NovelToon NovelToon
Andum

Andum

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Farraz Arasy seorang pemuda biasa tapi mempunyai kisah cinta yang nggak biasa. Dia bukan CEO, bukan direktur utama, bukan juga milyarder yang punya aset setinggi gunung Himalaya. Bukan! Dia hanya pemuda tampan rupawan menurut emak bapaknya yang tiba-tiba harus terikat dalam hubungan cinta tak beraturan karena terbongkarnya rahasia besar sang calon istri sebelum pernikahan mereka terjadi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Difitnah secara ugal-ugalan

Tak tahu harus kemana untuk memenangkan pikirannya, pulang salah, nggak pulang makin salah. Arraz memutuskan untuk ke sekolah tempatnya mengajar saja. SMA Tadinya Mesra.

Banyak calon peserta didik baru yang ditemani orang tuanya terlihat memenuhi hall di SMA Tadinya Mesra. Arraz sempat disapa beberapa orang tua murid yang memang mengenalnya. Arraz berikan senyum dan anggukan tanpa basa-basi lebih jauh lagi.

"Om. Kok di sini. Mau daftarin adeknya ya?"

Arraz tolah-toleh, tapi memang hanya ada dia yang dipanggil 'om' oleh bocah bongsor itu. Lihatlah betapa wajah anak-anak bocah itu begitu kental dengan rambut dikuncir ekor kuda, keringat terlihat di bagian dahi dan lehernya. Arraz tersenyum lagi.

"Sama siapa, Ze?" Tanya Arraz pada bocah yang memegang map di tangannya.

"Sendiri, om. Kan ibuk lagi kerja di rumahnya om." Jawab Zea mengusap keringat di keningnya.

Polos sekali bocah di depannya ini. Kok lucu... Eh Arraz mikir apa?!

"Katanya mau daftar besok. Tadi bukannya disuruh tunggu di rumah sama ibu kamu?" Arraz sok akrab nih...

"Nggak om. Kalo bisa sekarang ngapain nunggu besok. Hmm om, maaf.. Saya tinggal dulu ya. Mau beli materai buat ini. Semoga adiknya diterima juga di sini ya, om. Dadaah om!" Zea sedikit berlari meninggalkan Arraz.

Bocah itu.. Arraz geleng kepala. Kok bisa berpikir kalo Arraz ke sini untuk mendaftarkan adik atau kerabatnya, itu ya gimana ceritanya?

Arraz membantu teman sejawatnya untuk melakukan daftar online pada beberapa calon peserta didik. Belum selesai dengan apa yang baru saja dia kerjakan, ponselnya bergetar. Nama 'ibu' ada di sana.

Aah, iya.. Arraz lupa jika tadi dia ijin keluar rumah hanya untuk membetulkan stop kontak di rumahnya sendiri yang rusak. Ini pasti ibunya akan melakukan ceramah berkepanjangan jika dia tak segera pulang. Aduuuh Ar, gitu amat sih jadi anak mama!

Setelah meminta ijin untuk meninggalkan pekerjaan yang baru saja dia mulai pada guru yang lain, Arraz menuju parkiran sekolah untuk mengambil motornya.

Arraz kembali menaiki motornya. Motor jenis matic tipe PCX 160 ABS warna putih itu kembali digeber rada bar-bar. Semua itu dengan tujuan agar bisa cepat sampai di rumah orang tuanya.

"Lho, Zea."

Mata Arraz menangkap sosok yang sedang memunguti kertas yang berjatuhan di jalanan. Kasihan banget bocah itu, di saat teman-teman seusianya diantar orang tua untuk mendaftar di SMA Tadinya Mesra, Zea malah harus berjuang sendiri kayak gitu. Ya gimana ya, ibunya Zea kan lagi kerja di rumah Arraz.

"Kenapa Ze, butuh bantuan?" Tanya Arraz perhatian.

"Ya Tuhan! Terkejooot Mak!" Zea memegang dadanya sambil mendongak ke atas memandang Arraz.

"Ini om, tadi jatuh saya. Kertas-kertas fotocopy'an nya pada ikut berserakan gini deh." Lanjut Zea menjelaskan.

"Tadi udah daftar kan?"

"Udah om. Ini kan tadi fotocopy nya saya lebihin. Tinggal pulang aja."

"Ke sini naik ojek?"

Zea geleng-geleng kepala. "Dibonceng temen, om."

"Saya antar pulang ke rumah mau?"

Terlihat Zea menatap Arraz dengan memicingkan mata. "Saya bukan orang jahat. Ibu kamu kerja di rumah saya, di sini ada banyak cctv, misal saya jahatin kamu.. Muka saya besok masuk koran buat jadi berita utama."

Dan lihatlah, Zea malah mengikik seperti kuda. Dengan luwesnya gadis itu sudah duduk di jok belakang. Arraz melepas helmnya, dia sodorkan ke belakang. Zea mengerjap kebingungan.

"Pakai. Saya nggak mau kamu kenapa-napa pas ikut sama saya. Seenggaknya harus safety. Misal tiba-tiba saya oleng dan jatuh, kepala kamu nggak bakal terluka." Begitu kata Arraz.

Paham dong kenapa tadi waktu sama Dewi, si Dewi Dewi itu merajuk karena nggak dipakein helm sama Arraz? Ya karena Arraz emang seperhatian itu jadi manusia. Hal kecil kayak gitu aja diperhatiin, dijagain, dilindungi, apalagi kesucian calon istrinya sendiri. Udah pasti sekuat tenaga dia rem nafsunya agar nggak melewati batas ketika sedang bersama mbak pacar tercinta. Tapi ya namanya apes! Sial itu nggak di share di kalender. Arraz yang jaga Dewi setengah mati, eh ternyata Dewi nya malah udah sering dicoblos sama laki-laki lain tanpa Arraz ketahui. Sakno.. Sakno!

Meski awalnya menolak, tapi akhirnya Zea mau juga memakai helmnya Arraz. Di jalan bocah itu bercerita, jika nanti diterima di SMA Tadinya Mesra dia ingin masuk ke ekstrakulikuler seni tari. Dia ingin menyalurkan hobinya sebagai seorang penari. Ketika bercerita Zea terdengar sangat bersemangat. Sedangkan Arraz, dia hanya ber 'oowh' 'iya' 'hmm' 'bagus' 'wah', seperti itu saja tanggapannya.

"Saya baru ingat.. Kenapa om nggak pulang bersama keponakan atau adiknya yang mendaftar di SMA tadi, om?" Tanya Zea kebingungan.

"Karena saya ke sana bukan untuk mendaftarkan kerabat saya, Zea." Jawab Arraz dengan suara soft spoken. Lembut dan dalem sekali.

"Oalah! Terus om ke sana ngapain?"

"Kerja."

"Om, guru??" Kali ini pertanyaan Zea dibarengi dengan tepukan di pundak Arraz. Arraz mengangguk.

"Waaaah..."

Keduanya diam. Lalu Zea kembali berceloteh. "Om, eh pak guru.. Saya minta maaf kalau lancang bertanya kayak gini. Tapi, kata ibuk.. Pak guru mau menikah ya?"

"Nggak jadi. Batal kayaknya. Kamu lucu banget, dari manggil om lalu manggil pak guru. Saya merasa makin tua aja."

"Bentar. Kenapa nggak jadi nikah pak? Kata ibuk, nanti malam ibuk mau ke rumah orang tuanya pak guru buat bantu-bantu bikin kue. Saya disuruh ikut. Soalnya saya takut kalo di rumah sendirian, pak. Lha kalo nggak jadi nikah berarti nanti malem saya sama ibuk saya nggak jadi ke rumah orang tua pak guru, gitu??"

"Iya. Nggak usah ke sana."

"Kenapa pak guru nggak jadi nikah?" Bocah ini ngerti yang namanya privasi nggak sih? Kok nanya hal beginian nggak ada segan-segannya sama sekali.

"Mantan calon istri saya kepincut sama CEO kaya raya banyak harta." Jawab Arraz asal.

"Waduuuh, jadi pak guru diselingkuhi?? Kok kasihan.. Padahal pak guru ganteng. Eh.."

Arraz terkekeh pelan. Ketika motor Arraz berhenti di depan rumah orang tuanya, Arraz baru menyadari jika dia salah menurunkan penumpang. Lha kok malah dibawa pulang ini calon siswanya. Walaah giman to Ar?!

Baru banget sampai depan pintu, Arraz sudah mendengar keributan di dalam rumah orang tuanya dengan sangat jelas. Suara yang tak asing, suara wanita yang selama setahun belakangan sangat ingin dia miliki, suara wanita yang sama yang tadi pagi dia temui dan dia ajak ke klinik kakaknya untuk memeriksakan diri. Dewi. Wanita itu ada di dalam sana.

"Itu dia! Buk, tolong bilang sama Arraz untuk nggak batalin pernikahan kami buk. Gimana sama aku, gimana sama keluargaku? Buk, aku tau aku bukan dari keluarga mampu, tapi aku dan keluargaku punya harga diri buk.. Huhuhuuuuuu" Dewi sudah berlinang air mata menyambut kedatangan Arraz.

"Ada apa? Kenapa kamu ke sini? Bukannya semua udah jelas? Kamu ini gila apa bagaimana? Seenggak tahu malu itu kamu, sampai berani ke rumah orang tuaku?!" Tanya Arraz menantang Dewi.

"Buk, lihat buk. Dia bahkan berani bentak-bentak aku.. Bagaimana ini buk? Arraz udah ambil kehormatan ku.. Tapi dia bersikap seperti ini padaku. Bahkan tadi pagi dia paksa aku untuk ketemu mbak Fai, dia bersekongkol sama mbak Fai buat bikin keterangan palsu kalau aku punya penyakit kelamin! Padahal yang sering nidurin aku itu dia, buk! Anak ibuk sendiri!"

"Jangan fitnah bisa nggak!" Arraz ingin menampar Dewi tapi malah dia yang ditampar ibunya.

"Buk.. Ibuk percaya sama dia?" Tanya Arraz tak percaya. Pipinya sakit tapi hatinya jauh lebih sakit.

"Kemarin.. Kemarin waktu kamu minta ijin sama ibuk mau pergi keluar sebentar, kamu pergi kemana?" Yani bicara dengan suara bergetar.

"Aku.." Arraz tak melanjutkan kata-katanya.

"Kamu menemuinya? Kamu memaksanya melayani mu??" Tebak Yani dengan memegang dadanya.

"Bukan seperti itu, buk..."

"Iya! memang seperti itu!! Dan ketika aku menolak, kamu malah marah dan mengarang cerita. Kamu bahkan mengancam akan membatalkan pernikahan kita... Tapi Ar, aku udah kasih kamu sebelum sebelumnya kan? Kita udah sering lakuin itu... Ar, aku cuma nolak kamu sekali dan segitu marahnya kamu sama aku? Aku hanya minta kamu sabar.. Kita sebentar lagi menikah, tapi kenapa Ar.. Kenapa kamu kayak gini?"

"Demi Tuhan aku nggak pernah nyentuh dia buk! Jangan percaya omongan dia. Dia itu punya penyakit kelamin menular buk! Dia punya jengger ayam!!" Ini Arraz yang bicara.

"Bohong! Aku masih suci sebelum Arraz nyentuh aku. Hanya dia yang selalu meniduriku!!" Ini Dewi yang ngeyel sekali.

"Ya Allah... Astaghfirullah..." Ini Yani yang ambruk sambil pegang dada sebelah kiri.

Dewi bersikukuh jika Arraz sering melecehkan dirinya, Arraz menyangkal semua tuduhan yang Dewi lontarkan padanya, Yani merasakan dadanya semakin sakit dan berujung pada dirinya yang tak sadarkan diri. Sedangkan di pojokan, ada bocah baru mau masuk SMA yang kebingungan dengan situasi yang terjadi di hadapannya saat ini.

"Ini bertengkarnya udahan? Kirain mau ada adegan jambak-jambakan." Emang agak laen bocil satu ini!

1
99% Menuju Tobat😇
seperti apa?
maaf aku yg polos ini bertanya dengan nada dering selembut2nya.. tolong dijawab, jangan dijokiin😐
Alya Karunia
dari senyum" terus nyengir eh kok bablas ketawa baca bab ini 😄😄
Hikari Puri
akhirnya setelah sekian kali diphp othornya,kelakon jg adegan kokop mengkokopnya🤭🤭
vanilla
kayane udah gak buka lowongan deh Thor...buat gantiin patungnya
vanilla
mungkin rokok...
vanilla
hadeuhhh thorrr...làgi makan pagi inihhh
vanilla
readers kecewa gak jdi kokopan..
Alya Karunia
ga bisa berkata kata lagi sama kelakuan mu Wi Wi 😡
99% Menuju Tobat😇
mungkin tulang patah🤔
𝐙⃝🦜尺o
cinta koq punya selingan, ancen gendheng si dewi
Ⓜ️αɾყσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
rai gedeg si Dewi Kunti ini malah buka aib didepan mertua dan emaknya hahhah wes budhe gek akenen megat wae mantu bosokmu iku hahahah
ora mangan nongko keno pulute awakmu arr kuapokkkkk
Dewi kunti
ak Ki gur gemes pingin ngruwes Sik jengger pitik
Mrs. Dinold
semangat semangat yg nulis..,,selalu d tunggu up nya..🥰🥰🥰
🍊 NUuyz Leonal
urat malunya udah di bikin bakso kayak nya si Dewi 🤦🤦🤦
🍊 NUuyz Leonal
kan kan akhirnya kamu membuka bobrok nya kamu sendiri 😏😏
🍊 NUuyz Leonal
ini ternyata maksudnya 😫😫😫
🍊 NUuyz Leonal
Baru tau perumpamaan nya udah di ganti ya🤣🤣🤣
99% Menuju Tobat😇
tengah jalan loh ini.. mau digerebek trus dinikahkan lagi?🤔🤔🤔🤔
99% Menuju Tobat😇: tolong jgn terulang lagi😳😳😳
Dfe: ya ampuuuuun idenya bagus bingoooooo🤩🤩
total 2 replies
𝐙⃝🦜尺o
istri pertama tapi statusnya masih siri
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
emang nanggung banget thorrrrrrrr🙃🙃🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!