Ervina seorang CEO ZyroCorp harus meregang nyawa akibat ledakan sebuah bom.
Jiwanya harus berpindah pada tubuh seorang gadis yang sedang terbaring koma akibat di dorong dari atap kampus oleh geng yang selalu membully Nessa.
Apakah Ervina yang saat ini menepati tubuh Nessa, bisa menegak kan keadilan untuk Nessa dan Dirinya sendiri??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laras noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
Sebelum pergi Nessa menatap sang kakak gadis kecil tersebut dengan sinis lalu membuang mukanya, nessa berjalan ke arah mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan area parkir mall tersebut.
Sedangkan Diego yang mendapatkan tatapan sinis dari seorang gadis merasa terhina karena selama ini semua gadis berlomba lomba untuk mendapatkannya.
***
"Beraninya dia menatapku seperti itu" ucap Diego.
Baru saja Diego bergumam suara seorang wanita paruh baya yang berpakaian modis menghampiri Diego dan Hanum.
"Sayang dari mana saja kamu" ucap Oktavia pada Hanum.
"Tadi Hanum ikut kucing terus udah ada di sini" ucap Hanum.
"Apa kau melihat yang menolong Hanum Digo" ucap Oktavia pada putranya.
"Seorang gadis menyebalkan mah" ucap Diego malas.
"Ada apa dengan suara bicaramu, apa ada yang membuatmu kesal" goda sang mamah.
"Aku tak mau membahasnya lebih baik kita segera pulang" ucap Diego tak ingin terus di goda oleh sang mamah.
"Baiklah ayo sayang kita pulang" ucap Oktavia.
Oktavia memegang tangan putrinya sedangkan Diego berjalan di depannya, dia tahu pasti ada sesuatu yang terjadi pada Diego.
Saat ini mereka tengah berada di mobil Diego yang menyetir sedangkan Mamah dan Hanum berada di kursi belakang.
Mamah berbisik pada Hanum untuk menanyakan apa yang terjadi pada Diego.
"Apa kau mau menceritakan apa yang terjadi pada kakakmu sayang" ucap Oktavia.
"Tentu saja mah, tapi di kamar aja" ucap Hanum cekikikan.
Hal itu tak lepas dari mata elang milik Diego, dia tahu pasti sang mamah sedang mengorek informasi dari sang adik.
"Kenapa mamah bisa kehilangan Hanum?" Ucap Diego.
"Mamah terlalu fokus pada belanjaan mamah sampai tak memperhatikan Hanum Digo" ucap Oktavia tersenyum.
"Mamah selalu saja seperti itu" ucap Diego malas.
Karen ini bukan kali pertama Hanum hilang saat pergi berbelanja dengan mamahnya.
Sebelum kembali ke mansion Benedict Nessa memarkirkan mobilnya di sebuah taman.
"Pasti saat ini Samuel tengah sangat kebingungan" ucap Nessa yang baru saja duduk di bangku taman.
Nessa dengan cepat mengambil ponselnya yang berada di saku celana dan menekan semua nomor.
Tak perlu menunggu lama panggilan tersebut tersambung, sepertinya dia sangat menunggu telpon dari dirinya.
"Pasti kau sudah mendengar pesanku Sam" ucap Nessa.
"Ya nona saya sudah mendengarnya dan saat ingin saya sedang merasa bingung bagaimana anda mengetahui semua itu" ucap Samuel di seberang telpon.
"Hahaha .. kenapa kau harus bingung Sam bukan kah aku sudah mengatakannya saat aku menelpon mu" ucap Nessa terkikik.
Nessa dapat membayangkan wajah kebingungan Samuel, Samuel tak mungkin percaya ucapan gadis tersebut jika dirinya Ervina karena bagaimana pun dia sendiri yang menguburkan Ervina.
"Jangan pernah bercanda padaku karena aku bukan seseorang yang seperti itu, jadi katakan siapa dirimu jika kau tangan kanan nona Ervina seperti aku mari kita bertemu" ucap Samuel.
"Dan aku pun tidak sedang tidak bercanda dengan mu Sam, kau awasi saja lebih dulu tuan Setia karena dia tikus yang berada di perusahaan" ucap Nessa.
Samuel terkejut apalagi Nessa mengetahui siapa tikus yang bersembunyi di perusahaannya.
"Baik akan aku urus dia, tapi ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan mu mengenai ZyroCorp para pemegang saham ingin mengangkat CEO baru" ucap Samuel.
"Bersabarlah sebentar lagi aku yang akan mengambil alih ZyroCorp, siapa mereka ingin menggantikan posisiku" ucap Nessa angkuh.
Samuel semakin bimbang karena gadis yang saat ini sedang menelpon dengan memiliki banyak kesamaan dengan Ervina, meski dia hanya mendengar suaranya tapi nada bicara itu memang sangat sama dengan Ervina saat merasa kesal.
"Baiklah aku percaya padamu tapi cepatlah aku tak bisa selalu mendengar ocehan mereka" ucap Samuel.
"Hahaha.. baiklah aku akan segera menemui mu Sam" ucap Nessa.
Nessa mematikan panggilannya dengan Samuel.
"Bagaimana aku dapat memimpin kembali perusahaan itu aku saat ini di kota Fortisia" ucap Nessa yang baru saja ingat.
"Mungkin aku akan cuti kuliah selama sebulan lagi untuk mengurus ZyroCorp terlebih dulu" ucap Nessa.
Nessa bangkit dan berjalan ke arah mobilnya karena hari sudah sore tak terasa dia menghabiskan seharian di luar mansion.
Saat ini Samuel masih di kantor dia mengurus semua pekerjaan yang Ervina tinggalkan karena dia tak bisa mempercayai siapapun kecuali orang orang yang Ervina latih sendiri dan di beri nama prajurit naga.
Akhirnya Samuel menyelesaikan tugasnya hingga malam, dia memutuskan akan menginap di apartemen Ervina karena kebetulan apartemen milik Ervina tidak terlalu jauh dari perusahaan.
Samuel melajukan mobilnya meninggalkan ZyroCorp menuju apartemen Ervina hari ini dia terlalu lelah untuk menempuh perjalanan cukup jauh menuju apartemen milik nya.
Saat ini di mansion Benedict Nessa tengah makan malam bersama keluarganya, tak ada suara apapun selain suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring.
Karena menurut keluarga Benedict makan dalam diam sudah menjadi kebiasaan dan merupakan sopan santun, setelah acara makan malam barulah mereka akan berceloteh bertanya tentang keseharian satu sama lain.
"Jadi apa yang kau beli Nes" ucap Zahir.
"Aku membeli pakaian pah, aku akan berpakaian yang layak dan cantik" ucap Nessa.
Lestari senang dengan Nessa yang sekarang dulu Nessa sangat pendiam dan tak memperhatikan penampilannya.
"Bagus lah sayang mamah sudah sangat geram dengan penampilanmu yang sangat menyakitkan mata" ucap Lestari.
"Iya mah maaf mungkin dulu Nessa tak terlalu memikirkan tentang itu sebabnya Nessa di bully, tapi mamah tenang saja sekarang Nessa akan tampil beda dan tak akan diam saja" ucap Nessa memeluk Lestari.
"Baguslah kau mau berubah sayang, jadilah wanita kuat" ucap Lestari mengusap kepala Nessa.
Nessa merasa sangat senang karena dia dapat kembali merasakan kasih sayang orang tua meski itu bukan orang tua kandungnya.
"Terima kasih telah membiarkan aku merasakan kasih sayang kedua orang tua lagi" ucap Nessa dalam hati.
"Iya mah, tapi Nessa mau cuti lagi sebulan mah pah boleh ya" ucap Nessa.
"Kamu masih sakit sayang" ucap Lestari yang duduk di samping putrinya.
"Nggk mah Nessa cuman pngen liburan ke kota Heritania aja boleh kan" ucap Nessa.
"Baiklah kalau begitu kau pergi bersama papah kebetulan papah akan ke ZyroCorp ada yang perlu di bahas dengan tuan Samuel" ucap Zahir.
"Benarkah pah? Kapan papah akan berangkat" ucap Nessa antusias.
"Papah akan menemui tuan Samuel 5 hari lagi" ucap Zahir.
"Baiklah pah aku akan ikut bersama papah tapi setelah urusan papah selesai aku masih ingin di sana anggap saja aku sedang berlibur" ucap Nessa.
"Baiklah yang penting kamu senang sayang" ucap Zahir.
"Makasih pah" ucap Nessa.
"Kamu harus hati hati di sana sayang" ucap Lestari.
"Baik mah" ucap Nessa.
Malam semakin larut dan Samuel pun tengah tidur terlelap di apartemen milik mendiang Ervina dia terlalu lelah untuk menempuh perjalanan cukup jauh menuju apartemennya.
Saat Samuel tengah tidur terlelap dia harus terbangun karena suara ponsel yang terus menerus berdering.
"Siapa sebenarnya yang mengganggu tidurku" ucap Samuel kesal.
Samuel segera mengambil ponselnya tanpa melihat siapa yang menelpon.
"Sebaiknya yang akan kau sampaikan ini sangat penting karena kau telah menganggu tidurku" ucap Samuel kesal.
"Baiklah jika begitu aku akan menutupnya saja Sam" ucap Nessa.
Ya yang menelpon Samuel adalah Nessa dia ingin memberitahukan tentang kedatangannya pada Samuel.
Samuel yang mendengar suara tersebut langsung melihat nama yang tertera di ponselnya "orang asing sok tahu " itulah nama yang di berikan oleh Samuel pada Nessa.
"Maaf aku sangat lelah dan sudah tertidur, ada apa?" Ucap Samuel.
"Aku akan ke ZyroCorp 3 hari lagi, tolong kau bersihkan apartemen ku dari bau air liurmu Sam" ucap Nessa.
Nessa tahu jika Sam sudah sangat lelah dia pasti akan menginap di apartemen bersama dengan Nessa, jadi saat ini pasti Samuel sedang di apartemennya.
Mata Samuel seketika melotot saat mendengar ucapan Nessa bagaimana dia bisa tahu.
"Dari mana kau tahu, apa kau mengirimkan mata mata untukku" ucap Samuel melihat ke sekeliling.
"Karena itu sudah menjadi kebiasaanmu Sam, kalau begitu aku tutup kau lanjut saja tidur jangan lupa laundry semuanya" ucap Nessa mematikan panggilan telpon.
Samuel menganga tak percaya bagaimana bisa Nessa mengetahui kebiasaannya, apa yang Nessa katakan memang benar.
"Apa benar dia nona Ervina, aku akan mengetahuinya saat nanti bertemu" ucap Samuel.
Tak ingin memikirkannya lebih jauh Samuel kembali melanjutkan tidurnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...