NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Sang Mafia

Gadis Kecil Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Teen / Fantasi / Mafia / Duda / Keluarga / Kaya Raya / Tamat
Popularitas:330.8k
Nilai: 5
Nama Author: DeLiani

Hallo readers. Selamat datang di cerita pertama author. Mohon dimaklumi kekurangannya ya.
__________

Kehidupan seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang sering dipanggil Jeje. Hidup tanpa kasih sayang seorang ibu.

Namun dia memiliki sosok ayah yang sempurna. Kasih sayang dan perhatiannya tanpa batas. Dia sangat menyayangi putri bungsunya. Menjaganya bak berlian paling berharga di dunia.

Jeje juga memiliki seorang kakak laki laki yang melengkapi kebahagiaan hidupnya. Walaupun mereka sering bertengkar, tapi kasih sayang di antara keduanya tak dapat dijabarkan dengan kata kata.

Dibalik kebahagiaan itu semua, ada sisi gelap kehidupan yang dijalani daddynya. Tak jarang berbagai bahaya selalu mengancam keselamatan dirinya.

Bagaimana Jeje menghadapi setiap ancaman itu? Mampukah dia menjalaninya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeLiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. PEKERJAAN

Setelah selesai makan siang, mereka belum pulang. Harsen dan Rey sedang membahas pekerjaan dan tugas tugas yang akan dilakukan Rey.

Rey sudah menyelesaikan S2 nya beberapa bulan yang lalu di luar negeri. Dia tergolong anak yang jenius, makanya di usianya yang ke 23, Rey sudah mendapat gelar Master dari jurusan bisnis.

Sekarang Rey kembali ke negaranya dan mulai membantu daddynya di perusahaan, walau belum sepenuhnya dia ambil alih. Sembari mengawasi adiknya, dia akan menyelesaikan pekerjaannya dari rumah.

Jeje yang bosan dan tidak mengerti apa yang dibahas Harsen dan Rey, bangkit dari duduknya kemudian memainkan ponsel nya sambil merebahkan diri di sofa yang ada di pojok ruangan di sana.

Tak berapa lama, dia ketiduran. Kedua lelaki yang sangat menyayanginya, hanya tersenyum melihat pemandangan itu.

Tuan putri yang selalu ingin mereka lindungi dan sayangi. Dia adalah harta paling berharga yang mereka miliki. Mereka akan terus menjaga dan melindungi Jeje dengan nyawanya sendiri.

Baru setelah Jeje benar benar terlelap, mereka berdua membahas "tugas-tugas" untuk Rey. Yang disebut tugas tugas adalah pekerjaan dari organisasi mafia mereka.

Rey dengan senang hati membantu daddy nya. Tentu bukan pekerjaan yang membahayakan yang daddy nya berikan, hanya dalam bidang negoisasi, lalu anak buah nya lah yang akan mengeksekusi.

Harsen selalu berusaha menyembunyikan tugas tugas seperti ini dari Jeje. Karena jika Jeje tau, dia akan memaksa mengambil alih tugas tugas yang dianggapnya menyenangkan itu.

Seperti yang dilakukannya waktu itu hingga membuatnya menunggu dengan cemas.

Setelah selesai mereka membereskan beberapa berkas dokumen dan bersiap pulang. Rey masih belum bisa pulang ke rumah, karena itu Harsen menasihati anak laki laki nya.

Bersamaan dengan itu, Jeje yang tadi terlelap sudah bangun, namun tidak membuka mata dan terus mendengarkan percakapan daddy dan kakak nya.

"Jaga diri mu. Jangan sampai lengah dan menjadi incaran musuh. Setelah selesai, segera pulanglah ke rumah. Jeje sangat kesepian tanpa mu, daddy juga." ucap Harsen menampilkan senyum miris.

"Daddy tenang saja. Akan ku lakukan sesuai perintah daddy. Aku juga ingin segera pulang dan berkumpul bersama kalian. Setiap malam aku merindukan Jeje yang selalu merengek minta ditemani nonton film." Rey juga tersenyum, miris, dengan keadaan mereka yang sementara harus terpisah.

"Apa dia masih melakukannya?" tanya Rey.

Harsen tersenyum mengenang dimana malam saat dia mengancam Jeje. Saat itu, Jeje ketahuan sedang begadang sampai larut malam, bahkan hampir pagi buta dia masih menonton film. Dia tidak memiliki pilihan lain selain bertindak tegas.

Dia bilang pada putrinya, jika tidak menghapus semua film yang selalu membuatnya bergadang itu, dengan tidak memberikannya uang jajan. Dan Jeje menurut. Dia menghapus semua film nya, kecuali satu, yang kemarin malam ketahuan.

"Tidak. Daddy sudah menyuruhnya menghapus semua film nya. Dia selalu bergadang hanya demi menonton film, dan itu tidak baik untuk kesehatannya. Jadi daddy terpaksa mengancamnya dengan memotong uang jajannya." jelas Harsen panjang lebar sambil menatap Jeje yang dikiranya masih terlelap itu.

Rey melakukan hal yang sama. Dia menatap adik kecilnya dengan tatapan sayang.

"Ya, kadang dia harus diberi peringatan tegas demi kebaikannya. Dia terlalu keras kepala." Rey menghela napas.

"Daddy tidak perlu terlalu memanjakannya. Lagipula dia harus belajar mandiri. Jika suatu saat dia berada jauh dari kita, dia harus bisa mengurus kebutuhannya sendiri tanpa terus bergantung pada pelayan dan pengasuhnya." jelas Rey.

Dia tau ayahnya terlalu memanjakan adiknya itu, sehingga menurutnya adiknya masih suka bersikap manja walaupun usianya sudah beranjak dewasa.

Dia tidak ingin adiknya memiliki mental yang lemah dan disudutkan orang lain. Dia harus bisa menjaga dirinya sendiri jika suatu saat berpisah darinya dan juga daddynya.

"Daddy hanya ingin membuat adikmu tidak merasa kekurangan dalam bentuk apapun. Akan daddy lakukan apa yang harus daddy lakukan. Dan itu sudah menjadi tanggung jawab daddy. Kau tenang saja, dia sebenarnya anak yang kuat dan mandiri." jelas Harsen.

"Ya... Hanya saja sifat kekanakannya masih dominan." ujar Rey sembari mengangkat kedua bahunya. Seakan berkata, yaa begitulah adiknya.

"Jangan lupakan dirimu. Apa kau sudah bercermin? Kau selalu saja menggoda adikmu. Kau sama saja kekanakannya." ledek Harsen.

"Hehehee. Itu kan hanya kalau aku berada di dekatnya saja dadd." kilah Rey sembari tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapi.

"Baiklah dadd. Aku harus segera menyelesaikan ini." lanjut Rey lagi.

Tidak ingin dirinya yang malah menjadi sasaran kata kata pedas daddynya. Lebih baik dia kabur dan segera menyelesaikan tugas nya.

"Yes, son. Berhati hatilah. Hubungi daddy jika ada sesuatu." perintahnya.

"Okay, dadd. Aku akan berpamitan dulu pada Jeje." ucap Rey sembari bangkit mendekati Jeje yang masih belum ingin membuka matanya.

"Jangan dibangunkan. Biarkan saja dulu, sepertinya dia kelelahan. Daddy akan pulang setelah adikmu bangun dengan sendirinya." peringat Harsen.

"Baik, dadd." jawab Rey.

Sedari tadi Jeje menahan air mata yang ingin tumpah dengan mengepalkan tangan meremas bajunya. Dia sangat merindukan suasana berkumpul dengan mereka bertiga di rumahnya setiap saat.

Saat Rey berjongkok di sampingnya. Dengan sayang, dia mengusap kepala adiknya itu. Sambil berucap.

"Kakak akan segera pulang. Kakak janji." lirih Rey sembari mencium puncak kepala Jeje kemudian bangkit mendekati ayahnya untuk berpamitan.

Ketika Harsen dan Rey sibuk berpamitan. Jeje yang sudah tak kuasa menahan tangisnya, akhirnya menitikan air mata, menangis tanpa suara, yang kemudian langsung dihapus nya.

Menunggu Rey keluar dari ruangan. Karena jika Rey masih berada di sana, dia pasti akan kembali sesenggukan, mehanan kakak nya agar tidak pergi, dan menariknya pulang bersama mereka.

Setelah Rey benar benar sudah pergi dari sana. Jeje mulai membuka mata nya, dan melihat daddy nya yang berada di ambang pintu berdiri tegap menatap kepergian kakak nya.

"Daddy." panggil Jeje sembari mendekati Harsen.

Mendengar itu, Harsen langsung membalikkan badannya setelah mengusap sudut matanya.

Jeje yang melihat itu langsung memeluk daddy nya.

"Kau sudah bangun? Ayo bersiap, kita juga harus pulang. Kakakmu sudah pergi barusan. Daddy lihat kau kelelahan, jadi tidak membangunkanmu." ucapnya.

Jeje mengangguk.

"Daddy jangan sedih, kak Rey akan segera pulang. Jeje akan selalu bersama daddy." ujar Jeje mencoba menenangkan ayahnya, juga dirinya sendiri.

"Hey, siapa yang sedih. Daddy bahagia bisa berkumpul bersama kalian walau sekedar makan siang." dikecupnya kepala anaknya, kemudian dilanjutkan,

"Tentu kakakmu akan segera pulang. Dan kita harus segera mempersiapkan rumah kita untuk itu, bukan?" ucap Harsen mencoba menghibur Jeje.

Jeje melepaskan pelukan dan menatap Harsen. Kemudian tersenyum dan berjinjit mencium pipi daddy nya sayang.

"Tentu saja dadd."

"Oh iya, hadiahnya sudah daddy berikan?"

Teringat akan hadiah yang mereka beli tadi di mall, dia menanyakannya. Dan Harsen langsung mengangguk.

"Sudah daddy berikan, sayang. Dia suka dengan hadiahnya." jelas Harsen.

"Baguslah." ucap Jeje sambil tersenyum.

"Sekarang ayo kita pulang, honey. Daddy juga masih ada pekerjaan di kantor setelah ini." ucap Harsen kemudian mengambil berkas yang tertinggal di meja lalu keluar dari restoran.

"Baik dadd." Jeje hanya menghela napas mendengar penuturan daddynya.

Pekerjaan selalu membuat mereka sibuk dan tidak bisa berkumpul bersama lagi. Tapi, meskipun begitu, Jeje senang jika ayahnya melakukan semua yang disukainya. Selama daddy nya tidak terlalu gila kerja dan membuatnya kelelahan kemudian sakit.

.

.

.

Bersambung.

Dukung terus cerita ini ya. Supaya author lebih semangat update nya.

Happy reading..

1
Anonymous
thor udh lama g up
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
harus diceritain dong, Jeje 🥺🥺🥺
Shai'er
ini dia
Shai'er
nah loh🤔🤔🤔
Shai'er
setuju👍👍👍
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
🤔🤔🤔🤔🤔🤔
Shai'er
bukan tidak ada, yang ada , Daddy, yang gak menyadari, bahwa musuh itu datang sendiri😮‍💨😮‍💨😮‍💨
Shai'er
😱😱😱😱😱😱😱
Shai'er
siapa nih, rival Daddy kah🤔🤔🤔
Shai'er
waduh😱😱😱
Shai'er
iyain aja😏😏😏
Shai'er
🥰🥰🥰
Shai'er
🤧🤧🤧🤧🤧🤧
Shai'er
ouhhhhhh🥺🥰🥰🥰
Shai'er
konangan cukk🤭🤭🤭
Shai'er
ooooo
Shai'er
👍👍👍
Shai'er
dikhianati , maksudnya gimana nih🤔🤔🤔
kan emaknya dah koit tuh, kapan menghianati nya 🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!