NovelToon NovelToon
Kesayangan

Kesayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:940
Nilai: 5
Nama Author: MalyaIgus17

Jadilah milik ku maka akan ku singkirkan apapun yang membuatmu ragu. aku juga bisa membawa mu keluar dari semua masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MalyaIgus17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Soal Cinta

"Selamat makan, jangan sungkan...!" Mama Dina bicara pada Luna dan Cinta. keduanya mengangguk mengiyakan.

"Terimakasih Tante..."

"Terimakasih Nyonya.."

Kedua gadis itu bicara berbarengan membuat orang yang ada di ruangan itu seketika menoleh pada mereka.

"hahahah. Lucu banget deh.." Gea menikmati ketegangan kedua sahabatnya. Bahkan Gea kena tegur Papa Bagas karena tetap tertawa.

"maaf pa..." Gea mulai memakan makanan nya. Setelah sebelumnya melihat papa dan mamanya memulai makannya.

Sedang Galih yang duduk disebelah sang mama melihat lurus Cinta. Dia yakin kalau Cinta adalah orang yang dia temui saat disaat jalan saat itu.

Tapi dia bahkan tidak ingat dengannya. Wajar sih, dia bertemu banyak orang saat itu. Akan sangat merepotkan kalau harus mengingat semuanya.

Kembali lagi, kejadian saat itu lumayan khusus menurut Galih, Perempuan ini bahkan menawarinya pulang bahkan sampai di antar. tapi bisa-bisanya dia tetap tidak ingat. Ya meskipun yang ngantar teman nya bukan dia.

Tetap saja bukan, Dia meminta temannya untuk memberinya tumpangan.

Semua orang menikmati makannya terlebih yang disajikan memang semua menu pilihan mama Dina. Tentu setelah bertanya pada Gea menu apa yang di sukai kedua temannya.

Kalau untuk yang lain Mama Dina tidak perlu repot bertanya karena memang hapal semua menu kesukaannya.

Setelah makan malam semuanya kumpul di ruang santai. Seperti namanya semua berkumpul dan bersantai seraya membicarakan yang santai- santai juga.

Sementara Cinta kedapatan memeriksa jam tangannya beberapa kali. Ingin bicara tapi semua orang tengah fokus sendiri. Termasuk juga Luna dan Gea.

"Ge...!" menyentuh pinggang belakang Gea. Gea sadar dan menoleh.

"kenapa...?" Cinta tidak menjawab tapi menunjukkan jam tangannya.

"Astaga aku lupa..." Gea beranjak dari duduknya setelah sebelumnya berbisik ke mama Dina kalau dia akan mengantar Cinta pulang.

Luna yang melihat kedua sahabatnya berdiri secara reflek ikut berdiri.

Ketiganya berpamitan dengan semua yang ada di ruangan itu. Meski sebenarnya mama Dina melarang mereka pulang biar nginep saja tapi tidak bisa bukan. terlebih ini baru pertemuan pertama mereka dan kendala Cinta yang masih tinggal dengan paman dan bibinya.

Galih mengikuti ketiga gadis itu, sampai pada keluar pintu utama Galih menawarkan diri untuk mengantar.

"Biar Kak Galih yang antar...!" membuat ketiga gadis itu seketika melihat ke arah Galih.

"Kakak kamu nginap di sini, berarti kamu juga kan. Enggak mungkin kamu yang bawa mobilkan...?" Galih menambahkan dan seolah bicara dengan Gea.

"Sama sopir kok Kak, tenang aja..."

Galih menggeleng " Sama kakak aja. Ayo..!" Gea pasrah. toh kedua sahabatnya hanya bisa mengikuti keputusannya saja.

Akhirnya Galih benar-benar menjadi supir untuk ketiga gadis itu dengan Gea duduk disebelah kemudi. namun ocehannya tidak berhenti sejak awal, bahkan cara duduknya pun sudah hampir menghadap Galih sedang pandangannya fokus ke kedua sahabatnya.

"Duduknya Ge...!" memperingati sepupunya untuk duduk yang lebih benar.

"Iya..." menurut dengan patuh.

Berhubung rumah Luna lebih dekat jadilah Luna lebih dulu di drop out. Setelah berdadah-dadah riang mereka akhirnya berpisah.

Dan Galih kembali melanjutkan kemudinya untuk mengantar Cinta.

Rumah satu lantai minimalis itu terdiam tentram karena tidak adanya bunyi berisik yang menggangu. Jangan lupakan pohon mangga yang berada tepat di depan rumah disaat pertama kali membuka pagar.

Ah, Cinta bahkan merasakan hawa aneh disaat akan turun dari mobil.

"makasih Ge, makasih kak sudah di antar...!" Cinta akhirnya turun, tidak lupa berdadah-dadah sama halnya seperti Luna tadi.

"Kalau ada apa-apa hubungin ya...!" Gea berucap seraya mengeluarkan sedikit kepalanya dari jendela mobil. Kebetulan juga Cinta menolak di saat sahabatnya dan kakaknya akan turun dari mobil untuk pamit dengan paman dan bibinya.

beruntung Gea paham dengan maksud Cinta sahabatnya. jadilah dia hanya bicara dibalik jendela mobil saja.

Galih memutar kemudinya untuk membalik arah dan pulang. " Kenapa ngomongnya gitu?. Tadi sama yang satunya enggak begitu...?"

"Hah, Luna kak Luna. Yang satunya namanya Luna dan yang tadi, atau barusan ini namanya Cinta...!" beritahu Gea.

"Tau...!" maksudnya kalau yang barusan itu namanya Cinta tapi mana Gea paham maksud kakaknya.

" terus kenapa harus minta hubungi, bukannya seharusnya kamu yang menghubungi sudah sampai rumah apa belum...?" tampaknya Galih benar-benar penasaran dengan hal yang berhubungan dengan Cinta.

Meski begitu Galih berharap Gea tidak akan sadar ke kepo an nya.

"Cinta tinggal sama Paman dan Bibinya.."

"terus...?"

"Bibinya kurang suka sama Cinta.." beritahu Gea. entah kenapa Gea malah memberitahu hal ini. Padahal Gea bukan tipe orang yang bocor terlebih ini soal sahabatnya.

"bukan pamannya?. biasanya yang aneh kan paman...?" Galih tetap menanggapi dengan santai. berharap adiknya ini bisa bercerita lebih banyak hal.

"enggak lah, kakak aneh. Enggak semua paman itu buruk ya. Lagian itu paman kandung Cinta, maksud Gea paman Cinta saudara langsung dari almarhum papanya Cinta..."

"ohhh. .." mengangguk

"terus..." meminta lagi

"Iya gitu deh, kalau paman Cinta enggak ada Bibinya pasti bertingkah. Pokoknya dia suka nyiksa Cinta, bukan fisik sih tapi lebih ke Cinta di buat capek biar keluar dari rumah dia mungkin maksudnya..."

Galih menaikan alisnya. Tampaknya cerita ini serius dan tidak bisa di anggap remeh.

" Dia cukup dewasa, Kenapa enggak tinggal sendiri aja...?" Heran

"hah, Gea juga pernah tanya gitu. Tapi kata Cinta dia bingung ijin sama pamannya soalnya pamannya enggak tau soal kelakukan Bibinya. Mau bilang pun kasian paman katanya takut hubungan mereka bermasalah..." Galih mulai paham alur ceritanya. terlalu dramatis dan di buat sulit.

Padahal tinggal bilang sama pamannya maka selesai. Tapi kembali lagi menjadi orang terlalu perkasa itu sulit dan merepotkan.

Galih terdiam mulai memikirkan hidup gadis itu. Galih bahkan membayangkan bagaimana kesepiannya dia.

Kasian banget kalau sampai itu benar....

☘️

☘️

☘️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!