ini adalah karya ke dua ku , aku harap akan ada pembaca yang menyukainya. aku bukan penulis hanya saja aku suka membaca.
jika ada kesalahan dalam cara menulis ku, dengan senang hati aku menerima kritikan dan saran dari para pembaca, dan aku ucapkan terima kasih buat uang berminta membaca karya ku ini,
kehidupan rumah tangga Naya dan Josep sangat lah harmonis, hingga suatu kejadian membuat mereka harus terpisah ,walau saat itu Naya tengah mengandung buah cinta mereka yang pertama .
Josep yang teramat mencintai Naya selaku berusaha untuk kembali rujuk dengan Naya , tapi Naya kokoh tak ingin kembali pada Josep
hingga suatu hari Josep mendengar Naya tengah dekat dengan mantan kekasihnya yang bernama Aldo , Josep tidak terima dan meminta bantuan orang tuanya untuk membujuk Naya
lalu apa kah Naya akan kembali pada Josep , atau melanjutkan kisahnya dengan Aldo, ...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfirzik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tujuh
"permisi mbak , ada yang mencari mbak Naya." kata Nina yang baru saja masuk ke ruangan kerja Naya.
"siapa nin.?" Naya menggelengkan kepalanya
"aku gak kenal mbak, baru lihat orang nya." jawab Nina kemudian.
"ya sudah kau suruh masuk saja." Naya yang penasaran pun menyuruh Nina untuk mempersilahkan tamu nya itu untuk masuk.
"assalamualaikum, nay." suara khas yang tak asing bagi Naya. Naya mendongakkan kepalanya dan kaget melihat Aldo yang sudah berdiri di depan pintu ruangannya.
"mm.. bang Aldo.?" Naya tak bisa menyembunyikan kegugupannya.
"boleh aku masuk nay," Naya tersenyum kecil dan mengangguk
"silahkan bang, dari mana Abang tau restoran ku." Naya berusaha sesantai mungkin untuk menghilangkan gugupnya.
"malam itu.. aku mengikutimu nay,?" jawab Aldo jujur yang membuat Naya kaget
"maaf, aku tau kau tak mungkin mau untuk bertemu lagi dengan ku. tapi aku betul betul ingin minta maaf pada mu nay, aku berusaha mencarimu. tapi kau menutup rapat celah untuk ku." Naya mengalihkan pandangannya agar Aldo tak melihat ekspresi Naya yang sangat tidak nyaman.
"ahhh kenapa jadi canggung gini yah." batin Naya
"nay...."
"silahkan duduk bang " Naya kemudian meminta Nina untuk membuat minuman segar untuk Aldo.
Nina masuk dengan membawa es jeruk. di nampan. tiba tiba saja Naya menegur Nina.
"nin ganti sama teh es saja, dia tak suka dengan es jeruk." ucap Naya spontan. itu membuat senyum tipis terukir di bibir Aldo.
"ternyata kau tidak melupakan aku nay," Naya kaget
"tolol... ada apa dengan ku ini." kesal Naya pada dirinya sendiri.
"nay... "Aldo menatap Naya penuh kerinduan. sementara Naya yang di tatap menjadi salah tingkah
" mamah.... "suara cadel bocah itu memecah kecanggungan di antara mereka.
" hai jagoan....!"
"om teman nya mamah yang jual sate kan." ucap cadel bocah ini.
"ah.. kamu masih ingat sama om." Aldo tersenyum.
" om mau jadi teman Ai juga nggak." kata Fahri kemudian
"Ai nggak punya teman bosen ." rajuk Fahri
" ah.. tentu saja, om sangat senang bisa punya teman baru." Fahri menatap Naya sekilas, wanita itu .asih sama dengan wajah tegang nya dan kaku nya.
"ahhh.. Naya aku masih sangat mencintaimu ku harap akan ada harapan lagi untuk kita bisa bersama." bisik hati Aldo.
"ok kalau gitu temanim Ai main lobot lobotan yok om." ajak Fahri sambil menarik tangan Aldo ke tempat mainan nya.
" Ai.. nggak sopan ah." bujuk Naya.
"nggak papa nay, biarin aja aku juga senang bisa berkenalan dengan putramu ini. dia sangat pintar dan lucu." Aldo dan Fahri pun bermain bersama.
"om.. kena.. tembak... hole... Ai menang.. Ai ..menang " sorak Fahri kesenangan. sementara Naya hanya memperhatikan dari meja kerjanya.
"Ai.. udah mainnya yah, om Aldo nya capek tu." bujuk Naya pada putranya.
"biarin aja nay, aku juga senang bermain dengan Fahri." Aldo memeluk Pahri di pangkuannya.
"Ai senang nggak main sama om." tanya Aldo sambil memeluk Fahri.
"seneng om Ai mau tiap hali main cama om." suara cadel itu benar benar menggemaskan .
"Abang nggak jualan." aku bertanya pada Aldo yang tengah memeluk fahri sambil main game.
"bentar lagi nay, apa kau mengusirku." ia menatap Naya dengan ujung matanya.
"bukan begitu tapi.., aku tak enak jika pekerjaan mu terganggu gara gara bermain dengan Fahri "
"tapi aku tidak merasa terganggu nay." Naya menatap Aldo tanpa sengaja bola mata mereka pun beradu. Naya mengalihkan pandangan ke arah lain.
"ya Allah... " Naya menyadari dadanya terasa berdebar aneh saat menatap Aldo.
tok.. tok.. tok...
" masuk bim." pinta Naya pada Bima yang berdiri di pintu ruangannya.
" nay, ada yang perlu aku bicarakan." wajah Bima terlihat sangat serius
" ya Bim,ada apa kau terlihat sangat tegang." Naya mulai khawatir.
"aku.. harus pulang nay, tolong beri aku izin satu atau dua hari. orang tua ku sakit dan sekarang di rawat nay, aku tak bisa berkonsentrasi dalam bekerja "
" ya Allah Bim, tentu saja kau boleh pulang. aku akan mengurus semuanya. di sini."
"tapi bagaimana dengan katering untuk Minggu depan." Bima tak enak meninggalkan Naya di saat pekerjaan menumpuk seperti ini. tapi orang tuanya juga penting bagi Bima.
" kau jangan pikirkan semua itu. ada aku dan Mbak Eva . "
" Nay. aku benar benar minta maaf," tulus Bima
"Bim... hai.. , apa kau baru mengenalku hari ini. kau berangkat lah , minta Nina mengurus keperluan mu . atau... ? apa kau ajak Nina sekalian." goda Naya.
" waktunya belum tepat nay, aku pulang sendiri dulu saat ini. sekali lagi makasih nay,.Bima pun meninggalkan ruangan Naya
"huf.... bagaimana ini, jika Bima pergi siapa yang akan membantuku ." bisik hati Naya.
Fahri akhirnya tertidur karena terlalu lelah bermain bersama Aldo. Aldo membaringkan nya di kasur dan segera menemui Naya.
"siapa dia nay, dan kau kenapa ...? wajahmu terlihat sangat panik." Naya melirik ke arah Aldo sekejap
"tak apa bang, hanya kelelahan.". Naya mangalikan pandangannya ke kasur istirahat Fahri.
"Fahri tertidur, terimakasih bang sudah mau bermain dengan Fahri. maaf juga kau pasti sangat lelah " Naya merasa tak enak dengan Aldo.
"nay,... " Aldo ragu ragu.
" hum...," bola mata mereka kembali beradu pandang .
"bisakah kita berteman lagi seperti dulu. nay... aku .. aku.. aku masih sangat mencintaimu nay, perasaan ku masih sama dan tak pernah berubah sedikitpun " Aldo meraih tangan Naya ia mencium telapak tangan itu tulus.. seketika Naya terkesima ia tak tau harus bicara apa...
"eh .. " Naya menarik tangannya dari genggaman Aldo
"maaf bang, semua sudah tak sama. saat ini aku sudah menikah dan punya Fahri ." elak Naya.
" aku tau itu. " Aldo menatap ft Naya dan Fahri di meja kerja Naya
"kenapa tak ada ft papanya Fahri di sini nay, " pertanyaan itu membuat Naya bingung ia tak tau harus menjawab apa .
diam... sesaat... Aldo dan Naya sama sama membisu.
"apa tak ada sedikit pun ruang tersisa untukku nay." tanya Aldo sebelum akhirnya dia meninggalkan ruangan kerja Naya.
Naya diam seribu basa terlalu banyak yang harus di cerna oleh otaknya saat ini. ia berusaha untuk kembali fokus pada pekerjaan nya. tapi sia sia .
" hah.....!" Naya menghembuskan nafasnya berat.
ia pun ke toilet dan mencuci wajahnya untuk sekedar menyegarkan diri. kemudian Naya mengambil wudhu dan melaksanakan solat Zuhur.
" ah... terasa tenang setelah solat."
Naya menatap si kecil yang kelelahan bermain dengan Aldo.
" andai saja semua ini tak terjadi , kau tak akan kehilangan kasih sayang ayah mu nak." tak terasa air matanya menetes di pipi .
"beberapa hari lagi ulang tahun mu. mamah ingin sekali melihat mu bahagia bersama papa mu , tapi sekarang dia bukan lagi milik kita. "Naya mengecup kening sang putra dan tak terasa ia pun terbaring di sebelah Fahri mungkin karena terlalu lelah karena bekerja.
***
