NovelToon NovelToon
Perjalanan Hidup Anin

Perjalanan Hidup Anin

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Dosen / Tamat
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: ummunafi

Anin adalah seorang gadis yang diusianya baru menginjak umur 17 tahun ia sudah harus melewati berbagai rintangan dan cobaan hidup. Masalah demi masalah datang silih berganti tapi ia mencoba sabar melewatinya. Hingga suatu hari Anin harus melewati ujian yang sangat berat sepanjang hidupnya. Mamanya meninggalkan ia diusianya yang masih muda dan ia harus memulai kehidupannya setelah kepergian mamanya. Akankah Anin mampu menjalani kehidupannya tanpa sang mama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummunafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

"Dia lagi?" ucap Anin dalam hatinya.

Keduanya saling diam, tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Hingga tiba-tiba...

"Gimana urusannya sudah selesai?"Tanya Gilang

"Iya kak."

"Besok masih ke kampus? Mmmm maksud saya, apa masih ada urusan lagi?"

"Belum tahu juga kak. Kak saya sepertinya harus segera pulang, mama aku udah telponin dari tadi."

"Oh oke. Hati-hati ya."

Anin segera beranjak dari sana, ia tidak ingin berlama-lama. Itu tadi hanya alasannya saja agar bisa menjauh dari Gilang.

PoV Gilang

Setelah kejadian antara aku dan Anin, entah kenapa aku merasa ingin lebih mengenalnya lagi. Apa ini merupakan rencana Tuhan? Agar aku bisa kembali merasakan berhubungan dengan sosok yang mirip dengan Nina, tapi dia bukanlah Ninaku, pasti Nina dan Anin memiliki sifat yang berbeda.

Arggghhh

Ku coba saja jalani ini semua. Jika memang ia ditakdirkan sebagai penganti Nina aku akan lebih senang lagi.

Seperti saat ini, aku melihatnya lagi tengah duduk termenung di koridor fakultas, dengan keberanian yang sedikit, ku coba mendekat. Kupikir aku akan diusir ataukah dia yang segera pergi.

Dugaanku salah, ternyata ia menjawab pertanyaanku, apakah ini pertanda jika ia mulai terbiasa denganku? Ah tidak.tidak...

Baru juga dua kali obrolan, ternyata dia langsung ijin pulang. Aku yakin itu tadi hanya alasannya saja.

Karena rasa penasaranku akhirnya aky berniat mengikutinya. Karena dua kali pertemuanku selalu dia. Aku mengira ia tinggal tidak jauh dari rumahku.

Kuikuti dia hingga di parkiran. Ternyata dia mengendarai motornya sendiri. Gegas ku nyalamlkan mesin motorku juga dan mengikutinya dari jauh. Untungnya hari ini aku free.

Sejam sudah terlewati dan ternyata dugaanku benar. Dia tinggal disekitarku. Rasanya aku bahagia, ya walaupun jarak rumahku dan rumahnya lumayan jauh. Tapi setidaknya aku tahu dia tinggal dimana.

Cuaca hari ini mendung, dan aku segera menancap kencang laju motorku. Sebelum hujan turun, aku sudah di rumah.

****

PoV Author

Beberapa minggu kemudian....

Hari ini, Gilang tengah bersiap-siap ke kampus. Kebetulan ia ada jadwal bimbingan skripsi sekaligus juga ada kegiatan penerimaan mahasiswa baru.

Ya, dengan raut bahagia, Gilang bersenandung kecil saat tengah bersiap. Pasalnya hari yang ia nantikan, akhirnya tiba. Hari ini ia akan bertemu pada Anin, gadis yang belakangan ini tidak ia lihat. Dan hari ini juga dia akan memberi tahu Anin bahwa ia junior di jurusan Anin.

Memang sebelumnya, Gilanglah yang mengatur semua. Gilang juga yang sudah melobi pihak fakultasnya, dan Gilang juga yang sengaja memberi jarak antara Anin dan juga Rika.

Setelah di rasa rapi, Gilang segera berangkat ke kampus. Sejam perjalanan dirasa ringan oleh Gilang.

Tap! Tap! Tap!

Langkah kaki Gilang membuat semua pandangan tertuju padanya. Bagaimana tidak? Bayangkan saja hari ini ia mengenakan sytle yang tidak seperti biasanya.

Tanpa memperdulikan tatapan para mahasiswi-mahasiswi yang tengah menatap kearahnya, Gilang segera menuju ke sebuah ruangan yang memang digunakan untuk penyambutan mahasiswa baru.

Dengan gaya coolnya, Gilang berjalan dan segera masuk ke ruang itu.

Sementara Anin, ia sedari tadi tidak pernah melihat kedepan. Dan juga ia tidak menyadari jika Gilang ada di hadapannya.

Gilang kini matanya menelusuri tiap wajah, setelah lama menelusuri kini ia menemukannya. Sebuah senyuman tipis itu muncul.

Kini acara dimulai, rangkaian demi rangkaian tengah dilaksanakan. Anin yang sedari tadi menunduk, mengangkat kepalanya sejajar ke arah depan seketika kaget.

Deg..!

"Kok dia bisa disini? Berdiri di depan sana lagi. Apa jangan-jangan?" gumam Anin dalam hatinya.

Gilang yang sedari tadi memperhatikan Anin, saat mengetahui Anin melirik ke arahnya ia memberikan senyumannya ke arah Anin.

Namun tiba-tiba Anin mengambil ponsel yang sedari tadi bergetar.

"Mama? Kenapa ya?"

Anin mencoba mengangkat telpon dari Mamanya, ia mencoba berbicara berbisik dengan mamanya. Tapi raut khawatir yang tampak. Gilang sedari tadi matanya tak pernah lepas dari Anin, ikut terheran.

"Dia kenapa ya? Kok kayak panik gitu." gumam Gilang dalam hatinya.

Anin kini benar-benar tidak fokus, ia bahkan tidak memperdulikan lagi pembicaraan di depan. Ia segera berdiri dan menuju ke arah pintu keluar. Ia pikir ia bisa keluar begitu saja ternyata ia ditahan.

"Mau kemana? Ini kegiatannya belum selesai."

"Kak, saya bisa ijin? Saya mohon kak ijinkan saya pulang." pinta Anin

"Pulang kamu bilang? heh kamu itu masih maba sudah seenaknya begini sama senior." ucap senior satunya.

"Alasan apa kamu sampai minta pulang?"

"Saya tidak bisa beritahu alasannya kak, tapi saya benar-benar mau ijin pulang."

Aksi debat antara Anin dan kedua senior yang berjaga di pintu membuat Gilang semakin bingung, ditambah lagi Anin seperti menahan tangisnya dan ada gerakan menangkupkan kedua telapak tangannya seperti memohon.

Gilang segera mendekat dan mencari tahu akar permasalahannya.

"Ada apa ini?" Tanya Gilang dengan dinginnya membuat Anin dan kedua senior tadi menatap ke arah suara.

"Kak Gilang?" ucap Anin

"Maaf senior, ini mahasiswa baru katanya mau minta ijin pulang, saya tanyain alasannya tapi dia tidak mau ngasih tahu." ucap salah satu senior tadi

"Biar ini jadi urusan saya." Seketika keduanya bungkam tak mampu membantah lagi.

Gilang langsung menarik lengan Anin keluar dari ruangan dan kini keduanya duduk di koridor.

"Ada apa Nin?"

"Kak saya bisa ijin pulang, saya mohon kak."

"Ada apa sebenarnya?"

"Tadi telpon saya bergetar dan ternyata panggilan dari mama. Sempat tadi saya angkat, tapi suaranya tidak terlalu jelas. Saya takut apa yang tengah saya pikirkan benar terjadi kak."

"Baiklah tapi saya yang akan mengantarmu pulang."

"Nggak usah kak. Diijinin sudah lebih dari cukup."

"Izinmu tidak saya terima jika kamu menolak tawaran saya."

Akhirnya Anin mengalah kali ini. Kini keduanya sedang diperjalanan, tidak ada obrolan diantaranya. Anin mencoba menghubungi mamanya tapi tidak ada jawaban. Membuat perasaannya semakin kacau.

Kira-kira ada apa ya dengan mamanya Anin?

****

1
Yulia Aziz
semangat kak author ceritanya bagus loh....
ummunafi: Makasih sudah mampir di cerita aku kak😊
total 1 replies
awita_llu
Nah, ini baru kualitas cerita yang oke!
Rowan
Baca cerita ini kayak masuk ke dalam dunia lain, seru deh!
TheNihilist
Pokoknya 10 of 10 banget deh, mantap author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!