NovelToon NovelToon
BALAS DENDAM RATU MAFIA

BALAS DENDAM RATU MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / CEO / Bullying dan Balas Dendam / Mafia / Balas dendam pengganti
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Ketika Violetta Quinn, saudari kembar yang lembut dan penurut, ditemukan tak sadarkan diri akibat percobaan bunuh diri, Victoria Thompson tak bisa menerima kenyataan itu begitu saja. Tidak ada yang tahu alasan di balik keputusasaan Violetta, hanya satu kenangan samar dari sang ibu: malam sebelum tragedi, Violetta pulang kerja sambil menangis dan berkata bahwa ia 'Tidak sanggup lagi'.

Didorong rasa bersalah dan amarah, Victoria memutuskan untuk menyamar menggantikan Violetta di tempat kerjanya. Namun pencarian kebenaran itu justru membawanya ke dalam dunia gelap yang selama ini Victoria pimpin sendiri; Black Viper. Jaringan mafia yang terkenal kejam.

Di sanalah Victoria berhadapan dengan Julius Lemington, pemilik perusahaan yang ternyata klien tetap sindikat Victoria. Tapi ketika Julius mulai mencurigai identitas Victoria, permainan berbahaya pun dimulai.

Victoria masuk dalam obsesi Julius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6. KEKASIH VIOLETTA

Udara sore itu terasa ganjil di lantai dua belas kantor DeLuca Company. Cahaya matahari menembus tirai vertikal, memantul di permukaan kaca jernih dan menimbulkan bias keemasan yang seolah menyoroti setiap langkah Victoria. Sejak pagi, atmosfer kantor memang terasa aneh, seolah ada sesuatu yang menggantung di udara, menunggu untuk dijatuhkan tepat di hadapannya.

Victoria sedang menata ulang berkas di meja kerja 'Violetta' ketika seseorang datang di ambang pintu dan memanggil nama Violetta.

Leon Lemington.

"Sweetheart, bisa ikut denganku ke ruangan?" kata Leon dengan nada akrab.

Kalimat pendek itu terasa dingin namun memerintah. Nada formal, tapi ada sesuatu di antara setiap katanya yang membuat bulu kuduk Victoria meremang. Ia sempat menatap pria itu lama, seolah ingin mencari makna tersembunyi di balik kata-kata yang tenang tapi menggigit.

Leon Lemington, direktur muda yang kharismatik, ambisius, dan berwibawa di mata semua orang. Tapi bagi Victoria, pria itu kini tak ubahnya teka-teki yang ingin segera ia bongkar. Dialah kekasih adik kembarnya, Violetta. Pria yang menurut sang adik dari pesa-pesan yang dikirimkan untuk Victoria duku, sangat melindungi, sangat mencintai. Tapi sejak Victoria menggantikan posisi Violetta, sesuatu terasa janggal dari citra sempurna itu.

Victoria menegakkan bahu, memerbaiki rambutnya, dan berjalan menuju lift. Setiap langkahnya bergema di lantai marmer putih, sementara aroma kopi dan parfum mahal bertemu di udara.

Di dalam lift, ia sempat melihat bayangan dirinya di cermin perak: wajah lembut Violetta yang kini ia kenakan seperti topeng. Senyum samar terbit di bibirnya.

"Mari lihat, Leon Lemington. Seberapa dalam kau bisa menipu adikku... dan seberapa jauh kau bisa berani menipuku," gumam Victoria.

Ketika pintu ruangan Leon terbuka, aroma khas kayu mahoni dan parfum maskulin langsung menyergap. Ruangan itu luas, dengan kaca besar menghadap kota. Leon berdiri membelakangi jendela, jasnya hitam pekat, rambutnya rapi, dan wajahnya memancarkan sesuatu yang sukar dibaca, ketenangan yang nyaris seperti ancaman.

"Leon?" Victoria memanggil hati-hati, masih mempertahankan nada lembut ala Violetta. "Ada apa memanggilku?"

Leon menatapnya dalam diam. Matanya tajam seperti menelanjangi lapisan emosi di balik wajah tenang Victoria.

Lalu ... klik. Suara kunci berputar. Leon menutup pintu dan menguncinya.

Jantung Victoria langsung melonjak ke tenggorokan. "Kenapa kamu mengunci-"

Belum sempat kalimatnya selesai, tubuhnya ditarik dalam pelukan hangat namun mendadak. Cukup kuat untuk membuatnya kehilangan keseimbangan.

"Leon?!" seru Victoria kaget, tapi sebelum sempat mengelak, bibirnya sudah tertangkap oleh sesuatu yang lembut ... panas, dan beraroma samar mint.

Ciuman itu datang begitu cepat, seperti badai yang meledak tanpa aba-aba. Tubuhnya kaku, matanya membulat. Ia mendorong dada Leon dengan kedua tangan, namun pria itu menahannya sebentar, seolah takut kehilangan sesuatu.

Detik berikutnya, Victoria berhasil melepaskan diri. Ia mundur dua langkah, wajahnya memerah dan napasnya memburu. Tangannya otomatis mengusap bibirnya yang masih terasa hangat karena ciuman itu.

"Apa yang kau lakukan, Leon?" suaranya bergetar, tapi sorot matanya tajam.

Leon menatapnya, napasnya berat tapi matanya penuh keterkejutan yang tak kalah. "Apa maksudmu? Kenapa kamu bertingkah seolah aku orang asing, Violetta?"

Victoria terdiam. Nama Violetta terdengar seperti tamparan halus yang membangunkannya dari realita penyamaran. Leon mengerutkan dahi, mendekat selangkah, nadanya melembut tapi berisi tuntutan.

"Seminggu ini kau seperti orang lain. Tidak menatap mataku, tidak membalas pesanku. Kau bahkan menghindari makan siang bersama. Apa aku melakukan sesuatu yang salah, Sayang?" ujar Leon dengan senyum ekspresi sendu.

Victoria menelan ludah. Dalam sekejap, ia sadar bahwa ia telah lengah: ia lupa bahwa Violetta dan Leon adalah pasangan. Lupa bahwa ciuman itu, meski membuat darah Victoria mendidih karena jijik, namun bagi Leon adalah hal yang wajar.

Victoria memaksakan senyum gugup, memainkan rambut panjangnya agar terlihat seperti kebiasaan Violetta. "Aku ... aku hanya sedang sibuk. Ada proyek baru di kantor yang harus aku urus."

Leon menatapnya lama, kemudian mendesah pelan. "Proyek, ya? Atau ada sesuatu yang mengganggumu lagi?"

Nada itu membuat Victoria mengerutkan kening. "Sesuatu yang mengganggu?" ulangnya, berusaha menangkap arah pembicaraan.

Leon mengangguk pelan. "Aku tahu ... beberapa orang di divisi marketing sering bersikap tidak sopan padamu. Aku memerhatikan cara mereka berbicara, ekspresi mereka. Aku tahu kau diganggu."

Victoria mengerutkan kening.

Leon mendekat, jemarinya menyelusuri rambut Victoria, lalu menyingkirkannya lembut dari wajah gadis itu. "Kau pikir aku tidak tahu, hmm?"

Victoria menatapnya tajam. Dalam hati, pertanyaan itu langsung muncul: Kalau tahu, kenapa kau diam saja?

Gadis itu menahan diri beberapa detik sebelum akhirnya bertanya, "Kalau kau tahu aku diganggu, kenapa kau tidak melakukan apa pun, Leon?"

Leon berhenti. Tatapannya bergeser ke arah jendela, kemudian kembali menatap Victoria. Wajahnya menampilkan ekspresi getir yang tampak dibuat-buat.

"Kau tahu posisiku, Sweetheart," kata Leon pelan, seolah kalimat itu seharusnya bisa dimaklumi. "Aku tidak bisa begitu saja menegur karyawan lain. Nanti orang-orang bilang aku melakukan diskriminasi. Aku tidak mau terlihat seperti direktur yang menyalahgunakan jabatan hanya karena kekasihnya bekerja di sini."

Kalimat itu menghantam Victoria seperti pisau dingin. Ia menatap Leon tanpa berkedip, dan di dalam dadanya, amarah kecil mulai tumbuh.

Ini alasanmu? Kau membiarkan adikku dipermalukan hanya karena takut reputasimu tercoreng?! batin Victoria berteriak kesal.

Tapi gadis itu menahan diri. Ia menunduk seolah malu, memainkan jarinya di depan dada sebagai peran 'Violetta yang lembut dan rapuh' kembali ia kenakan.

"Aku mengerti," ujar Victoria pelan, senyum samar di bibirnya menutupi bara di dalam hati. "Kau memang selalu berpikir panjang."

Leon tersenyum puas. Ia mendekat lagi, menangkup pipi Victoria dengan kedua tangannya. "Aku hanya ingin melindungimu dengan caraku sendiri. Kau tahu kan, aku satu-satunya yang bisa kau andalkan di tempat ini?"

Nada suaranya lembut, tapi ada racun di baliknya. Kalimat itu terdengar seperti pengakuan sekaligus jerat.

Ah, ingin sekali aku meninju wajah pria sialan ini! Jadi seperti ini caranya membuat Vio-ku jadi kekasihnya, batin Victoria.

Victoria menatap mata pria itu, dan di dalam dirinya, strategi mulai terbentuk. Ia kini yakin bahwa Leon bukan pelindung Violetta. Ia seorang manipulator yang membungkus ego dan kepengecutannya dengan kalimat manis.

Victoria tersenyum samar, mendekat sedikit, membiarkan napas Leon menyentuh kulitnya. "Benarkah hanya kau yang ada di pihakku?" bisiknya lembut.

Leon mengangguk pelan, matanya turun ke bibir Victoria lagi. "Selalu. Bahkan kalau seluruh dunia menentangmu."

Kalimat itu seharusnya terdengar romantis, tapi bagi Victoria justru seperti ancaman berbalut sutra.

Victoria menahan senyum licik yang hampir terbit, lalu dengan keluwesan seorang aktris ulung gadis itu merangkul leher Leon, mendekat, dan membalas tatapan itu dengan mata lembut milik Violetta yang sempurna.

"Kalau begitu, aku percaya padamu," kata Victoria tenang, jemarinya menelusuri bahu jas Leon.

Leon tersenyum puas. Pria itu benar-benar tidak menyadari bahwa dalam permainan kali ini, ia bukanlah pemburu, melainkan mangsa.

Beberapa menit kemudian, Victoria keluar dari ruangan Leon dengan langkah tenang. Kunci pintu kembali terbuka, udara luar menyapa wajahnya, namun aroma parfum Leon masih menempel di kulitnya. Ia berjalan tanpa ekspresi melewati koridor, tapi di balik tatapan datarnya, pikirannya berputar cepat seperti roda perang.

Ia tahu kini siapa musuh lainnya.

Leon Lemington.

Pria yang mencium bibirnya dengan angkuh, lalu menyebutnya cinta. Pria yang membiarkan adik Victoria direndahkan tapi menyebutnya perlindungan.

Victoria menggenggam tasnya erat.

"Kau ingin bermain, Leon? Baik. Tapi kali ini, aku yang akan menulis aturannya," ujar Victoria.

Namun saat ditikungan koridor, Victoria kembali menabrak seseorang.

"Agh!" ringis Victoria yang wajahnya menghantam dada seseorang dengan keras. Salah dirinya yang tidak memerhatikan karena kesal atas ulah Leon sialan tadi.

Sebuah tangan melingkar di pinggang Victoria, menahan gadis itu agar tidak jatuh ke lantai karena tabrakan yang cukup keras.

"Kenapa kau suka sekali menabrakku? Apa itu caramu untuk menggodaku?"

Mata Victoria melebar saat ia mendengar suara tak asing, suara dari seseorang yang sama yang mengatai Victoria 'bau' setelah mendapat bullying di dua hari pertamanya bekerja sebagai Violetta di sini.

"Kau-"

Belum sempat Victoria bicara panjang lebar, ia terkejut ketika mendapati pria yang tidak ia tahu namanya itu justru terlihat marah. Lalu mengusap bibir bawah Victoria.

"Siapa yang melakukannya? Siapa yang berani menyentuhmu?!" seru pria itu marah.

"Huh?" respon Victoria.

Victoria seketika bingung dengan yang terjadi dan ... apakah Victoria bertemu dengan pria gila sekarang?

1
Miss Typo
awas Julius nanti ditelan Victoria hidup² 🤣
makin seru Victoria luar biasa mendalami peran nya hehe
semoga rencana Julius dan Victoria berhasil
Miss Typo
semangat Victoria kamu pasti bisa 💪
semangat juga thor 💪
Archiemorarty: Siapp 🥰
total 1 replies
Miss Typo
good Victoria
Miss Typo
bisakah Victoria bebas dari Sean yg gila itu, dan kapan waktunya kalau menang bisa?
Sean obsesi bgt ke Victoria
Ima Ima wulandari
Bagus banget
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya kak 🥰
total 1 replies
Jelita S
wah ternyata Victoria lebih licin dari belut y thor🤣🤣🤣🤣🤣
Archiemorarty: Ohh...tentu 🤭
total 1 replies
PengGeng EN SifHa
Q bacanya kok nyesek sampek ulu hati thooorr...

boleh nggak sih ku gempur itu retina si sean thooorr ??😡😡😡😡
Archiemorarty: Silahkan silahkan 🤣
total 1 replies
Jelita S
lnjut thor
Archiemorarty: Siap kakak 🥰
total 1 replies
Miss Typo
hemm semuanya akan berakhir
LB
pada akhirnya mereka tetap lebih bodoh dibandingkan sikopet 😮‍💨
Archiemorarty: Hahahaha...
total 1 replies
Pawon Ana
kenapa para psikopat diberi otak genius sih...🤔😔
Archiemorarty: Karena dia jenius itu makanya jadi sikopet karena gx sesuai kehendak dia jadi cari cara biar bisa sesuai 😌
total 1 replies
Pawon Ana
percayalah jika kau masih bisa bersikap tenang dan berfikir bijak saat berhadapan dengan sumber trauma, itu luar biasa ✌️💪
Archiemorarty: Benarr setujuu 🤭
total 1 replies
Jelita S
lnjut thor😍😍
Archiemorarty: Siap kakak
total 1 replies
Miss Typo
badai baru di mulai dan kapan ya
badai pasti berlalu
Miss Typo
gmn cara menyingkirkan Sean? dan pasti tidak akan mudah dan Victoria semoga kamu bisa menghadapi Sean bersama Julius
Miss Typo: semangat
total 2 replies
Miss Typo
Victoria semangat-semangatnya balas perbuatan Kelly, eh orang yg membuatnya trauma muncul.
semangat Vivi, pelan-pelan pasti kamu bisa .
Julius selalu bantu Vivi biar dia kuat dan bisa menghadapi semuanya
Miss Typo: cemangat juga buat othor 💪
total 2 replies
Pawon Ana
hal yang sulit adalah ketika bertemu dengan seorang atau sesuatu yang pernah menjadi trauma
Archiemorarty: Bener itu...😌
total 6 replies
Jelita S
good job victoria🤣
Deyuni12
misi berlanjuuut
Pawon Ana
ini masih jauh dari jalan untuk menjangkau Sean 😔
Archiemorarty: Ndak juga 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!