah atas.
"Dimanakah aku akan tinggal disini ? Apakah aku akan berada di hutan ini seterusnya tanpa bisa keluar dari sini ?", kata Bo Li lalu duduk dibawah, ia melihat tanah didalam hutan ini penuh dengan pasir putih dan bukannya tanah.
Hal ini semakin aneh dan membuatnya penasaran untuk mencari jawabannya tetapi perutnya yang terasa lapar serta rasa haus yang mendera dirinya telah mengurungkan niatnya untuk lebih masuk kedalam hutan dan ia memutuskan untuk beristirahat disini. Padahal ia baru saja berada ditempat ini baru hitungan menit dari rumah Ivander Liam tetapi ia sudah merasakan lapar yang teramat hebat.
"Aku memang belum makan malam tadi, mungkin itu sebabnya aku terasa lapar serta haus ?", kata Bo Li sambil menghela nafas.
Bo Li berdiam diri ditempatnya duduk dengan memikirkan rencana selanjutnya yang harus ia lakukan. Ia juga tidak mendengar suara sistem ditempat ini lagi dan ia berpikir jika sistem itu sengaja membiarkan dirinya tinggal sendirian disini tanpa petunjuk apapun untuk dirinya keluar dari hukuman sistem.
Perempuan cantik itu baru menyadari jika dirinya berjalan ditempat ini tanpa menggunakan alas kaki dan ia melihat kedua kakinya penuh dengan pasir putih.
"Ah !", desah Bo Li. Ia melihat dirinya benar-benar sangat kacau sekali.
Pandangan mata Bo Li menjelajah kearah sekeliling tempatnya berada sekarang dan ia tidak menemukan sesuatu yang dapat ia makan. Ia lantas berpikir untuk kembali ke pantai dan menangkap ikan ditepi laut.
Bo Li lalu beranjak dari tempatnya duduk kemudian tidak lupa dirinya mengumpulkan beberapa ranting pohon yang berserakan dibawah serta dipohon-pohon lebat yang dahannya menjulur kebawah. Ia membawa ranting-ranting pohon tersebut menuju kearah pantai yang terhampar pasir putih yang luas.
"Aku baru berpikir untuk berkemah dipantai jika aku harus bermalam disini dan akan memikirkan cara untuk keluar dari tempat ini ? Tapi bagaimana caranya !?", kata Bo Li sambil terus berjalan melewati jalan-jalan yang tertutup rapat oleh tumbuhan-tumbuhan hijau dan meninggalkan tanda disetiap jalan yang ia lewati dihutan yang lebat ini.
Sesampainya ia kembali dipantai, Bo Li langsung berlari berhamburan menuju ketepi laut yang basah oleh air laut kemudian ia sibuk mencari kepiting didalam pasir putih.
Bo Li tidak menemukan kepiting didalam pasir putih itu lalu ia mengalihkan pandangannya kearah laut luas dengan ombaknya yang terlihat menari indah.
"Aku akan menangkap ikan dilaut saja tetapi bagaimana caranya pergi ketengah laut sedangkan aku tidak dapat berenang ?", kata Bo Li sambil berdiri tegak memandang kearah laut yang luas.
Bo Li lalu berlari menuju laut dan mencari-cari ikan di tepi laut tetapi tetap saja hasilnya nihil karena ia tidak menemukan ikan ditepi laut. Ia lalu terdiam sejenak sambil menatap lurus kearah laut yang luas dengan suara ombaknya yang terdengar sangat keras ditengah-tengah lautan.
Tubuh Bo Li basah kuyup oleh air laut yang asin yang membasahi seluruh tubuhnya yang tampak setengah berendam didalam air laut dangkal.
"Aku tidak menemukan ikan ditepi laut dan haruskah aku berenang ketengah lautan lalu tenggelam mati ?", kata Bo Li bergumam pelan. "Aku tidak dapat berenang !?"
Bo Li merendamkan setengah badannya diair laut yang dangkal sambil memandangi hamparan laut biru yang sangat luas serta dalam.
Warna biru yang pekat menandakan bahwa ditengah-tengah laut sana sangatlah dalam sekali dibandingkan dengan warna laut yang biru cerah yang ada ditepi laut ditempat ini.
Tidak ada ikan, tidak ada kepiting, tidak ada makanan dan yang tersedia disini hanya ada air laut asin yang tidak dapat diminum. Dan Bo Li harus dapat bertahan ditempat ini tanpa perbekalan ataupun makanan bahkan air untuk diminum.
Ini benar-benar sebuah hukuman bagi Bo Li dan ia harus dapat menerimanya senang atau tidak, karena inilah ujian yang diberikan oleh sistem akibat dirinya tidak dapat menjawab pertanyaan dari sistem meski hukuman ini terlihat sangat merepotkan bagi dirinya.