Aliya harus menelan pil pahit saat tunangannya ingin membatalkan pernikahan lalu menikahi Lisa yang tak lain adalah adik kandung Aliya sendiri. Demi mengobati rasa sedih dan kecewa, Aliya memutuskan merantau ke Kota, namun siapa sangka dirinya malah terjerat dengan pernikahan kontrak dengan suami majikannya sendiri. “Lahirkan anak untuk suamiku, setelahnya kamu bebas.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6-Bayangan Rencana Tania
Mentari pagi menyinari kaca gedung tinggi tempat ARDA KARYA berdiri megah. Perusahaan itu bukan sekadar tempat bernaung ribuan karyawan, tetapi juga simbol kejayaan keluarga Sky Albirru. Angkasa Sky Albirru duduk tegak di kursi hitam kulit mahal di balik meja kerjanya yang luas. Jas abu-abu yang membalut tubuh tegapnya, dasi biru tua yang rapi, dan rambut yang tersisir ke belakang memberi kesan pria muda yang bukan hanya tampan, tetapi juga penuh wibawa.
Sejak dirinya resmi diberi kendali oleh ayahnya, Samudra Sky Albirru, ARDA KARYA berkembang pesat. Proyek-proyek besar berdatangan, bahkan beberapa perusahaan asing berani melirik kerja sama jangka panjang. Namun, kejayaan itu tidak serta-merta membuat hidup Angkasa mulus. Ada ruang kosong yang tidak pernah terisi—keturunan.
Bel pintu ruang kerja berdering. Seorang asisten masuk dengan langkah hati-hati.
“Tuan, Nyonya Tania sudah tiba.”
Angkasa tidak langsung menjawab. Tatapannya masih terpaku pada dokumen kontrak yang tengah ia baca. Setelah beberapa detik, ia menutup map itu dan menegakkan punggung.
“Suruh masuk.”
Tak lama, pintu terbuka. Seorang wanita cantik dengan balutan dress putih sederhana namun elegan masuk. Tumit stiletto-nya mengetuk lantai marmer, dan parfum mewah segera memenuhi ruangan. Dialah Tania—istri sah Angkasa, sekaligus model ternama yang wajahnya sering menghiasi majalah mode.
“Pagi, Kasa,” ucap Tania seraya menyunggingkan senyum tipis. Ia mendekat lalu menunduk sekilas, memberi ciuman singkat di bibir sang suami.
Angkasa menatap dingin. “Harusnya kemarin kamu pulang. Daddy dan Mommy mencarimu.” Nada suaranya kaku, nyaris tanpa emosi.
Tania menarik napas pendek. “Maaf, Sa. Aku ada kerjaan, dan… ada sedikit masalah.”
Alis tebal Angkasa terangkat. “Masalah apa?” Untuk ukuran pria yang sering acuh pada banyak hal, kali ini ia bertanya dengan nada sedikit peduli.
Tania menelan ludah, lalu duduk di sofa seberang meja. “Aku tidak sengaja menyerempet seorang gadis kemarin. Dia tidak terluka parah, tapi… dia butuh pekerjaan. Jadi aku membawanya ke apartemen untuk menjadi pelayan pribadi.”
Angkasa hanya menatap sekilas, lalu kembali memindahkan perhatiannya pada dokumen. “Hmm.” Suaranya pendek, jelas sekali ia tidak terlalu peduli.
Namun, seolah tidak ingin membuang waktu, Angkasa menutup map dokumen itu lagi. Kali ini tatapannya benar-benar menusuk Tania. “Mommy menanyakan kapan kita akan memulai proses bayi tabung.”
Tania sontak terdiam. Udara seolah membeku. “Sa… kita sudah sepakat tidak akan membahas hal itu lagi. Aku… mandul. Aku tidak bisa memberikanmu keturunan.”
“Kita belum mencoba, Tan. Masih ada kemungkinan,” suara Angkasa tegas, matanya berkilat penuh tekanan.
“Aku takut, Sa,” jawab Tania, nada suaranya melemah. “Aku tidak ingin jarum-jarum itu menyakitiku. Kamu tahu kan kulitku sensitif? Terbentur sedikit saja bisa meninggalkan memar. Apalagi kalau jarum-jarum suntik itu menyentuh tubuhku…”
Angkasa menekuk wajahnya, tangannya mengusap kasar rambut lalu wajahnya sendiri. Rasa frustrasi jelas tampak. “Lalu sampai kapan kita tidak memiliki anak, Tan?”
Tania menunduk. Bukan hanya rasa bersalah, melainkan juga rasa takut yang bercampur dalam dirinya. Pernikahan mereka, yang dari luar tampak sempurna, sebenarnya rapuh. Keluarga besar Sky Albirru mendesak mereka untuk segera punya keturunan. Angkasa adalah pewaris tunggal. Tanpa anak, garis keturunan bisa terputus, dan itu adalah aib bagi keluarga sebesar itu.
“Yang mereka mau hanya keturunanmu, kan?” tanya Tania lirih, matanya mencari jawaban dari tatapan tajam Angkasa.
“Kamu tahu jawabannya,” balas Angkasa singkat, tapi penuh makna.
Setelah percakapan itu, ruangan diliputi keheningan panjang. Angkasa kembali menekuni berkas-berkas di mejanya, sementara Tania memeluk tangannya sendiri. Dalam pikirannya, rencana mulai tumbuh. Ia tahu cepat atau lambat keluarga besar suaminya akan mendesak lebih keras. Jika ia terus menolak bayi tabung, posisinya sebagai istri bisa terancam.
Di sisi lain, ia tidak ingin kehilangan status, nama besar, dan kemewahan yang ia nikmati sebagai istri seorang pewaris kaya raya. Jalan keluarnya hanya satu: memberikan Angkasa seorang anak—meski bukan ia yang mengandungnya.
Bayangan itu begitu jelas. Istri kontrak. Seorang wanita yang bisa ia manfaatkan untuk mengandung anak dari Angkasa. Ketika bayi itu lahir, ia akan mengklaimnya sebagai anak sah. Statusnya akan tetap aman, Angkasa tidak perlu mencari istri lain, dan keluarga besar Sky Albirru pun puas karena garis keturunan berlanjut.
Namun, masalahnya: siapa wanita yang cukup polos, cukup lugu, dan cukup bisa dikendalikan untuk menerima peran itu?
Wajah itu tiba-tiba muncul di benak Tania. Gadis desa sederhana yang kemarin ia serempet—Aliya. Tatapannya yang bersih, penolakannya yang sopan terhadap uang dua puluh juta, serta permintaan rendah hati untuk pekerjaan… semua itu terpatri di ingatan Tania.
Dia cocok. batin Tania. Tidak punya siapa-siapa di Jakarta, butuh pekerjaan, dan pasti mudah dikendalikan. Jika aku tawarkan sebagai istri kontrak, dia tidak akan punya pilihan lain.
Sudut bibir Tania terangkat tipis, hampir menyerupai senyum sinis. Ia menatap Angkasa yang masih sibuk menandatangani dokumen. Dalam hatinya, sebuah rencana besar mulai matang.
“Sa…” Tania memanggil pelan.
Angkasa mendongak. “Apa lagi?”
Tania menggeleng cepat. “Tidak, tidak ada. Aku hanya ingin bilang… aku akan memikirkan lagi soal permintaan Mommy dan Daddy.”
Angkasa hanya menatap datar, seolah tidak percaya. “Baik.”
Hari itu berlalu, tapi benak Tania terus dipenuhi bayangan rencananya. Malam nanti, ia berniat pulang ke apartemennya dan berbicara dengan Aliya. Perlahan-lahan, ia akan menjerat gadis polos itu ke dalam permainan besar yang bisa mengubah hidup mereka semua.
Namun, ada satu hal yang Tania belum tahu: hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana. Bayangan rencananya bisa saja berbalik, menghantam dirinya sendiri.
jangan lengah,ntar kejadian lagi Aliya hilang
gak jauh jauh dari semesta kan kk Thor 😆...
udah 4 bulan ya dad 🤣🤣🤣
makasih kk Thor 🙏💓
pasti keluarga angkasa yang menyembunyikan Aliya