Antara Benci & Cinta

"Ma..atau kita lenyapkan saja Liana?"

Kalimat serius Tiara, sontak membuat mata Sandra membulat sempurna dengan ide gila putrinya itu.

" Apa? Tidak..Aku tidak mau masuk penjara..Jangan konyol kamu." Jawabnya tak mau ambil resiko.

"Biar aku yang melakukan. Aku harus menyusun rencana untuk itu. Tunggu saja.!"

"Tiara apa kamu sudah gila.??"

Gadis itu tak peduli teriakan ibunya. sambil mengibaskan tangannya, dia menuju lantai atas dan masuk ke kamarnya.

Gadis yang bernama Tiara Angelica ini memang sedikit temperamen, dan kurang sabaran. Sudah beberapa kali memang dia berbuat jahat pada Liana.

Pernah juga dia menjebak Liana untunglah asisten rumah tangga memergokinya sedang membawa Liana yang hampir tak sadarkan diri tepat didepan kamar kakaknya Jericho.

Dia bermaksud membuat Liana tidur dengan kakaknya agar gadis itu bisa nanti dinikahkan Alex dengan Jericho. otomatis seluruh harta kekayaan Smith tidak akan kemana-mana. Dasar otaknya berisi uang dan harta.

Dan sejak saat itu Liana tak mau lagi tinggal di mansion keluarga Smith. Dia keluar dari rumah yang banyak menyimpan kenangan ibunya itu dengan terpaksa. Yah dari pada mati konyol atau bisa-bisa gila, tujuannya adalah apartemen yang dibelikan ayahnya.

Itupun juga termasuk kehendak Alex yang sudah di pengaruhi Sandra, sehingga si ayah kandung ini percaya bahwa putrinya sudah jadi pemberontak.

Liana dari awal sudah tidak menyetujui ayahnya menikah lagi. Tapi Alexander Smith sudah kepalang jatuh cinta pada pesona Sandra. Akhirnya Liana yang jadi korban dari semua itu. Baru beberapa bulan ayahnya menikah, Liana sudah beberapa kali mengalami ketidak nyamanan bahkan sampai ayahnya meninggal setahun yang lalu pun Liana terus saja diteror tingkah jahat keluarga tirinya ini.

•••••• •••••• •••••• •••••

Tok Tok Tok

"Slamat pagi Nyonya, permisi, saya Rosa. Dan saya diperintahkan Tuan untuk menyiapkan keperluan Nyonya. Setelah itu saya akan antar juga Nyonya untuk sarapan." Seorang maid yang masih muda bernama Rosa, mampir ke kamar Liana, untuk mengurus semua keperluan majikan barunya, sesuai perintah pemilik mansion itu.

Karena maid itu melihat majikan perempuan itu hanya diam dia pun segera mendekati Liana.

"Mari Nyonya saya antar ke kamar mandi biar Nyonya saya bantu bersih- bersih." Kata maid itu sambil memegang tangan Liana yang masih betah duduk dipinggir ranjang king size-nya.

"Tak perlu Rosa. Biar aku sendiri saja. Kamu cukup mengatakan letak kamar mandinya arah mana." Kata gadis yang sudah menjadi nyonya muda itu.

"Tapi Nyonya..!"

"Tidak apa-apa aku harus belajar mandiri. Dan kamu tidak perlu merasa sungkan padaku." Kata Liana terdengar lembut dan tenang.

"Tapi tuan muda akan marah Nyonya.. karena tuan sendiri yang menyuruh saya untuk membantu nyonya..!" kata- kata itu langsung dibantah Liana.

"Tuan mu tidak akan tau kalau kamu tidak bilang padanya, bahwa bukan kamu yang melakukannya tapi aku sendiri." Liana sempat memalingkan wajahnya menahan sesuatu yang bergejolak saat mendengar kalimat Rosa yang seperti punya arti berbeda dari keadaan sebenarnya.

Jelas-jelas Arsen membencinya. Mengapa juga bisa mengkhawatirkan dirinya sehingga akan marah jika Rosa tidak mengurusnya dengan baik?

Semalam dia juga tidur larut bahkan lupa pada rasa lapar akibat memikirkan kata-kata pria yang sudah membuatnya berada diposisi saat ini.

"Baiklah Rosa, katakan kamar mandi arah mana?" Kembali Liana bersuara.

Maid itu terpaksa harus menjelaskan letak ruangan kamar mandi itu tanpa bisa lagi membantah.

"Dari tempat nyonya duduk, kira-kira empat langkah ke depan dan belok kanan tiga langkah lagi ada pintu kamar mandi. Tapi boleh nyonya berjalan ke sisi atas ranjang lurus saja empat langkah" Kata maid itu

Liana dengan kondisinya yang hanya menggunakan otak langsung ber imajinasi, dan berusaha paham kata-kata maid itu.

Tapi hati Liana masih rentan dengan ingatan-ingatan yang pernah dia tangkap lewat pendengarannya. Jadi saat dia mulai melangkah mengikuti petunjuk yang diucapkan Rosa, kembali dia mengingat kondisinya yang menyebabkan dia harus begini.

tuanmu benar Rosa aku memang tak berguna. Aku hanya bisa bergantung pada orang lain. Hehe. Liana berucap getir dalam hati. Gadis itu terus berjalan masuk kedalam kamar mandi, melangkah hati-hati, dengan tangannya yang terus meraba dinding kamar mandi itu. Namun beberapa saat kemudian.

PRANK

BUGH

Suara jatuh berasal dari dalam ruangan pembersihan itu. Bunyi itu menandakan ada benda yang rentan pecah terjatuh. Dan tampaknya Liana pun ikut terjatuh. Karena Rosa jelas mendengar suara-suara itu.

Ceklek

Rosa bergegas masuk tanpa mengetuk dulu. Dia terperanjat kaget melihat majikannya itu.

Maid rosa langsung mendekati Liana majikannya dan berusaha membantu Liana.

"Astaga Nyonya...Maaf aku tidak menjelaskan isi ruangan ini..sekali lagi maaf Nyonya." Maid Rosa merasa bersalah melihat Liana jatuh dengan pelipis nya berdarah.

Dia segera mengangkat tubuh Liana agar majikan perempuannya itu berdiri, segera pandangan Rosa pun mengarah pada barang yang jatuh tadi.

dan ternyata yang jatuh hanya vas bunga kecil berbahan kaca yang didalamnya ada bunga kecil-kecil berbaur dengan cairan yang berfungsi sebagai pengharum sekaligus ruangan itu.

Liana tak ingin menyalahkan orang lain karena keadaannya. Katanya pada maid itu.

"Tidak apa-apa Rosa. Aku juga yang salah tidak menanyakan nya." Balas Liana berusaha tersenyum. "ini juga bagian dari belajar kan?" Tambahnya lagi. Yah..Arsen juga mengatakan hal itu.

"Tapi Nyonya.." Rosa masih enggan membiarkan Liana disana sendirian. Bagaimana kalau nanti jatuh lagi?

"Sudah..bilang saja apa yang ada di sini. Dan berapa langkah ke mana."

Rasa sakit di kepala dan lutut Liana mulai terasa sampai-sampai dia asal mengucap kalimat.

Rosa pun menjelaskan posisi semua fasilitas dalam ruangan itu.

Bahkan sampai seluruh isi yang memenuhi kamar tempat majikannya beristirahat itu. Mulai dari meja rias, Lemari pakaian yang dilengkapi semua perlengkapan, sofa, jendela. Pokoknya semua tak ada yang terlewat kan.

Ah..Rosa masa sampai televisi kamu bilang padaku. Mana bisa aku nonton tv Rosa.

Saat ini Liana sudah ada di meja makan. Mbok Mirna yang sudah tau apa yang akan dilakukan jika majikan perempuannya akan mengisi perutnya.

Dia mulai menyiapkan semuanya diatas piring nyonya mudanya.