Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Gadis Lemah
Trevor memandangi wajah Gwen yang tertidur di dadanya. Debaran itu semakin dia rasakan apalagi saat Gwen menggeliat membuat jiwa kelaki-lakiannya bangun.
"Sial," umpat Trevor dalam hatinya. Dia terus mengusir desiran aneh yang dia rasakan itu.
Lihat saja besok pasti dia akan melampiaskan semua pada Gwen.
*****
Gwen terbangun dan merasakan pusing luar biasa pada kepalanya. Belum juga hilang rasa pusingnya, dia merasakan sakit di dada kirinya. Gwen mengingat-ngingat kejadian sebelumnya yang dia alami.
Ah, dia ingat jika dirinya sedang membuat tatto. Lantas di mana dia sekarang?
Tiba-tiba pintu ruangan yang dia tempati terbuka, seorang gadis masuk ke sana dengan menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Kau sudah bangun? Kenalkan namaku Ruby, aku ditugaskan oleh bos Trevor untuk membantumu!" ucapnya memperkenalkan diri.
"Sekarang kita ada di mana?" tanya Gwen yang masih nyawanya belum sepenuhnya kembali.
"Tentu saja di markas. Cepat bersihkan dirimu sana!" Ruby bicara dengan begitu ketus. "Tidak lebih dari sepuluh menit kau harus sudah siap!"
Mendengar itu, Gwen memaksakan diri menyeret kakinya ke kamar mandi.
Saat dia membuka bajunya, tampak tatto ular tergambar di dada kirinya. Sekarang Gwen harus menguatkan dirinya karena sudah menjadi bagian dari kelompok mafia Black Mamba.
Dengan cepat Gwen membersihkan diri, lalu keluar dari kamar mandi di mana Ruby masih setia menunggunya.
"Pakailah setelan sport karena kita akan melihat kemampuanmu. Semua anggota yang ada di markas ini sudah menunggumu di tempat latihan," ucap Ruby yang masih saja dengan wajah tanpa ekspresi dan nada yang ketus.
Gwen mengangguk. Dia mencari kopernya dan memakai setelan sport yang biasanya dia pakai saat di rumah sakit.
Setelah selesai, Ruby membawa Gwen makan terlebih dahulu.
"Ini tempat kita makan," jelas Ruby yang menunjuk sebuah tempat mirip seperti kantin sekolah. Karena banyak meja dan kursi di sana.
Tanpa banyak kata Gwen mengambil makanan yang tersedia kemudian memakannya dengan lahap.
"Di sini jangan mengandalkan kecantikan tapi kemampuan!" ucap Ruby tiba-tiba yang membuat atensi Gwen teralihkan dari makanan ke wajah gadis yang tampak seumuran dengannya itu.
"Aku pasti bisa menjadi bagian dari kalian," sahut Gwen penuh tekad.
Ruby tidak berkata-kata lagi karena dia ingin melihat sendiri kemampuan Gwen.
Di ruang latihan, Trevor sudah menunggu Ruby datang membawa Gwen. Lelaki itu tidak sabar melampiaskan rasa kesalnya pada Gwen.
Kesal karena wajah gadis itu terus menari-nari di kepalanya. Sampai akhirnya yang ditunggu datang juga.
"Perkenalkan namanya Gwen. Dia anggota baru kita," ucap Trevor pada para bawahannya yang berada di markas utama itu. Trevor memiliki beberapa markas tersembunyi tapi dia lebih sering menghabiskan waktunya di markas utama.
Bawahan Trevor yang rata-rata laki-laki bertubuh kekar langsung saja bersiul melihat Gwen, entah kenapa Bos mereka merekrut anggota yang kelihatannya lemah.
Sementara Gwen sendiri merasa bingung harus berbuat apa.
"Gwen," panggil Trevor yang membuat gadis itu mendekat. "Kau harus menunjukkan kami kemampuan mu!"
Trevor melirik sebuah samsak di ruang latihan itu. "Pukul itu!"
Gwen mengangguk patuh. Gadis itu mendekat pada samsak yang ditunjuk Trevor dan bersiap memukulnya.
Bug!
Pukulan pertama yang membuat gelak tawa memenuhi ruang latihan karena pukulan Gwen seperti pukulan anak kecil.
Ini untuk pertama kalinya bagi Gwen memukul samsak, tentu saja gadis itu tidak tahu caranya.
"Huhuhu... Lemah!"