Peraturan yang sulit dijalankan Rizki begitu sulit bagi Rizki untuk tidak menyatakan perasaannya pada sahabatnya, mampukah Rizki untuk menjalankan peraturan orang tuanya untuk tidak pacaran sampai lulus sekolahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Intan merasa aneh karena Ridwan selalu ikut Bagas dan Brata ngobrol di ruang kerja dan selalu tidak kasih tahu apa yang dibahas, membuat Intan selalu penasaran sebenarnya apa rahasia yang disembunyikan sama Ridwan harus merahasiakan obrolan bareng Bagas dan Brata.
"Aku tidak mau Papi ikut ngobrol diruangan kerja malam ini!" tegas Intan menatap Ridwan dengan kesal.
"Loh kenapa sih sayang, aku kan ngobrol sama papi dan Bagas bahas pekerjaan biasa kok, kenapa dilarang sih tidak mungkin lah bahas yang aneh-aneh juga sama mereka, sudah iya aku kesana sebentar sebelum kita tidur oke." ucap Ridwan sambil ganti kaos.
"Bahas pekerjaan tapi apa yang dibahas saja tidak mau cerita ke aku kan, pokoknya tidak aku ijinkan pokoknya." lanjut Intan kesal karena Ridwan tidak bisa dilarang sama sekali.
Andaikan Ridwan mau kasih tahu apa yang dibahas bareng adik dan orang tuanya, tentunya Intan bakal selalu ijinkan Ridwan untuk ngobrol santai sama keluarganya tapi disayangkan Ridwan menjaga sekali apa yang dibahasnya membuat Intan malas kasih ijin lagi.
Ridwan geleng-geleng kepala merasa heran sama Intan yang curigaan sekali dan kepo, padahal yang dibahas bareng Bagas dan Brata memang bahas pekerjaan memang yang dibahas pekerjaan yang tidak boleh Intan tahu karena tidak mau diganggu sama sekali.
**
Rizki, Sisca, dan Sisil. Menulis nama masing-masing ke buku tulisnya ditemani sama Brata dan Meta membuat Rizki senang karena kedua orang tuanya bisa bantuin Rizki.
"Ayah besok anterin kita ke sekolah kan?" tanya Rizki karena tahu mulai besok ke sekolah Rizki, Sisca, dan Sisil ke sekolah ditemani sama dua bodyguard.
"Iya dong Nak, tapi pulang sekolah tidak bisa iya sayang, soalnya Ayah banyak kerjaan tidak masalah kan tapi makan siang bareng bisa tidak masalah kan?" tanya Brata sedih karena tidak bisa jemput Rizki seperti dulu lagi, karena Brata sudah punya pekerjaan baru yang harus dijalankan selesai menjalankan perusahaan yang nantinya untuk Putri jalanin setelah lulus kuliah nanti.
"Tidak masalah Ayah, kita mengerti kok Ayah sibuk bekerja kan untuk kita semua, sudah dianterin ke sekolah saja sudah senang kok." ucap Sisca mengerti sama kesibukan orang tuanya.
Sisca sudah janjian sama Sisil dan Rizki tidak menjadi anak manja lagi, karena takut ganggu pekerjaan Brata dan tidak tega membiarkan orang tuanya bulak balik demi temani dirinya terlalu lama dari sekolah ke Mall dan anterin ke rumah setelah itu kembali lagi untuk bekerja.
Brata bahagia sekali mendengar ucapan Sisca barusan, ternyata ketiga anaknya sudah mengerti akan kesibukannya dan tidak paksa dirinya untuk jemput ke sekolah dan minta ditemani ke Mall setelah pulang sekolah.
**
Putri peluk guling menatap tumpukan buku yang belum dirapikan sama sekali, merasa iri sama ketiga adik tirinya mendapatkan perhatian lebih dari ibu nya dan mau repot merapihkan buku untuk sekolah besok berbeda sama Bela, sampai rumah langsung masuk kedalam kamar dengan alasan lelah dan anggap Putri sudah dewasa bisa sendiri merapihkan bukunya.
"Mami dari dulu kurang perhatian sama anak, pantas saja ketiga bocah itu selalu pamer ke saya karena punya ibu yang selalu perhatian sama anak, mau repot dan capek untuk siapin keperluan anaknya tidak seperti mami mana mau ribet seperti bunda benar-benar iri rasanya sama perlakuan bunda ke ketiga anaknya." lirih Putri merasa semakin kurang perhatian dari Bela, Putri kira dengan kehadirannya Meta membuat Bela bisa memberikan perhatian untuk dirinya seperti Meta memberikan perhatian untuk anak-anaknya, tapi kenyataannya Bela masih tetap sama seperti dulu cuek dan tidak mau temani Putri untuk merapikan perlengkapan sekolah nya.