Raja, seorang penipu ulung dengan reputasi yang buruk, terjebak dalam sebuah apartemen yang salah. Di sana, ia bertemu dengan Ratu, seorang dokter yang sedang patah hati dan berniat bunuh diri. Pertemuan yang tidak biasa ini membuat mereka terikat dalam sebuah hubungan yang kompleks.
"Aku menemukan seseorang yang sepertimu, tapi dia pencuri!" Ratu Adhitama menatap pria yang mirip dengan seseorang yang sulit ia lupakan.
"Pencuri ini akan menjadi penyembuh luka yang kau rasakan selama ini," gumam Raja dengan senyum menyeringai.
Akankah Raja berhasil mencuri hati Ratu Dokter cantik? Atau ia terjebak dengan permainan yang ia buat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Derek masih menyimpan dendam kepada pria yang melukainya. Ia masih ingat ciri-ciri pria itu, meskipun dalam keadaan gelap ia ingat jam tangan yang dikenakan oleh pria itu. Jam tangan limited edition yang hanya di beli oleh asisten pengusaha terkenal, Mark Louis.
"Sialan! Aku akan balas dendam kepadamu" gumam Derek dengan emosi.
"Kau yakin ingin membalas dendam? Kau tahu dia siapa? Orang-orang dibelakangnya sangat mengerikan kau tahu?" tanya Bastian rekan kerja Derek.
Derek menatap Bastian dengan serius, "Aku tidak peduli, aku akan melakukan sesuatu kepada pria sialan itu!" tukas Derek dengan sorot mata menyalang.
Bastian mengangkat kedua tangannya, "Aku sudah memberitahumu, kalau terjadi sesuatu denganmu aku tidak terlibat."
Derek tidak memperdulikan, Derek memandang cermin, melihat sebelah mata yang terkena tembak dan tangan yang hilang karena ulah Mark. Ia merasa marah dan dendam kepada pria yang melukainya, terutama ketika ia mengingat jam tangan yang dikenakan oleh pria itu.
"Mark Louis... Aku yakin itu kamu," gumam Derek dengan emosi. "Aku akan mencari tahu dan membalas dendam kepadamu. Kamu tidak akan bisa melarikan diri dari aku," katanya dengan nada yang penuh ancaman.
Derek mulai mencari informasi tentang Mark Louis, mencari tahu segala sesuatu tentangnya, dari kehidupan pribadinya hingga kelemahannya. Ia yakin bahwa suatu hari nanti ia akan bisa menemukan kesempatan untuk membalas dendam kepada Mark Louis.
Hari ini hari yang sangat indah bagi Raja setelah hal gila yang mereka lakukan mereka melanjutkan sesi lainnya di rumah. Itu sebabnya wajah Raja terlihat sangat berseri, pagi ini mereka akan melanjutkan langkah selanjutnya membobol keuangan Tuan Sisilio.
"Kau bersemangat sekali?" sindir Birel ketika melihat Raja sangat bersemangat.
Raja tersenyum menanggapi ucapan Birel, "Aku ingin cepat menyelesaikan misi ini dan berlibur dengan istriku!"
Luna mengawasi pergerakan mereka dari dalam karavan, Birel dan Raja saat ini akan melakukan pertemuan dengan Tuan Sisilio dan asistennya. Dari kejauhan Raja dapat melihat mereka dan anak buah mereka. Raja dan Birel menghampiri mereka, mereka saling berjabat tangan ketika bertemu.
"Selamat siang Tuan Rodrigo!" sapa Tuan Sisilio dan Derek bersamaan.
Raja dan Birel tersenyum sambil memberi hormat kepada mereka, mereka duduk bersama untuk membahas pencucian uang yang akan mereka jalankan.
"Aku akan memasukkan nomorku untuk lebih mudah mengakses sistem kerja kami. Setelah ini semua aset kekayaanmu akan aman Tuan" ucap Raja dengan sangat meyakinkan.
Tuan Sisilio tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, "Aku mempercayaimu Tuan Rodrigo."
Birel dengan cekatan memasukkan nomor mereka, mengaitkan dengan akun keuangan milik Tuan Sisilio. Mereka tersenyum menyeringai ketika berhasil mengaitkan akun keuangan Tuan Sisilio dengan rekening Raja.
Tiba-tiba saja Tuan Sisilio tergelak tawa bersamaan dengan Derek dan yang lainnya. Raja dan Birel terkejut mengapa mereka tertawa, apa mereka mengetahui sesuatu?
Tak lama kemudian salah satu dari mereka membawa Luna yang sudah mereka ikat. Raja mengepalkan tangannya begitu pun Birel sangat marah.
"Sialan!
Tuan Sisilio tertawa, ia lalu menarik rambut Luna ke belakangan. "Andai Derek tidak menyelidiki Mark Louis ia pasti tidak akan tahu siapa kalian."
"Sudah kubilang, Mark mengacaukan semuanya!" gumam Raja kesal.
Tuan Sisilio menodongkan senjatanya pada Raja lalu tersenyum sinis, "Sebelum kau menikmati semua hartaku, akan kuantar kau ke neraka terlebih dahulu!" ancam Tuan Sisilio dengan amarah.
Namun tiba-tiba saja seseorang menghentikan Tuan Sisilio dengan menembakkan senjatanya kepada Sisilio sehingga senjata itu terlepas.
DORR!!
"Sialan! Siapa yang mengacaukan?" teriak Sisilio marah.
Dua pria mengenakan jaket kulit berwarna hitam berjalan mendekat, awalnya mereka pikir itu Mark dan Lucas. Dugaan mereka ternyata salah, dua pria ini sangat asing bagi mereka.
"Siapa mereka?" tanya Derek penasaran.
"Leonard ketua mafia Blackwood dan satu lagi aku tidak mengenalnya" jawab Bastian sambil bersiap untuk menyerang.
Kedua pria itu melawan semua anak buah Sisilio, Raja, Birel dan Luna berhasil terbebaskan karena bantuan mereka. Satu persatu musuh tumbang oleh mereka membuat Derek dan Sisilio kewalahan melawan mereka.
Pertempuran sengit antara kedua belah pihak terus berlanjut, dengan Raja, Birel, dan Luna bekerja sama untuk mengalahkan anak buah Sisilio. Derek dan Sisilio sendiri mulai kewalahan menghadapi ketiganya, yang terus menerjang dengan taktik dan kekuatan yang luar biasa.
"Ternyata mereka tidak bisa dianggap remeh!" tukas Sisilio geram. "Serang mereka, jangan sampai kita kalah!"
Sisilio memerintahkan anak buahnya untuk menyerang, tapi Raja dan timnya sudah siap. Mereka bergerak dengan cepat dan efektif, mengambil keuntungan dari setiap celah yang ada.
Birel menggunakan kekuatannya untuk menghantam lawan, sementara Luna menggunakan kelincahannya untuk menghindari serangan dan menyerang dari sudut yang tidak terduga.
Raja sendiri menggunakan kemampuan strategisnya untuk mengarahkan timnya dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Ia bekerja sama dengan Birel dan Luna untuk mengalahkan musuh, dan perlahan-lahan mereka mulai mendominasi pertempuran.
Derek dan Sisilio semakin kesal karena anak buah mereka terus berjatuhan, dan mereka mulai merasa terdesak. Tapi mereka tidak akan menyerah begitu saja, dan pertempuran sengit ini akan terus berlanjut sampai Mark dan kawan-kawan datang.
Mark, Lucas dan Justin membantu Raja dan teman-temannya. Mereka merasa ini suatu jebakan ketika mereka melihat Leonard dan anak mendiang Franco ada di sana membantu Raja.
"Mark, aku merasa ada yang tidak beres!" kata Justin sambil melawan musuh.
Mark dan Lucas merasa seperti itu, "Ya, aku pun merasa seperti itu. Justin sebaiknya kau pergi dari sini, biar hanya aku yang dibenci Martin."
Mark memberi kode kepada Lucas agar membawa pergi Justin, mereka tidak boleh terlibat. Ia yakin ini strategi yang dibuat Leonard untuk memecah The Black, mereka mengetahui saat ini Martin sedang amnesia sehingga memanfaatkannya.
Lucas dan Justin pergi meninggalkan tempat, sementara Leonard dan Frans berhasil menghabisi anak buah Sisilio. Sisilio, Derek dan Bastian berhasil melarikan diri.
"Terima kasih banyak, atas bantuan kalian berdua" ucap Raja dengan sopan.
Leonard tersenyum sementara Frans senang sekali melihat wajah Mark yang penuh amarah. Mark mencengkram kerah kemeja yang dikenakan oleh Leonard.
"Permainan apa yang kau mainkan saat ini, hah?" tanya Mark dengan kesal.
Leonard mengkerutkan keningnya, berpura-pura tidak mengetahui apa yang diucapkan oleh Mark. "Apa maksudmu?" tanyanya bersikap polos.
Raja melepaskan cengkraman Mark lalu mendorong Mark hingga terjatuh. "Apa-apaan kau? Mereka yang membantu kami! Kalau bukan karenamu rencana kami akan berjalan lancar, kau pembuat masalah!" bentak Raja dengan sorot mata tajam.
Mark tercengang karena Raja lebih mempercayai mereka daripada dirinya. "Martin, sadarlah! Lihatlah siapa mereka? Mereka musuh kita, mereka ingin memecah kita Martin!" teriak Mark penuh emosi.
"Aku bukan Martin yang kau maksud!"