NovelToon NovelToon
Perbatasan Dunia : Hukum Pemburu

Perbatasan Dunia : Hukum Pemburu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Langit di seluruh dunia kini hanyalah kanvas retakan. Malam tanpa bintang. Dua puluh tahun yang lalu, peradaban manusia berubah selamanya. Sebuah lubang dari retakan dimensi yang menganga seperti luka di angkasa, memuntahkan makhluk-makhluk dari mimpi buruk.

Mereka datang dari dunia lain, tanpa nama dan tanpa belas kasihan. Mereka menghancurkan gedung pencakar langit, meratakan jalan, dan menyebarkan kepanikan di mana-mana. Separuh populasi musnah, dan peradaban manusia berada di ambang kehancuran total.

Namun, di tengah-tengah keputusasaan itu, harapan muncul. Beberapa manusia, entah bagaimana, mulai bangkit dengan kekuatan luar biasa.Mereka menjadi Pemburu. Dengan kekuatan yang setara dewa, mereka berjuang, jatuh, dan bangkit kembali.

Namun, di balik layar, rumor mulai beredar. Retakan-retakan kecil yang seharusnya stabil mulai menunjukkan tanda-tanda kegelisahan. Seolah-olah mereka adalah mata-mata dari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang sedang menunggu di sisi lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6: Guncangan di Kota Budaya

Arini Prameswari, wakil ketua Organisasi Pemburu Pandawara, memerintahkan salah satu rekannya dengan suara tenang namun tegas. "Panggil tim Pemburu pembersih, bersihkan mayat monster ini."

"Baik, Ketua," jawab Pemburu itu, lalu segera menghubungi timnya.

Arini menoleh, menatap ke arah tempat Arka menghilang. Senyum tipis terukir di bibirnya. Ia bergegas kembali ke kantornya.

Di kantor pimpinan Organisasi Pemburu Pandawara, seorang pria paruh baya bernama Hanif Sanjaya berdiri di depan jendela, menatap pemandangan kota. Suasana kantor hening saat Arini memasuki ruangan.

"Jadi," ucap Hanif, tanpa menoleh, "monster dari retakan dimensi itu dibunuh oleh seseorang yang tidak diketahui dari organisasi mana. Dan dia sepertinya sengaja menunggu retakan itu melebar."

Arini hanya mengangguk, menunggu perintah selanjutnya.

Hanif menoleh, tatapannya tajam dan serius. "Cari tahu siapa Pemburu itu dan rahasiakan keberadaannya. Kemungkinan dia baru saja membangkitkan kekuatannya."

"Melihat dari kemampuannya, sepertinya dia setidaknya berada di kualifikasi B," lanjut Hanif.

Sejak saat itu, Organisasi Pemburu Pandawara mulai bekerja secara rahasia. Mereka mencari informasi tentang seorang pemuda yang mampu membangkitkan kekuatan Pemburu secara tiba-tiba, seorang pemuda bernama Arka yang kini menjadi misteri terbesar bagi mereka.

°°°

Di pusat kota Yogyakarta, langit yang cerah tiba-tiba terkoyak. Sebuah retakan dimensi raksasa menganga, lebih besar dari yang pernah terlihat sebelumnya. Dari celah itu, lima monster berukuran raksasa muncul, disusul oleh ratusan monster kecil berkaki empat. Kota budaya itu seketika luluh lantak, diselimuti kepanikan dan kehancuran.

Telepon di meja sekretaris Ketua Lembaga Pusat Pemburu berdering panik. Setelah menerima laporan, ia bergegas masuk ke ruang kerja Harsa Baskara.

"Pak, terjadi retakan dimensi besar di Kota Yogyakarta!" lapornya dengan nada tergesa-gesa. "Para Pemburu di sana kesulitan menahan gelombang monster. Korban berjatuhan, baik dari Pemburu maupun penduduk sipil."

Harsa tetap tenang, namun raut wajahnya menunjukkan keseriusan. "Yogyakarta adalah wilayah di bawah penjagaan Organisasi Pemburu Gadjah Mada," ucapnya. "Hubungi pimpinan mereka, dan perintahkan pasukan Pemburu kita untuk berjaga di area sekitar. Pastikan monster-monster itu tidak menyebar luas."

Sekretarisnya segera menghubungi Organisasi Pemburu Gadjah Mada melalui ponsel. Tak lama kemudian, ia kembali melapor, "Pimpinan Organisasi Pemburu Gadjah Mada, Arya Wibawa, sudah bergerak, Pak."

Mendengar nama itu, Harsa terlihat lega. "Jika dia sudah bergerak, keadaan di sana pasti bisa diatasi dengan cepat," gumamnya.

Di kantor Organisasi Pemburu Gadjah Mada, para Pemburu bergerak cepat. Mereka segera menaiki helikopter, bersiap menuju lokasi. Di helikopter terdepan, terlihat seorang pria berkepala plontos berusia sekitar 40 tahun. Dia adalah Arya Wibawa, sang pimpinan. Wajahnya tenang, namun matanya memancarkan aura tekad yang kuat, siap menghadapi ancaman yang mengancam kotanya.

°°°

Di rumahnya, Arka telah bersiap dengan kemeja putih andalannya, bertekad untuk kembali melanjutkan hidupnya yang terasa hampa. Ia hendak keluar mencari pekerjaan, namun langkahnya terhenti. Matanya menoleh ke arah televisi. Berita utama hari itu menyiarkan tentang retakan dimensi raksasa yang terjadi di Yogyakarta.

Melihat berita itu, niatnya untuk pergi mencari pekerjaan seketika menguap. Arka duduk di kursi, memusatkan perhatiannya pada layar. Ia membesarkan volume televisi, menyaksikan dengan serius. Di layar, diperlihatkan pasukan Pemburu Organisasi Gadjah Mada bergegas menuju lokasi retakan. Di antara mereka, terlihat sosok Arya Wibawa, sang pimpinan. Ekspresinya tenang dan penuh tekad, siap menghadapi ancaman yang datang.

Meskipun merasa hampa, batin Arka bergejolak. Kejadian di Yogyakarta mengingatkannya pada malam-malam mengerikan yang ia lalui. Ia tahu, di balik setiap retakan dimensi, ada penderitaan, kehancuran, dan nyawa yang dipertaruhkan. Dengan mata terpaku pada layar, Arka mulai mempertanyakan niatnya untuk kembali ke kehidupan normal. Mungkin takdirnya bukanlah menjadi manusia biasa.

°°°

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, pasukan Organisasi Pemburu Gadjah Mada akhirnya tiba di kota Yogyakarta. Helikopter mendarat, dan Arya Wibawa turun, diikuti oleh para Pemburu lainnya. Sambil melangkah, ia menggenggam senjata andalannya: sebuah palu besar berbentuk bulat berwarna emas.

"Wira," panggilnya kepada wakil pemimpinnya, seorang Pemburu bertalenta dengan kualifikasi A bernama Wira Kusuma. "Perintahkan semua Pemburu kualifikasi B ke atas untuk maju bersamaku di barisan depan menuju pusat kota. Untuk kualifikasi C, gabung dengan Pemburu dari Lembaga Pusat Pemburu untuk mengamankan wilayah pinggiran kota."

"Baik, Pak!" jawab Wira dengan sigap.

Arya Wibawa dan pasukannya langsung berlari menuju pusat kota. Pertarungan pecah, dan mereka langsung terlibat dalam pertempuran sengit. Arya Wibawa dan Wira bergegas menuju kelima monster besar berkaki empat. Sesampainya di pusat kota, Arya Wibawa melompat ke atas sebuah gedung, diikuti oleh Wira.

Dari ketinggian, mereka melihat pemandangan yang memilukan. Pusat kota sudah luluh lantak, ratusan monster kecil berkeliaran, dan lima monster raksasa berdiri tegak. Arya Wibawa menatap pemandangan itu dengan mata dingin dan serius. "Aku akan menghabisi kelima monster besar itu satu per satu," ucapnya. "Wira, kau dan Pemburu kualifikasi A lainnya jaga monster besar yang lain agar tidak keluar dari area kota."

Mendengar perintah Arya, Wira Kusuma segera melesat pergi untuk menahan monster lain. Sementara itu, Arya melompat tinggi, terbang menuju salah satu monster raksasa. Dari langit, ia menerjang dengan palu emasnya, menghantam tubuh monster itu dengan kekuatan luar biasa. Akibat serangannya, gelombang kejut besar menyebar, dan suara dentumannya terdengar hingga ke seluruh penjuru kota.

"Sepertinya pemimpin sudah bergerak," ucap salah satu Pemburu kualifikasi A yang melihat kejadian itu dari kejauhan.

Monster yang terkena pukulan Arya merintih kesakitan dan bangkit kembali. "Satu pukulan tidak cukup untuk monster sebesar ini," gumam Arya, tatapannya semakin serius. Ia kembali menyerang dengan kekuatan penuh. Pertarungan sengit pun pecah. Setiap hantaman dari palu emasnya menghancurkan apa pun di sekitarnya dan memicu gelombang kejut.

Wira, yang sibuk menahan monster besar lainnya bersama Pemburu kualifikasi A, melihat aksi pimpinannya. "Pemimpin masih sangat kuat seperti sebelumnya," gumamnya.

"Sudah lama kita tidak melihat pemimpin bertarung secara langsung," sahut Pemburu lain.

Bekas pertarungan Arya begitu dahsyat, meninggalkan kerusakan besar di area sekitarnya. Monster besar yang ia hadapi terkoyak oleh pukulan palu emasnya hingga hampir hancur. Setelah berhasil melumpuhkan monster pertama, Arya bergegas menuju monster besar lainnya. Melihat kedatangan Arya, para Pemburu yang sedang menahan monster itu langsung mundur.

"Semua mundur! Pemimpin datang!" teriak salah satu Pemburu.

Arya langsung menerjang, menyerang monster itu dengan membabi buta menggunakan palu emasnya. Ekspresi senyum di wajahnya menunjukkan bahwa ia menikmati setiap momen dari perburuan tersebut.

°°°

Di sisi lain kota, di dalam rumahnya, Arka menonton siaran langsung pertarungan epik di Yogyakarta. Matanya terpaku pada layar televisi. Ia melihat bagaimana Arya Wibawa, sang pimpinan Organisasi Gadjah Mada, dengan palu emasnya, menghancurkan monster raksasa dengan brutal. Arka terkejut.

"Jadi... sekuat inikah sebenarnya Pemburu kualifikasi S?" gumamnya, suaranya dipenuhi rasa takjub. "Melihatnya, seperti monster itu yang sedang diburu."

Seketika, pikiran Arka dipenuhi kebingungan. Selama ini, ia selalu berpikir bahwa manusia adalah mangsa, yang harus bertahan hidup dari serangan monster. Namun, apa yang ia lihat di layar televisi mengubah pandangannya. Arya Wibawa tidak terlihat seperti korban yang berjuang untuk bertahan hidup, melainkan seorang predator yang sedang menikmati perburuan.

Pertanyaan mendalam muncul di benak Arka: Siapa sebenarnya yang sedang memburu? Apakah monster yang datang untuk memburu manusia, atau manusia yang menunggu monster datang untuk diburu?

Ia menatap tajam kedua tangannya sendiri, mengingat kembali pertarungan pertamanya dengan monster. Ia sadar, pada saat itu, ia tidak hanya bertahan, tetapi juga menyerang dengan amarah. Seolah-olah, ada naluri primal yang muncul dalam dirinya, naluri seorang pemburu.

Arka menyadari bahwa dunia Pemburu tidak sesederhana yang ia pikirkan. Di balik kehancuran dan ketakutan, ada kekuatan dan naluri yang jauh lebih kompleks.

1
muhamad andri
Baru baca di noveltoon liat ini penasaran, bagus juga, biasa ada dimashwa korea alus kek gini.
jangan dikasih kendor thor😁🔥
Yusi Yustiani
Baru baca, kebanyakan tema pemburu sama monster dari alam lain itu latar tempatnya dari negara luar. ini keren authornya ngambil dari Indonesia. aplikasi pertarunganya juga enak dibaca, semangat Thor🔥🔥🔥
Yusi Yustiani
Next Thor dipercepat 👌
Nafa Nafila
Keren nih latarnya dari Indonesia.Tentang retakan dimensi sama pemburu monster, nama nama organisasi pemburu nya juga khas banget👏🔥
Nafa Nafila
Ditunggu updatenya Thor 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!