Pulang Ke Indonesia. Arcilla Armahira harus mendapatkan tugas dari Kakeknya seorang Pengusaha kaya raya yang dikenal sangat dermawan dan selalu membantu orang kecil. Tetapi siapa sangka pria 70 tahun itu sering mendapatkan ancaman. 
Sampai pada akhirnya terjadi insiden besar yang membuat Mizwar diserang oleh musuh saat mengadakan konferensi pers. Kericuhan terjadi membuat banyak pertumpahan darah. 
Mizwar dilarikan ke rumah sakit. Arcilla mendapat amanah untuk menjalankan tugas sang Kakek. 
Keamanan Arcilla terancam karena banyak orang yang tidak menyukainya seperti kakeknya yang ingin menyingkirkannya. Pengawal pribadi Mizwar yang selalu menemaninya dan mengajarinya membuat Arcilla merasa risih karena pria itu bukan mahramnya.
Sampai akhirnya Arcilla meminta kakeknya untuk menikahkannya dengan pengawalnya dengan alasan menghindari dosa.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka ditengah persaingan bisnis?
Apakah keduanya profesional meski sudah menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35 Keputusan Yang Tegas.
Akhirnya Cilla selesai mengobati luka di pipi suaminya itu, juga tidak lupa memberi perban di bagian dahinya karena terluka parah.
"Alhamdulillah akhirnya selesai juga," ucap Cilla memasukkan semua obat-obatan tersebut kembali ke dalam kotaknya.
"Kamu sebaiknya istirahat, kemungkinan lukanya besok pagi akan sembuh," ucap Cilla membuat Rasyid menganggukkan kepala.
"Kalau begitu aku permisi dulu!" ucap Cilla berpamitan.
Baru saja kakinya melangkah dan tiba-tiba saja tangannya tertahan membuat Cilla melihat ke arah Rasyid.
"Tetaplah di sini!" pinta Rasyid.
"Di sini? di kamar ini di tempat tinggal kamu?" tanya Cilla memastikan membuat Rasyid menganggukkan kepala.
"Aku tidak bisa berlari dengan cepat jika terjadi sesuatu di kamarmu. Jadi untuk mencegah hal-hal yang terjadi kamu sebaiknya tidur di sini," ucap Rasyid.
Cilla tidak merespon apapun namun ada keraguan dari wajahnya dan kepalanya juga berkeliling melihat kembali ruangan itu.
"Apa tempat ini tidak layak untuk tempat istirahat?" tanya Rasyid membuat Cilla cepat menggelengkan kepala.
"Aku bahkan tidak mengatakan apapun. Di tenda ala kadar saja aku bisa tidur nyenyak," sahut Cilla.
"Kalau begitu tidurlah di sini. Kamu bisa di kamar dan aku bisa di sini. Tidak ada jendela atau apapun di kamar. Jadi tidak akan ada celah untuk tiba-tiba peluru masuk atau bagaimanapun kecuali melewati pintu depan," ucap Rasyid.
Cilla belum memberi jawaban apakah setuju atau tidak menginap di kamar suaminya.
"Bagaimana?" tanya Rasyid.
"Baiklah," sahut Cilla akhirnya menuruti.
Rasyid menghela nafas, kemudian dia berdiri dan mengantarkan sang istri ke dalam kamar. Rasyid terlebih dahulu memperbaiki bantal agar terlihat rapi, walau kamar itu sudah rapi mesti seorang pria dan jarang berada di rumah itu.
"Istirahatlah!" titah Rasyid membuat Cilla mengganggukan kepala dengan menuruti. Kemudian Rasyid keluar dari kamar tersebut dan menutup pintu.
"Huhhh, baiklah mungkin memang sebaiknya aku harus mencari keamanan untuk sementara, bagaimanapun aku ingin tidur nyenyak," ucap Cilla menghela nafas.
Cilla membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya yang ternyata cukup merasa nyaman tidur di tempat itu.
Sementara Rasyid berada di luar kamar, membuka laptop dan terlihat menelpon berbicara sangat serius dari panggilan telepon tersebut sembari matanya fokus pada laptop.
*******
"Kamu tidak bisa membiarkan Robby masuk penjara begitu saja!" tegas Ramos protes kepada Cilla atas tindakan Cilla yang memasukkan putra pertamanya ke dalam sel.
"Kamu lama-lama bukan manusiawi yang bisa-bisanya memperlakukan keluarga kamu dengan cara seperti itu," sahut Lulu yang tetap saja tidak terima.
"Aku melakukan semua itu karena dia sudah jahat, dia sudah ingin mencelakai Rasyid. Bagaimanapun dia adalah suamiku dan bagaimana jika Rasyid mati di tangannya, kumannya akan semakin parah!" jawab Cilla.
"Hanya karena laki-laki itu dan kamu memasukkan saudara kamu sendiri ke penjara?" tanya Ramos.
"Om, ini bukan hanya karena seorang pengawal atau laki-laki itu. Tetapi yang Om katakan sebagai laki-laki itu adalah suami Cilla. Selama ini yang melindungi Kakek. Kak Robby juga setiap saat mencari gara-gara dengan beliau dan kata-katanya juga tidak pernah dijaga. Cilla hanya memberi pelajaran dengan pertanggungjawaban atas perbuatannya!" tegas Cilla.
"Cilla bukannya Tante ingin membela Robby karena sudah bersalah, tetapi menurut Tante ini berlebihan. Ini hanya permasalahan mereka berdua, kesalahan saling menantang satu sama lain dan adanya permusuhan di antara keduanya. Jadi biarkan saja mereka berdua menyelesaikan secara gentlemen. Tidak perlu membawa karena hukum seperti ini dan bagaimana jika media mencium berita ini," sahut Miska.
"Jadi menurut Tante harus diselesaikan dengan mereka berdua secara gentlemen?" tanya Cilla.
Miska menganggukkan kepala, "mereka sudah sama-sama dewasa dan biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka," lanjut Miska.
"Lalu bagaimana jika Rasyid menembak mati Kak Roby. Apa hal ini juga dibiarkan begitu?" tanya Cilla memastikan.
Miska terdiam. Sebagai orang ibu pasti sangat gelisah jika putranya berada di dalam sel.
"Kenapa Om dan yang lainnya hanya fokus kenapa dia masuk penjara karena menghajar Rasyid atau ingin membunuhnya, tetapi kenapa tidak mencoba mencari tahu apa sebabnya dia melakukan semua itu?" sahut Cilla.
"Apalagi jika bukan karena Rasyid semakin menantang orang-orang yang ada di rumah ini karena sudah menikah dengan kamu, dia mulai berkuasa dan merasa semua yang dilakukan harus melalui persetujuannya," sahut Ramos.
"Bukan karena itu! Tetapi karena Rasyid sudah memberikan semua bukti-bukti kepada Cilla bahwa yang melakukan penggelapan dana di pabrik adalah Roby, meracun Cilla dengan meletakkan gas beracun dan membuat ruangan itu dipenuhi dengan asap yang ingin melenyapkan Cilla, semua adalah Robby!" tegas Cilla.
Ramos, Lulu dan Miska kaget mendengar semua pernyataan itu dan sementara Arbil sejak tadi hanya diam saja.
"Kenapa? Om masih ingin membebaskan anak Om yang sudah mengkambing hitamkan Kak Arbil?" tanya Cilla.
"Benar semua itu Arbil?" tanya Ramos sepertinya juga tidak mengetahui hal itu.
"Aku baru mengetahui dari Cilla, memang semuanya sangat disayangkan," jawab Arbil.
"Astagfirullah!" Miska sampai tidak bisa berkata apa-apa dengan memijat kepalanya dan sekarang justru putra pertamanya memang bersalah.
"Anak itu benar-benar!" umpat Ramos sekarang tidak bisa berkata apapun lagi.
"Jadi jangan menyalahkan Cilla Karena sudah mengambil tindakan seperti itu dan pasti semuanya sudah dipikirkan terlebih dahulu," sahut Cilla yang akhirnya meninggalkan orang-orang yang ada di ruang tamu itu.
Dia berusaha tegas dan bijaksana, memandang bulu walau orang yang dia masukkan ke dalam penjara adalah saudaranya sendiri.
*****
Cilla berada di kantor polisi ditemani oleh suaminya Rasyid. Ternyata hanya satu minggu saja Robby berada di dalam penjara. Cilla tidak tega melihat Miska setiap bertemu dengannya pasti memohon untuk Robby dibebaskan dari penjara dan biarlah masalah ini dia yang mengatasi bersama suaminya Bagaimana Robby dan Arbil.
Saat Robby keluar dari sel wajahnya tetap saja terlihat kesal saat berhadapan dengan sepupu dan juga suami dari sepupunya itu.
"Anggap di dalam satu sel selama 1 minggu adalah sebuah pelajar! Jika kejadian ini terulang lagi baik dengan apa yang kamu lakukan kepada Rasyid atau juga pada Perusahaan. Maka tidak akan ada ampun!" tegas Cilla.
"Iya-iya," sahut Robby jawab dengan terpaksa dan tidak terlihat penyesalan sama sekali.
"Untuk menebus semua kesalahan dan kerugian yang sudah Kakak lakukan pada pabrik. Maka rekening kakak mulai saat ini dibekukan dan juga tidak ada nominal uang sepeserpun di sana, fasilitas yang kakak miliki dan termasuk mobil juga disitak untuk mengganti rugi. Satu lagi Kakak juga tidak memiliki tempat apapun di Perusahaan, pabrik atau di manapun!" tegas Cilla tidak main-main memberikan konsekuensi dari perbuatan Robby.
"Cilla kamu jangan berlebihan melakukan semua itu kepadaku? aku tidak ada pekerjaan dan semua kamu ambil dariku aku dapat uang dari mana. Kamu pikir aku itu kamu cucu kesayangan dengan mudah meminta uang dari Kakek. Papa juga orang yang pelit dan aku bisa-bisa hidup terlantar!" protes Robby.
"Kakak tidak akan hidup terlantar karena masih memiliki rumah dan juga makanan di dalam rumah. Coba pelajari semua yang terjadi dan ambil hikmahnya, Cilla akan melihat perubahan Kakak. Jika ada maka Cilla akan berikan toleransi dan jika tidak maka akan tetap seperti itu selamanya!" tegas Cilla.
Robby tetap saja memperlihatkan ekspresi tidak terima. Cilla tidak banyak bicara lagi dan kemudian pergi dan disusul oleh suaminya dan sebelumnya melihat ke arah Robby.
"Semua itu gara-gara laki-laki bajingan itu!" umpat Robby benar-benar sangat dendam pada Rasyid.
Bersambung....
krnapa rasyid gk ikut menyelesaikan masalah?