Saat mencoba menerobos ke tingkat kekuatan tertinggi, Xiao Chen—Raja Para Dewa Kultivator—terhisap ke dalam celah dimensi dan terdampar di dunia asing yang hanya mengenal sihir dan pedang.
Di dunia yang nyaris hancur oleh konflik antar ras dan manusia yang menguasai segalanya, kekuatan kultivasi Xiao Chen bagaikan anomali… tak dapat diukur, tak bisa dibendung.
Ia terbangun dalam tubuh muda dan disambut oleh Elvira, elf terakhir yang percaya bahwa ia adalah sang Raja yang telah dinubuatkan.
Tanpa sihir, tanpa aturan, hanya dengan kekuatan kultivasinya, Xiao Chen perlahan membalikkan dunia ini—membangun harapan baru, mencetak murid-murid dari nol, dan menginjak lima keturunan manusia terkuat bagaikan semut.
Tapi saat kekuatan sejati menggetarkan langit dan bumi, satu pertanyaan muncul:
Apakah dunia ini siap menerima seorang Dewa... dari dunia lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEELANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 – Bayangan dari Kedalaman
Pagi itu cerah.
Tapi di kedalaman dungeon kelas E yang terletak di bawah Pegunungan Gelap, cahaya tidak pernah menyentuh tanah.
Lorong-lorong batu yang lembap dan berduri membentuk labirin yang menganga seperti rahang binatang buas. Di sinilah Tim Yoyo — Ron, Lily, Baro, dan anggota baru mereka, Xiao Chen — akan melakukan misi dungeon resmi pertama mereka sebagai satu tim.
Misi mereka sederhana: mengumpulkan lima kristal sihir dari monster goblin api.
Tapi...
> "Jangan anggap remeh goblin api," kata Ron sambil memeriksa perisainya yang retak. "Mereka bukan hanya lari cepat, tapi juga bisa melempar bola api kecil."
"Selama bukan bom nuklir, aku bisa tangani," gumam Baro, masih mengunyah roti lapis keju.
Sementara Lily... hanya menatap kosong ke kristal sihirnya yang gagal aktif.
Xiao Chen berjalan paling belakang, tak mengatakan apa-apa. Tapi mata hitamnya menatap dalam ke lorong ke depan. Sesuatu terasa aneh. Sangat aneh.
Di Dalam Dungeon – Lantai Pertama
Goblins mulai muncul. Tiga. Lalu lima. Tim Yoyo panik.
"RON! MEREKA KE SAMPING!!"
"Aku tahu!! Tapi kakiku keseleo!!"
"Baro! Heal—HEAL!!"
"Sebentar, aku lupa mantranya lagi!"
Xiao Chen, masih diam, akhirnya mengangkat satu jari.
> WUUUSS—!!
Angin tak terlihat menderu. Tubuh goblin-goblin itu tersapu seperti debu, seolah tak pernah ada. Bahkan api mereka padam seketika.
Ron menatap kosong.
“…Apa itu?”
Baro menelan roti.
“…Angin suci?”
Lily melongo.
Xiao Chen hanya menjawab, "Itu… napas."
Lantai Kedua – Sesuatu yang Tak Seharusnya Ada
Setelah berhasil mengumpulkan tiga kristal, mereka turun lebih dalam. Tapi seketika… udara berubah.
Xiao Chen berhenti.
"Jangan bergerak."
Tanah di depan mereka retak. Uap hitam muncul perlahan dari celah. Dan… dari balik kegelapan, muncul sosok yang tak tercatat di dalam manual dungeon.
Makhluk berjubah, tinggi tiga meter, tanpa wajah, dan menggenggam tongkat tengkorak.
"APA ITU?! Itu bukan goblin!"
Baro berteriak ketakutan.
"Aku… aku tak bisa bergerak!" kata Lily, tubuhnya gemetar. Bahkan sihirnya gagal diaktifkan.
Makhluk itu mengangkat tangan.
Gelombang tekanan mental menyapu ruangan, menghancurkan dinding batu. Bahkan Ron, yang biasanya nekat, tersungkur memegangi kepalanya.
Dan saat makhluk itu hendak melancarkan serangan…
> BZZZTTT—!!!
Xiao Chen melangkah maju.
Tangannya mengangkat jubah, dan dari tubuhnya keluar cahaya lembut. Energi spiritual murni mengalir, menghancurkan tekanan mental dari makhluk itu seketika.
Ia membuka matanya—dan kali ini, matanya menyala lembut biru keunguan.
> "Kekuatan dari zaman sebelum sistem sihir muncul... Ini sihir kegelapan tipe kuno."
Xiao Chen melayang setengah jengkal dari tanah, aura dewa melingkupi tubuhnya. Dunia ini tidak punya sistem kultivator. Tapi kekuatan Xiao Chen jauh di atas sistem dunia ini.
Makhluk itu meraung, namun—
> BRAAAKK!!!
Dalam satu gerakan, makhluk itu meledak menjadi debu oleh tekanan energi spiritual. Tanpa pertarungan.
Tanpa perlawanan.
Tanpa suara.
Setelahnya
Ron terdiam.
Baro ternganga.
Lily… menangis.
“Kenapa kamu… sekuat ini…? Kamu bukan anak biasa, kan?”
Xiao Chen menatap langit-langit gua.
“…Kalian tak akan percaya bahkan kalau aku menjelaskannya.”
Ia menunduk dan memungut pecahan kristal hitam dari sisa makhluk tadi. Lalu menggumam:
> "Ini bukan makhluk biasa. Ini… roh pengembara dari Perang Tua. Tapi kenapa bisa muncul di dungeon kelas E?"
Ia menoleh pada rekan-rekannya.
"Rahasiakan semua yang terjadi hari ini."
Mereka mengangguk. Terpaku. Tak tahu apa yang baru saja mereka saksikan.
Sore Hari – Di Luar Dungeon
Langit perlahan berubah jingga. Kota Zhera bersinar keemasan di kejauhan.
Tim Yoyo kembali membawa 10 kristal goblin, 1 pecahan kristal sihir hitam, dan berita bahwa seluruh dungeon kini kosong.
Guild menyambut mereka dengan ternganga. Tapi karena tidak ada bukti monster aneh itu, laporan mereka hanya dianggap sebagai “anomali dungeon sementara.”
Namun malam itu, di ruang bawah tanah Guild Petualang...
Seorang penyelidik senior membaca ulang laporan Tim Yoyo dengan alis berkerut.
> “Makhluk berjubah gelap dengan tekanan mental? Tak seharusnya ada makhluk seperti itu lagi di dunia ini…”
Ia menatap peta tua. Salah satu simbol di peta itu mulai menyala redup.
> “Jangan bilang… segel dunia lama mulai runtuh…”