NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Evita Lin 168

Hanya demi uang, Celline rela menjual dirinya pada seorang CEO perusahaan besar yang bernama James Chandra. James hanya menginginkan seorang anak. Dia rela membayar seorang wanita untuk melahirkan seorang anak sebagai penerus untuknya.
Jika Celline dapat melahirkan seorang anak untuk James, maka Celline akan mendapatkan uang sebesar 1 milyar Rupiah dari James. Dan Celline bisa keluar dari rumah pamannya.
Semenjak orangtua Celline meninggal dunia akibat kecelakaan, Celline harus tinggal bersama dengan keluarga om-nya yang tidak pernah memperlakukan dirinya secara manusiawi. Mereka selalu saja menyiksa Celline baik secara fisik maupun psikis. Kalau Celline tidak mau menurut apa yang mereka katakan dan inginkan.
Bagaimakah kisah Celline bisa bertemu dengan James? Dan bagaimanakah cara Celline bisa keluar dari rumah om-nya itu? Apakah Celline bisa merubah sikap dingin James pria itu? Ikuti perjalanan hidup Celline yang penuh dengan lika-liku kehidupan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evita Lin 168, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Sore harinya……

Setelah selesai bertemu dengan kedua sahabatnya, kini Celline sudah ada di dalam kamarnya. Dia menaruh tasnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

“Ah….. Lelah sekali. Aku mau coba berendam di bathtub seperti orang-orang kaya itu.” Celline terkekeh membayangkan dirinya merasa nyaman setelah berendam.

Selama 20 menit Celline berendam. Setelah itu dia menuju shower untuk membilas tubuhnya.

"Benar-benar sangat nyaman setelah berendam.”

Setelah setengah jam lebih berada di dalam kamar mandi, akhirnya Celline keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan handuk kimononya.

Celline berjalan ke lemari pakaian dan mengambil pakainnya. Kemudian memakai pakaian yang telah dia pilih. Selesai berpakaian, Celline duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu sambil menikmati acara di televisi sore itu.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Tok….. Tok…. Tok…..

Celline berjalan ke arah pintu kamar dan membukanya. Pak Dar sudah berdiri di depan pintu kamar Celline.

“Maaf, nona. Saya diminta untuk memberitahu nona, kalau tuan hari ini pulang terlambat. Jadi, malam ini nona makan malam sendirian.”

“Baik, pak. Saya mengerti.”

Setelah itu, Celline menutup pintu kamarnya. Tiba-tiba wajahnya berubah jadi senang. Pasalnya dia akan makan sendirian malam ini. Dia tidak perlu merasa canggung saat makan malam nanti.

“Yes……! Aku bisa makan malam dengan nyaman hari ini!” Celline bersorak kegirangan setelah mendapat berita dari Pak Dar.

*****

Malam harinya……….

Celline sangat menikmati makan malamnya sendirian, tanpa ada James di sana.

“Hm….. Makan malamnya sangat enak.” Kata Celline dalam hati.

“Apa masih ada yang nona inginkan lagi?” Tanya Pak Dar sambil menyajikan makanan penutup untuk Celline.

“Tidak ada lagi, pak. Sudah cukup makanan malam ini.”

“Baiklah, nona.”

“Oh ya, pak. Biasanya Tuan James kalau pulang jam berapa?”

“Tergantung, nona. Kadang tuan pulang jam 11 atau jam 12 malam. Bahkan, kadang sampai tidak pulang ke mansion sama sekali.” Pak Dar menjelaskan pada Celline.

“Apa dia sangat sibuk? Sampai tidak pulang ke rumah?”

“Ya, seperti itulah aktivitas tuan.”

“Hm….” Celline mengangguk mengerti.

Setelah menyelesaikan makan malamnya, Celline beranjak menuju kamarnya. Dia duduk di atas ranjang, sambil membaca salah satu buku novel favoritnya. Celline sampai ketiduran dengan buku yang masih dipegangnya.

Kini hari sudah menunjukkan tengah malam. Suara ketukan sepatu sedang berjalan menuju kamar Celline. James baru masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat ke arah ranjang. Dilihatnya Celline sudah tertidurdengan buku yang masih dipegangnya.

James menaruh jas dan dasinya di sofa. Kemudian dia berjalan ke arah Celline dan mengambil buku yang dipegang istrinya itu. Kemudian dia menaruh buku itu di atas nakas dan sekilas ditatapnya wajah wanita itu.

“Bagaimana bisa dia tidur sambil membaca buku?” Kata James sambil menggelengkan kepalanya.

Kemudian James berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah 20 menit kemudian, James keluar dari dalam kamar mandi dan beranjak naik ke atas ranjang.

*****

Pagi yang dingin……

Hujan turun begitu derasnya semalaman, sehingga membuat sepasang anak manusia itu saling menutupi tubuh mereka dengan selimut.

Celline terbangun dari tidur pulasnya akibat mendengar suara handphone berbunyi. Dengan perlahan dia membuka matanya. Dilihatnya James masih tertidur pulas di atas ranjang.

Celline melihat handphone James berbunyi. Dia bingung harus berbuat apa sekarang. Apakah dia harus mengangkat handphone itu atau membangunkan sang pemilik handphone?

“Aduh….. Bagaimana ini? Aku harus menjawabnya atau membangunkan dia. Kalau aku bangunkan dia, dia akan marah padaku.” Celline bingung.

Celline menatap handphone itu dan melihat ada panggilan masuk dari Benny, sang asisten James. Sampai akhirnya, Celline memberanikan diri untuk membangunkan James.

“Hm….. Tuan James…… Tuan……” Panggil Celline.

Namun, James masih tak bergeming dari tidurnya. Akhirnya mau tak mau Celline mengangkat telepon dari Benny itu.

“Hallo, asisten Benny.”

“Nona, apa saya bisa bicara dengan tuan?”

“Maaf, tapi dia masih tidur. Saya sudah bangunkan, tapi dia tidak bangun juga.” Ujar Celline mencoba menjelaskan.

“Ah….. Baiklah kalau begitu. Saya akan coba hubungi nanti. Tolong disampaikan saja, saya akan menghubungi nanti.”

“Baik, akan saya sampaikan.”

Setelah selesai bicara dengan asiten Benny, panggilan pun terputus. Karena hari ini adalah hari libur, maka dari itu James pun tidak berangkat kerja.

Celline beranjak turun dari atas ranjang, namun, saat dirinya hendak berdiri, tangan Celline justru ditarik dan dia terjatuh ke atas ranjang kembali.

“Mau kemana kamu?”

“Tuan….. Anda sudah bangun?” Celline tersentak kaget.

“Iya. Memangnya kamu mau pergi kemana?”

“Saya mau pergi ke kamar mandi. Saya mau membersihkan diri.” Celline hendak beranjak dari ranjang kembali.

“Jangan turun dari ranjang.”

“Kenapa memangnya?? Sebentar lagi Pak Dar pasti akan datang ke kamar dan memberitahu kalau sarapan sudah siap.”

“Kita akan makan di kamar.”

“APA?? Mengapa kita tidak makan di ruang makan saja, tuan?” Tanya Celline bingung.

“Kenapa memangnya? Apa kamu takut?” James melihat kegugupan di wajah Celline.

“Hm…. Tidak. Memangnya apa yang harus ditakuti?”

“Ya, benar sekali itu. Apa yang harus ditakuti?” Seketika itu juga wajah James mendekat ke arah Celline.

“Tuan, mengapa Anda mendekat?”

“Kenapa memangnya? Memangnya aku tidak boleh mendekatimu?” James tersenyum licik.

“Bukan…. Bukan begitu, tuan. Tapi, aku……” Seketika dengan otomatis tangan Celline refleks menahan tubuh James.

Tok….. Tok……. Tok….

Terdengar suara ketukan pintu kamar. Mereka berdua langsung menatap ke arah pintu kamar secara bersamaan.

“Tuan, aku buka pintu dulu.” Celline cepat-cepat beranjak tanpa menunggu James menjawab.

“Selamat pagi, tuan, nona.”

“Selamat pagi juga, pak.”

“Sarapan sudah siap, tuan, nona.”

“Bawakan saja ke kamar. Saya mau sarapan di kamar.” Ujar James yang tiba-tiba sudah berada di belakang Celline.

“Baik, tuan.” Pak Dar mengerti. Dia langsung beranjak meninggalkan mereka.

Tak lama kemudian, pelayan mengantarkan sarapan untuk mereka berdua. Mereka pun menyantap sarapan dengan suasana yang sunyi.

Sampai Celline membuka suara dan berkata pada James, “Tuan….”

“Hm…. Ada apa?” Tanya James.

“Tadi asisten Benny tadi ada menghubungi tuan, saat tuan masih tertidur.”

“Oh….” Respon singkat James.

Setelah selesai sarapan, Celline beranjak menuju kamar mandi. Dia hendak membersihkan diri. Sedangkan James menghubungi Benny.

Tut….. Tut…. Sambungan telepon terdengar.

“Hallo…..“

“Ada perlu apa kamu menghubungiku tadi?”

“Ini mengenai masalah bisnis Anda yang berada di Malaysia, tuan. Ada sedikit masalah tentang pembangunan proyek di sana.”

“Lalu?”

“Sepertinya Anda harus langsung mengeceknya ke sana, tuan.”

“Tidak bisakah kamu saja yang menanganinya, mewakili aku?”

“Tidak bisa, tuan. Harus Anda sendiri yang mengeceknya.”

“Saya sudah memesan tiket Anda untuk hari ini. Siang ini kita langsung berangkat ke Malaysia, tuan.”

“Baiklah, aku mengerti.”

Setelah itu panggilan pun berakhir. Selang lima menit kemudian, Celline keluar dari dalam kamar mandi.

“Tuan, apa Anda mau mandi juga?”

“Hm…..” Jawab James yang masih sibuk dengan handphonenya.

“Baiklah. Saya akan siapkan air hangatnya dulu.”

Kata Celline kembali masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah semuanya siap, James masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Celline menyiapkan pakaian James. Saat Celline sedang asyik menonton acara televisi, James keluar dari dalam kamar mandi dengan kebiasaannya yang hanya memakai handuk sepinggang. James memperlihatkan tubuh seksinya yang masih bercucuran air bekas mandi.

Seketika Celline melirik, kemudian dia menutup matanya karena malu saat melihat tubuh James yang menggoda.

”Pria ini benar-benar tidak tahu malu.” Kata Celline dalam hati sedikit kesal.

James berjalan dengan santainya ke arah walk in closet untuk memakai pakaiannya.

Bersambung.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!