Cinta Setelah Luka

Cinta Setelah Luka

Bab 1-Retaknya Janji Suci

Aliya berdiri membeku. Matanya menatap lurus ke arah Haris, pria yang selama ini ia yakini akan menjadi pasangan hidupnya. Suara yang baru saja meluncur dari bibir Haris bagaikan petir di siang bolong, menghantam seluruh pertahanannya hingga luluh lantak.

“Apa, Mas? Kamu batalin pernikahan kita?” suara Aliya bergetar, nyaris tak terdengar.

Haris menundukkan kepala, sorot matanya tidak berani bertemu dengan mata Aliya. “Maaf, Aliya… tapi hatiku tidak bisa berbohong. Aku mencintai adikmu, Lisa.”

Sejenak dunia seakan berhenti berputar bagi Aliya. Telinganya berdengung, dadanya seperti ditindih batu besar. Ia menggelengkan kepala, berusaha menepis kenyataan yang baru saja ia dengar.

“Tidak mungkin…” bisiknya lirih. “Kamu bercanda, kan, Mas? Katakan kalau ini cuma lelucon bodoh…”

Namun Haris tetap diam, wajahnya penuh penyesalan sekaligus keyakinan.

“Tolong restui kami, Al,” ucap Haris akhirnya, suaranya terdengar memohon. “Lisa bilang, dia tidak akan mau menikah denganku jika kamu tidak merestui.”

Tatapan Aliya langsung berubah. Mata yang semula berkaca-kaca kini dipenuhi api kebencian. “Kamu gila, Haris! Bagaimana bisa aku merestui kalian? Kamu itu tunanganku! Dan Lisa itu adikku… ADIKKU, Haris!”

Nada suaranya meninggi, penuh luka sekaligus marah. Ia tidak tahan lagi berdiri di depan Haris. Dengan langkah tergesa, Aliya pergi meninggalkan restoran tempat mereka bertemu sore itu.

Udara malam menusuk kulit saat Aliya keluar dari mobil dan melangkah masuk ke rumah. Jiwanya kacau, pikirannya berantakan. Baru seminggu lagi ia akan menikah, gaun pengantin sudah siap, undangan sudah disebarkan. Tapi kini semuanya runtuh hanya dalam hitungan menit.

Begitu ia membuka pintu rumah, aroma masakan hangat menyambutnya. Dari dapur, ia melihat Lisa tengah menyiapkan makan malam bersama Ibu Dini. Wajah Lisa tampak tenang, seakan tidak ada dosa yang membebaninya.

Sementara itu, Ayah Rudi dan Bimo, kakak tertua mereka, duduk di ruang tengah sambil bermain catur. Suasana rumah begitu hangat dan damai—berbanding terbalik dengan badai yang sedang melanda hati Aliya.

“Aliya,” panggil Ayah Rudi ketika melihat putrinya berjalan masuk dengan wajah kacau.

Aliya terhenti. Langkahnya terasa berat. Ayahnya kemudian bangkit, mendekat ke arahnya. “Ada apa denganmu, Nak?”

Pertanyaan itu membuat Ibu Dini menghentikan aktivitasnya di dapur. Ia segera menghampiri putrinya dengan wajah penuh kekhawatiran. “Ya Tuhan, Al… kamu kenapa?”

Namun Aliya tidak langsung menjawab. Tatapannya justru terarah pada Lisa, yang masih berdiri di sisi meja makan dengan wajah sedikit kaku. Amarah membuncah dalam dirinya.

“Tanya saja pada putri bungsu Ibu itu,” ucap Aliya dengan nada tajam.

Lisa terdiam, wajahnya mendadak pucat.

“Lisa?” Ibu Dini menoleh ke arah putri bungsunya. “Ada masalah apa? Apa yang terjadi?”

Aliya tidak mampu lagi menahan dirinya. Air matanya jatuh, bercampur dengan suara parau yang pecah dari bibirnya. “Lisa mengkhianatiku, Bu. Di belakangku, Lisa dan Mas Haris berselingkuh. Bahkan mereka sudah merencanakan pernikahan. Haris sendiri yang mengakuinya padaku barusan.”

Seisi ruangan terdiam. Suasana yang tadinya hangat kini berubah mencekam.

“Ya Tuhan…” desah Ibu Dini, nyaris tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

“Lisa, apa itu benar?” suara Ayah Rudi tegas, matanya menatap lurus pada putri bungsunya.

Bimo ikut berdiri, menatap adik-adiknya dengan raut bingung. “Al, kamu nggak salah dengar? Kamu yakin?”

Aliya menggeleng, matanya sembab. “Aku dengar sendiri dari mulut Mas Haris.”

Kini semua sorot mata beralih ke Lisa.

Ibu Dini melangkah mendekat, suaranya gemetar. “Lisa… benarkah apa yang dikatakan kakakmu?”

Lisa menggigit bibir, tubuhnya kaku. Air mata perlahan mengalir di pipinya. “Aku… aku nggak bermaksud menyakiti Kak Aliya. Tapi aku… aku mencintai Mas Haris.”

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipinya, membuat semua orang terkejut. Aliya berdiri di hadapannya, tangan masih bergetar.

“Kamu tega, Lis?” suara Aliya serak, penuh kepedihan. “Aku selalu melindungi kamu, aku selalu membela kamu… tapi ini balasanmu? Merebut calon suamiku sendiri?”

Lisa terisak, wajahnya tertunduk. “Aku nggak bisa mengendalikan perasaan ini, Kak…”

“Cukup, Lisa!” suara Ayah Rudi menggelegar. “Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Kamu mempermalukan keluarga ini!”

Lisa menangis semakin keras. “Aku nggak mau seperti ini, Yah… tapi aku juga nggak bisa membohongi hati aku.”

“Kalau kamu masih punya harga diri, kamu harus putuskan semua ini sekarang juga,” sahut Bimo dingin. “Kamu udah bikin Aliya hancur.”

Aliya tidak sanggup lagi berada di sana. Dengan langkah gontai ia kembali ke kamarnya, menutup pintu dengan keras.

Di dalam kamar, tangis Aliya pecah tanpa bisa dibendung. Ia memeluk bantal erat-erat, mencoba meredam suara isaknya. Semua kenangan bersama Haris kini terasa seperti luka yang menusuk hati.

“Kenapa harus aku, Tuhan…” bisiknya lirih. “Kenapa harus adikku sendiri yang menghancurkan hidupku?”

Setiap detik terasa menyiksa. Rencana pernikahan yang sudah ia bayangkan, masa depan yang sudah ia rangkai, kini lenyap begitu saja. Yang tersisa hanya kehancuran.

Di ruang tengah, Lisa masih menangis di hadapan orang tuanya. Ibu Dini duduk di sampingnya, wajahnya penuh kekecewaan. “Kenapa kamu bisa tega, Nak? Dia kakakmu sendiri…”

Lisa mengguncang kepala, suaranya lirih. “Aku nggak tahu, Bu… semua ini terjadi begitu saja. Mas Haris bilang dia juga mencintaiku.”

“Cinta?” Bimo mendengus. “Cinta macam apa yang tega menghancurkan keluarga sendiri?”

Ayah Rudi menghela napas panjang. Sorot matanya dingin, suaranya penuh wibawa. “Mulai malam ini, tidak ada lagi hubunganmu dengan Haris. Ayah akan bicarakan dengan keluarganya besok. Ayah tidak mau keluarga kita hancur karena kebodohan ini.”

Lisa terdiam, hanya mampu menangis.

Malam itu rumah keluarga Rudi tidak lagi hangat seperti biasanya. Ada dinding yang retak, ada hati yang hancur, ada kepercayaan yang runtuh.

Dan di kamar, Aliya menatap langit-langit dengan mata bengkak, berbisik lirih pada dirinya sendiri:

“Kalau cinta bisa sekejam ini, lebih baik aku tidak pernah mengenalnya…”

Terpopuler

Comments

Warningsih Ningsih

Warningsih Ningsih

akhirnya ada cerita baru,, jangan berat2 ya konflik nya 🥰🥰🥰🥰🥰

2025-09-23

1

Ai Hanipah

Ai Hanipah

iya kak jangan berat" ya dan cepat selesai

2025-09-23

1

tiara

tiara

lanjuut thor semangat upnya sehat selalu

2025-09-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!