Karena terjerat banyak hutang dan kebutuhan yang terus meningkat, Yoko, terpaksa meninggalkan istri tercinta, pergi merantau ke negeri orang.
Satu tahun pertama bekerja, Yoko menjalani pekerjaan tanpa hambatan apapun dan dia bisa menjaga hatinya untuk sang istri tercinta.
Namun, sebuah kejadian mengerikan yang dia alami, membuat Yoko harus terjebak di rumah mewah, yang dihuni janda-janda cantik dan mempesona. Bahkan, Yoko pun diperlakukan sangat istimewa oleh mereka.
Mampukah Yoko bertahan dengan setianya? Atau justru hatinya akan goyah dan dia terjatuh dalam pelukan janda-janda yang mengistimewakannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Potensi Yoko
Canggung, itu lah yang Yoko rasakan saat ini. Meski ini bukan pertama kalinya Yoko hanya mengenakan kolor di depan umum, tapi ini adalah pengalaman pertama kalinya bagi Yoko, memamerkan tubuh atletisnya di depan banyak sorotan kamera.
Banyak yang memuji keindahan tubuh Yoko. Apa lagi kulit Yoko yang berwarna coklat buah sawo serta tato abstrak yang terlukis di bahu kanannya menambah kesan gagah bagi siapa pun yang memandang pria itu.
Belum lagi kumis dan jambang tipis serta dada yang berbulu, menambah kesan jantan Yoko semakin menguat. Penampilan Yoko pun menarik banyak mata, baik dari kalangan pengunjung maupun semua orang yang terlibat dalam acara tersebut, karena penampakan Yoko sangat berbeda dari semua model pria yang kebanyakan memiliki kulit putih.
Dengan sabar dan telaten, Meycan dan anak buahnya memberi arahan kepada Yoko, apa saja yang harus dilakukan pria itu. Yoko pun berusaha mengerti dengan memperhatikan setiap ucapan serta gerakan yang dicontohkan kepadanya.
Hingga tiba waktu yang ditentukan, kini saatnya bagi tim talent milik Meycan untuk tampil. Ada delapan model yang akan naik ke atas panggung termasuk Yoko. Pria itu pun berusaha untuk menepis rasa gugupnya.
Dan begitu Yoko menunjukan aksinya, Meycan dibuat terpana karena Yoko menjalankan tugasnya dengan sempurna. Bahkan sampai empat kali Yoko, berganti celana yang dipamerkan, pria itu sukses menunaikan tugas dadakannya, seperti layaknya model profesional.
"Wahh, Yoko!" Seru Meycan kegirangan kala Yoko kembali ke stand miliknya setalah semua tugas selesai. "Kamu keren sekali! Gila!"
Yoko pun hanya bisa tersipu.
"Ternyata kamu punya bakat jadi model, Yok, hebat."
"Nona bisa aja," balas Yoko merendah. "Aku sudah boleh mengenakan baju kan, Non?"
"Sudah, sana, ganti baju dulu."
Yoko mengangguk dan dia melangkah ke tempat yang digunakan untuk berganti pakaian.
Meycan benar-benar dihinggapi keberuntungan lebih kali ini. Berkat aksi Yoko, sekarang stand miliknya diserbu para pengunjung untuk melakukan pemesanan jenis celana yang digunakan Yoko.
Dengan antusias para anak buah Meycan pun memberi pelayanan. Suasana semakin ramai saat Yoko muncul di tengah kerumunan. Yoko langsung disambut antusias oleh beberapa pengunjung dengan beragam pertanyaan.
"Eh, kalau nggak salah, anda pria yang kemarin menggagalkan perampokan di toko emas kan?" tanya salah satu pengunjung yang cukup mengejutkan Yoko dan beberapa orang mendengarnya. "Wajah anda sangat mirip."
"Anda tahu darimana?" tanya Meycan.
"Kebetulan pas kejadian, saya ada di sana," jawab sosok itu. "Saya sedang bersama orang tua untuk memesan cincin. Terkaan saya benar kan?"
Meycan tersenyum dan dia langsung membenarkan. Seketika kerumunan di sana pun menjadi heboh dan stand Meycan bertambah semakin ramai.
"Sepertinya anda membawa keberuntungan, Tuan," ucap salah satu anak buah Meycan, beberapa jam kemudian saat acara telah selesai. "Gara-gara anda, barang Nona Meycan yang keluar bertambah makin banyak."
"Benar," ucap rekan yang lain. "Kita sampai kewalahan loh menerima pesanan, baik secara online maupun offline."
Yoko yang sedang ikut berbenah sontak tersenyum. "Mungkin sudah rejekinya Non Meycan lancar, Nona," jawab Yoko merendah.
"Sepertinya malam ini kita tidak bisa pulang, Yok," ucap Meycan saat wanita itu datang menghampiri Yoko dan anak buahnya yang sedang berbenah. "Di daerah tempat kita melintas ada badai dan hujan deras. Jadi jalanan untuk sementara ditutup."
"Oh iya," seru salah satu anak buah. "Tadi, orang tua aku juga udah ngasih tahu, kalau jalanan ditutup. Wah, alamat nginep di hotel kalau gini."
"Ya udah, kalian nginep di hotel aja. Nanti soal biayanya kalian laporkan ke bagian keuangan ya?" Titah Meycan.
"Siap, Nona," balas para anak buah dengan antusias.
"Ya udah, saya tinggal dulu. Soalnya saya ada acara lain setelah ini," ucap Meycan. "Ayok, Yok, kita berangkat."
Yoko mengangguk dan dia pun pamit pada semuanya. Anak buah Meycan sudah tahu siapa sosok Yoko, jadi mereka tidak keberatan saat pria itu pergi.
"Memang ada acara apa lagi, Non?" tanya Yoko begitu dirinya telah berada di dalam mobil.
"Pertemuan dengan orang-orang yang tadi ikut berpartisipasi dalam acara pameran," jawab Meycan. "Sebenarnya sih aku sudah mewakilkan seseorang karena tadinya aku pengin santai di rumah. Eh malah ada masalah, ya udah, terpaksa aku yang berangkat sendiri."
"Ohh..." balas Yoko.
"Kebetulan acaranya di hotel, jadi, kita nanti sekalian nginep di sana," ucap Meycan lagi.
Yoko mengangguk dan dia memilih diam karena tidak ada yang ingin ditanyakan lagi. Hingga akhirnya, mereka pun sampai di hotel yang dituju.
"Waduh, gimana nih, Yok, hotelnya penuh. Kita nginep satu kamar nggak apa-apa?" ucap Meycan.
Yoko sebenarnya agak kaget. Tapi Yoko tadi juga mendengar sendiri dari petugas hotel, penyebab kamar di sana penuh.
"Ya nggak apa-apa, Non," balas Yoko.
Kamar yang penuh juga sebenarnya kamar yang harganya lebih murah. Ada dua tipe kamar yang harganya cukup murah yang tersedia di hotel tersebut, yaitu tipe D dan C. Sedangkan untuk tipe B dan A yang harganya lebih mahal, hanya tersedia beberapa kamar saja dan Meycan pesan yang tipe B.
Yoko juga tahu, untuk kamar tipe B harga permalamnya setara dengan gaji Yoko selama bekerja satu minggu, jadi mana mungkin Yoko menolak tawaran Meycan untuk menginap satu kamar.
"Nanti, kalau kamu mau langsung tidur juga nggak apa-apa, soalnya kemungkinan acaranya sampai malam. Kalau mau makan, tinggal pesan aja. Kamu tahu caranya kan?" ucap Meycan saat mereka melangkah menuju kamar yang akan mereka gunakan.
Yoko menangguk paham.
Hingga sampai di kamar yang di tuju, Meycan berada di sana sejenak, untuk berganti pakaian. Meycan memang selalu menyiapkan pakaian ganti di mobilnya. Sedangkan Yoko, masih mengenakan pakaian yang sama.
Begitu, Meycan pergi ke ruang pertemuan yang berada di hotel yang sama, Yoko memilih menghibur diri dengan membersihkan tubuhnya, lalu santai menikmati acara televisi.
Sesekali dia memeriksa ponselnya dan membalas beberapa chat yang masuk kecuali pesan dari istrinya. Yoko benar-benar tidak mau tahu, soal hutang dan apapun yang menyangkut tingkah istrinya.
Karena badan dan pikiran yang cukup lelah, perlahan Yoko pun mulai dihinggapi rasa kantuk hingga akhirnya dia terlelap saat waktu baru saja menunjukan pukul tujuh malam.
Di tempat lain, ada dua sosok wanita yang terdiam dalam kamarnya masing-masing. Pikiran mereka berkelana pada sosok pria yang saat ini sedang pergi dan tak bisa kembali karena gangguan cuaca.
"Kira-kira malam ini Yoko tidur dimana? Apa mungkin dia tidur di kamar hotel bareng Meycan? Pasti nggak mungkin, Yoko kan tipe pria setia. Nggak mungkin Yoko juga tidur dengan Meycan."
Kedua wanita itu pun dilanda kegelisahan.
/Facepalm//Joyful//Smile/
Update 10 Bab gitu...
lanjut thor 🙏
Astaga nona...maksudnya donat kan berlubang, emang enak bangeeeettttttt....
🍩🍩🍩🍩🍩