"Ah, aku berada di mana?"
Sebuah tempat yang mengesankan! Sial, tapi ini bukan duniaku. Ini adalah dunia sihir! Tunggu, aku terjebak di dalam tubuh seorang pemuda hina yang memiliki sihir sama sekali.
Bodoh, kenapa aku ini mencintai seorang putri kekaisaran sedangkan aku bukan siapa-siapa?
Ahahaha tidak masalah, mari kita genggam dunia ini menggunakan sebuah kecerdasan yang luar biasa. Tidak apa-apa aku tidak memiliki sihir, tapi aku memiliki sebuah seni yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Ini adalah dunia yang dipenuhi oleh pedang dan juga sihir. Kau tidak punya sihir? maka kau akan dikucilkan. Tapi mari kita lihat, bagaimana pemikiran dunia modern diterapkan di dunia yang tidak pernah menyentuh sains yang menakjubkan. Juga, mari kita taklukkan dunia ini dengan sebuah kecerdasan dan perkembangan teknologi yang luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arachanaee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Limbah Akhir
Kazuto benar-benar bertindak seperti seorang dokter yang memberikan saran kepada bawahannya. Tapi itu bukanlah suatu hal yang ada di luar kemampuannya. Dalam perkuliahan, sebenarnya Kazuto adalah seorang mahasiswa hukum. Ya! Itu benar! Kazuto adalah seorang mahasiswa hukum.
Namun, jangan heran kenapa dia mengerti hal-hal basic seperti ini. Sebenarnya, Kazuto adalah seorang mahasiswa yang sangat gemar membaca dan mengetahui hal-hal yang baru. Bahkan hanya sekadar membaca buku dibidang kedokteran, apalagi ini adalah hal-hal yang basic.
Selain kedokteran, Kazuto juga ahli sedikit dalam hal duniawi, seperti fisika, kimia, dan juga hal-hal pelajaran rumit lainnya. Kazuto bahkan disebut sebagai mahasiswa berbakat yang menguasai segala bidang keilmuan. Memang ini terlihat sangat berlebihan, dan sangat disayangkan kenapa dia tidak mengambil progam studi yang berhubungan dengan saintek. Justru malah mengambil sosial humaniora, lebih tepatnya mahasiswa hukum.
Itu karena dia adalah seorang yang haus ilmu. Juga saintek sudah ia pelajari, maka dia juga ingin mendapatkan sebuah ilmu mengenai sosial humaniora. Dia adalah orang yang sangat mengandalkan otak dibandinkan dengan otot.
Yang menjadi masalah adalah, Kazuto tidak memiliki tampang yang bagus. Dia adalah mahasiswa yang jelek, culun dan lain sebagainya. Ya, daripada dia fokus untuk mengurus kelemahannya, lebih baik dia mengasah mesin tempurnya, yaitu sebuah otak dan juga pikiran.
Hal yang luar biasa ketika dia sampai di dunia ini. Justru dia bertransmigrasi ke seseorang yang memiliki wajah rupawan! Rambut putih seputih bola salju, dan juga mata biru yang menakjubkan! Ini perpaduan yang sangat sempurna. Tidak ada sihir, bukan masalah. Masih ada mesin tempur yang Zuto miliki sekarang.
“Sahal, bagaimana kondisimu?”
Kazuto saat ini sedang berdiri di atas tanah galian, melihat seorang pria berotot dari atas yang saat ini memegang sebuah cangkul. Galian sekarang ini berukuran kedalaman dua meter, dengan diameter sekitar 1 meter, yang mana tujuan Kazuto membuat ini adalah sebagai sebuah pembuangan limbah kotoran manusia, yang mana akan tersalur di tempat seperti ini.
Masalah kebersihan desa ini sangatlah buruk, mereka seolah terlahir dengan penuh kejorokan. Bahkan tidak peduli jika kotoran hewan atau manusia berceceran hingga mengotori air mereka. Pun, jika mereka membuang kotoran langsung ke sungai itu tidak masalah, yang menjadi masalah adalah mereka yang membuat kotoran di pinggiran sungai. Maka dari itu, perlu dibuatkan sebuah jamban, yang ini bahkan jauh dari sumber air.
Desa ini sangat terbelakang. Nah, untuk menuju desa yang maju, maka kebersihan adalah hal yang paling utama.
“Tuan, untuk apa membuat lubang sebesar ini?”
“Untuk orang buang kotoran. Di masa depan, aku berharap setiap rumah memiliki satu sistem ini sendiri. Jadi tidak ada orang yang membuang hajat di pinggir sungai.” Jawab Kazuto.
“Ba-bagaimana caranya kita buang hajat di tempat ini?”
“Maksudku, kau tidak harus turun ke lubang ini hanya untuk buang hajat ok? Setelah lubang ini jadi, aku minta kamu tutup dengan sebuah papan yang memiliki kekuatan paling tidak bisa membuat lima orang mampu berdiri di atasnya. Kemudian, di tengah-tengah papan buat lubang paling tidak seluas telapak tanganmu.” Kazuto menjelaskan.
Sahal diam sejenak sebelum dia benar-benar mengerti. Barulah dia tersenyum dan mengangguk secara berulang kali karena tahu bagaimana maksudnya. Dengan begini, orang-orang tidak akan berak dan mencemari sungai lagi.
Baik, masalah pembuangan limbah manusia teratasi. Tapi mereka harus menjaga keberseihan mereka. Tidak mungkin mereka tidak cebok? Sumur adalah ide yang bagus, jaraknya haruslah beberapa meter dari jamban ini. Kazuto akan memerintahkan Sahal untuk menggali sebuah sumur menggunakan cara manual.
Baru, setelah sistem pembuangan limbah ini secara sempurna selesai, kotoran ini akan bisa dimanfaatkan sebagai sebuah kompos. Dalam konsep modern di dunia ini, Kazuto akan memulainya terlebih dahulu pada sektor pertanian dan juga peternakan. Juga ini menjadi sebuah seni bertahan hidup dari masyarakat yang mendiami suatu tempat secara permanen.
*****
“Musim dingin akan tiba. Kita tidak tahu apakah kita bisa bertahan dalam musim dingin?” Laura, dia duduk dengan sebuah api di depannya. Sementara Helen juga ada di situ, dimana dia mengaduk sesuatu yang ada di dalam tungku dengan begitu cepat.
“Itu juga yang aku khawatirkan. Sudah 3 bulan bencana ini terjadi yang membuat kita kehilangan 80% populasi. Makanan kita juga sudah menipis dan aku tidak tahu bagaimana kita nantinya saat musim dingin.” Ungkap Helen.
Secara tidak sengaja, air matanya meleleh, membasahi pipi yang membuat dia tersadar dan mengusapnya. Dia benar-benar bingung bagaimana menghadapi hal ini semuanya. Dia segera menghapus air matanya dan mencoba untuk tersenyum. “Jangan menyerah, kita masih memiliki harpan. Tuan Kazuto, dia telah memberi harapan kepada kita.”
“Tapi ....” Laura masih tampak murung. Sepertinya, dia memiliki pikiran yang buruk. “Sebenarnya jauh lebih baik jika orang-orang meninggal. Akan sangat merepotkan jika ternyata mereka sembuh. Dan mereka tidak akan mendapatkan makanan selama musim dingin.”
“Laura!” teriak Helen kepada Laura. Pikirannya benar-benar sangat buruk.
Mereka menghembuskan napas di siang bolong. Tapi memang benar apa yang dikatakan oleh Laura. Tapi kazuto mungkin akan berusaha untuk memikirkan jalan keluar bagaimana mereka akan bertahan dalam musim dingin sementara persediaan makanan sudah mendekati ujung.
“Semoga tuan Kazuto adalah seseorang yang dipilih untuk dewa untuk menjaga tempat ini dari hal yang buruk.” Ucap Laura sambil mengepalkan kedua tangannya sambil menghadap ke arah langit.
“Tunggu, itu Elynore? Elynore sudah sembuh?” Ungkap Helen dengan wajah yang penuh dengan keterkejutan.
Laura yang mendengar perkataan Helen pun, dia menghadap ke sekeliling saat tahu bahwa Elynore sudah sembuh. Perlu diketahui, bahwa Elynore adalah salah seorang penyihir penyembuh yang ada di desa ini. Sehingga membuat mereka kemudian terkejut.
Helen dan Laura melihat Elynore sedang mondar-mandir bersama dengan Selena seolah-olah mereka sangat sibuk. Kemudian, Helen berlari ke arah Elynore karena dia benar-benar sangat senang.
Saat itu, memang Elynore dan juga Selena sedang berjalan. Wajah Elynore dipenuhi dengan keputus asaan, karena dia merasa sangat sulit untuk menyembuhkan orang lain.
“Kak Elynore, kenapa?”
“Sulit sekali untuk menyembuhkan mereka, meski mereka sudah minum antibiotik tapi aku harus melakukan hal yang lebih.”
“Elynore!”
Elynore benar-benar terkejut dan dia langsung terhuyung ke samping. Dia kemudian menyadari bahwa Helen telah melompat ke arahya dan langsung memeluk Elynore. Helen kemudian menangis di atas pundak Elynore, yang mana membuat haru mereka berdua. Mata Elynore juga berkaca, wajahnya merah padam menahan tangisan walaupun pada akhirnya hal itu tidak dapat ia bendung.
“Kak Helen.”
Kazuto tiba-tiba sudah berda di samping sebuah rumah dan memandang drama tentang mereka semua. Tapi, dia juga ikut haru melihat hal tersebut. Memang, sangat disayangkan apabila mereka telah hidup bersama sebagai seorang teman, tapi salah satu dari mereka harus tertimpa hal buruk, dan yang lainnya harus berjuang keras untuk menyembuhkan wabah itu.
“Ya ya ya, bagus kan sekarang apabila Elynore sembuh? Tingkat keberhasilan kesembuhan meningkat lebih cepat.” Sahut Kazuto yang awalnya tanpa disadari oleh mereka. Dan mereka terkejut dengan keberadaan Kazuto.
“Tuan ....” Helen tidak mampu untuk bicara lagi, sekaligus dia juga mengusap air matanya.
“Tapi, yang jadi masalah. Kita akan mendekati musim dingin. Akan ada masalah baru jika mereka sembuh semua. Kami tidak memiliki persediaan makanan lagi.” Ungkap Laura merasa sangat sedih.
Kazuto kemudian tersenyum sambil mengangkat jari telunjuknya, dengan percaya diri, dia berkata, “Ada sekitar 25 ternak yang masih hidup bukan? Tapi karena mereka tidak bisa hidup lebih lama lagi dan menunggu kematian. Maka aku menyarnkan untuk membuat daging asap dan kering dari ke 20 ternak untuk persediaan makanan selama musim dingin.”
“Da-daging asap?” Kata Laura, dia merasa asing dengan kata-kata itu.
ayo mampir juga dinovelku jika berkenan