"Untukmu, seluruh waktuku. Dariku untuk menantimu"
____________________________
Yumi tak pernah mengira dirinya akan menjalin kasih dengan lelaki yang bahkan tak dikenalnya. Lelaki aneh, yang seakan tau segalanya tentang dia.
Berulang kali Yumi berusaha kabur, menjauh, bertindak tak semestinya agar lelaki itu merasa ilfeel dan meminta putus, tapi justru lelaki itu semakin melabelinya sebagai miliknya!
Aneh. Hampir tak masuk logika.
Apa alasan dibalik hubungan yang terbentuk dengan cara ekstrim ini?
Dan akankah Yumi berhasil membuat lelaki itu pergi?
Atau akankah dirinya terjebak selamanya dihubungan yang tak nyaman bersama lelaki asing itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Sejalan
...• Bab 29 •...
...»»——⍟——««...
..."Tidak ada yang lebih membebani dari hati dan pikiran yang tak sejalan"...
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...
"Astaga, Mi. Lu bego ya? Gak. Gak. Bukan lu, Maga yang bego! Bodoh banget tuh laki!"
Pundak Lidya naik turun emosi. Yumi hanya terdiam merenung, dirinya habis dipaksa bercerita dari awal hingga akhir apa yang sudah terjadi kemarin.
"Lo juga! Harusnya lo marah, masa lo biarin aja Maga lebih ngurusin tuh cewe menye-menye dibanding lu yang pacarnya? Sampe malem lagi disana? Waras tuh cewek biarin cowok dirumah nya sampe malem?" dumel Lidya berapi-api. Tangan mengepal di atas meja kafe.
Saat ini mereka berdua sedang berada di Muara Kafe, tentu dengan tujuan Lidya ingin mengorek informasi apa yang sudah terjadi pada sahabatnya itu kemarin. Dan benar saja, ternyata feelingnya tak salah. Ini bukanlah hal yang bisa dibiarkan begitu saja.
"Mi.. dengerin gue ya, sejak awal gue udah ngerasa aneh sama itu cewek temenya Maga. Dia kaya ada something gitu. Lu harus hati-hati sama dia"
"Tapi, dia baik tuh. Lemah lembut banget, gak ada tampang antagonis nya sama sekali"
Lidya mengusap wajahnya kasar, ingin sekali ia menjejalkan paksa Toast dimeja ini pada Yumi karena terlampau kesal melihat kepolosan gadis itu.
"Mi, jaman sekarang orang itu penuh sandiwara. Lo gak bisa percaya cuma gara-gara tampangnya baik atau lembut"
"Ya gue harus gimana? Mana mungkin gue larang Maga perhatian ke temennya sendiri? Orang yang lebih kenal lama dibanding.... gue.. gue mana ada hak?"
"Adalah anjir! Lo pacaranya!"
"Tapi
"Gini deh, perasaan lo gimana waktu Maga ngelakuin itu? Apa lo ngerasa baik-baik aja? Gak sakit?"
Yumi terdiam. Kepalanya menunduk. Dia sendiri juga masih bingung, ada sedikit rasa sakit itu tapi kalau dipikir secara rasional nya, itu wajar saja bukan? Yumi bisa mengerti kondisinya. Tapi hatinya tidak mau tau kondisi itu. Seenaknya saja memberi rasa sakit disaat otaknya sendiri memaklumi. Sangat tidak sejalan, meski satu tubuh.
Lidya mendesah berat, "Inget, Mi. Gue kaya gini karena peduli sama lo. Kalo lo udah mulai cinta sama Maga, dan gak mau kehilangannya dia, jaga dia dari cewek itu"
Gadis kunti bogel itu hanya mengangguk perlahan, ia memakan Toast dimejanya dengan penuh penghayatan. Serumit ini ya ternyata cinta itu.
Cinta?
Yumi cinta?
Ah, ya sepertinya memang dia adalah gadis biasa, yang bisa luluh dengan hal manis, apalagi kalau itu dibawa sosok tampan yang menawan. Hati perempuan mana yang tidak longsor.
"Ini nanti lu dijemput Maga kan?" tanya lidya sembari menyeruput es kopi gula aren yang tersisa setengah cup.
Gadis itu menggeleng, mulutnya masih gembung mengunyah roti. "Hari ini gue balik sendiri, katanya dia mau rapat himpunan"
"Yah. Hari ini gue bakal bareng pacar gue lagi. Gak bisa juga nganter lo, Mi"
"Ya ampun, biasanya juga gue balik sendiri. Santai kali"
Lidya mengangguk pelan. Ia kemudian mengecek ponselnya begitu mendapat sebuah notifikasi pesan. Dengan senyum jatuh cinta Lidya membalas pesan tersebut dengan voice note, mendengar nya hampir membuat Yumi terjungkal karena merinding.
"Ya sayangku, dedek gemes mu turun sebentar lagi. Tunggu ya cinta~muuaach"
"Eww eww eww!"
"Kenapa lo? sirik?"
"Udah deh sana buruan ntar Kak Celvin keburu rindu. Rindu kan berat"
Lidya meringis kecil, ia mengambil tas nya dan bangkit dari kursi, "Yaudah gue duluan ya bogel ku~"
Yumi mendecih, ia mengangkat tangan untuk segera menyuruhnya pergi. Lidya tertawa sebelum membalikkan badan dan menghilang dari pandangan Yumi.
Yumi menghela napas panjang, otaknya masih berpikir dengan ucapan Lidya. Meski benar tak bisa dipungkiri hatinya sakit melihat lelaki nya memperdulikan perempuan lain meski teman nya sendiri sekalipun, tapi dia juga tak bisa mengelak fakta bahwa hubungan Karin dan Maga mungkin jauh lebih dekat dibanding dirinya.
Bukankah dia akan menjadi gadis egois jika marah karena hal itu?
"Hei~cewe belagu! kita ketemu lagi... "
...• TBC •...
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...