Avica gadis muda yang baru lulus pendidikan SMA itu baru saja turun dari sebuah bus. Ia memilih untuk pergi ke ibu kota karena ingin mencari pekerjaan supaya bisa membantu orang tuanya.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga" Ucapnya
Kemudian ia berjalan mencari tempat untuk istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan untuk mencari kost-kostan.
Setelah dirasa cukup untuk istirahat Avica berjalan untuk mencari angkutan. Ketika berjalan ia tidak sengaja melihat anak kecil yang sedang menangis sendirian di seberang jalan tanpa ada orang tua disampingnya.
Kemudian Avica memilih untuk menyeberangi jalan tersebut untuk menolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rismaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab6
Karena merasa ngantuk Alula tertidur dalam pangkuan Avica. Mungkin anak itu merasa kelelahan setelah seharian bermain. Avica pun juga terlihat sering menguap sehingga membuat Abizar meliriknya kesamping.
"Jika mengantuk tidurlah terlebih dahulu. Jika telah sampai nanti saya bangunkan." Ucap Abizar sambil fokus menyetir.
Avica pun menoleh. "Tidak, tuan. Saya tidak ngantuk." Elak Avica. Gadis itu tidak mau tertidur didekat sang majikan.
"Aku tidak mau tidur didekatmu, tuan. Kalau nanti waktu tidur aku ngorok atau ileran mau ditaruh dimana wajahku yang cantik ini." Gumamnya dalam hati.
"Terserah kau saja." Ujarnya.
Meskipun mengelak matanya tidak bisa diajak kompromi sama sekali. Tak terasa ia pun ikut terlelap dan tertidur pulas.
"Ck, Gadis ini. Katanya tidak mengantuk, ternyata tertidur juga." Gumam Abizar lirih.
Setelah sampai kediamannya, Abizar berusaha membangunkan Avica. Tetapi gadis itu tidak bergerak untuk bangun.
"Kenapa tidak mau bangun gadis ini." Ucapnya "Ternyata kalau sedang tidur gadis ini cukup manis." Ucapnya dalam hati. Abizar pun mencoba membangunkan Avica kembali tapi tak kunjung bangun juga.
Karena lelah membangunkan Avica, Abizar memilih untuk keluar dari dalam mobil dan mengangkat anaknya terlebih dahulu. Setelah itu ia kembali lagi untuk melihat Avica yang masih tertidur. Tanpa pikir panjang ia menggendong gadis itu. Disaat Abizar menggendong Avica ia merasa ada getaran hebat dalam hatinya. Sampai di dalam kamar anaknya ia langsung menidurkan Avica lalu menyelimuti keduanya.
"Entah sejak kapan gadis ini menguasai hati dan pikiranku." Ucapnya lirih sambil memandangi wajah Avica. Ia tidak tahu kapan hatinya mulai terisi nama gadis itu. Yang ia tahu jantungnya selalu berdetak ketika berdekatan dengan gadis itu.
Karena ia juga merasa lelah, Abizar memilih untuk berlalu dari kamar anaknya. Memang sejak awal bekerja sebagai pengasuh Avica tidak tidur terpisah dengan anak asuhnya itu, karena itu juga permintaan anak itu. Jadi Abizar menidurkannya dikamar putrinya. Sampai kamar Abizar tidak langsung tidur ia memilih membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. Karena tubuhnya terasa sangat lengket. Selesai membersihkan diri ia hanya memakai celana pendek dan memperlihatkan tubuhnya yang sixpack untuk tidur, karena ia sudah terbiasa tidur dalam keadaan seperti itu.
Saat adzan subuh Avica terbangun dari tidurnya. Gadis itu kaget kenapa tiba-tiba dirinya sudah berada di dalam kamar. Padahal ia ingat belum kalau sebelumnya berada didalam mobil.
"Kenapa aku sudah berada disini? Siapa yang membawaku kekamar?" Gumamnya penuh tanda tanya. "Apa jangan-jangan tuan Abizar yang sudah membawaku kesini." Ucapnya lagi.
Avica pun meneput jidatnya "Betapa bodohnya aku. Kenapa aku bisa ketiduran di dalam mobil sih. Pasti tuan Abizar marah karena aku telah menyusahkannya." Gerutunya.
Karena tidak mau terlalu pusing memikirkan apa yang telah terjadi gadis itu langsung kekamar mandi untuk membersihkan diri lalu sholat subuh.
Pagi ini Avica terlalu malu bertemu majikannya itu. Ingin sekali ia menyembunyikan wajahnya itu, tapi apa boleh buat ia harus menemani Alula sarapan bermasa papanya. Jadi mau tidak mau dia harus bertemu dengan Abizar.
"Tuan, maaf jika kemarin saya sudah merepotkan tuan." Ucap Avica sambil menundukkan kepala.
Abizar pun menatapnya "Lain kali jangan diulangi. Menyusahkan saja." Jawab Abizar lalu menurunkan pandangannya dari gadis itu. Pria itu tidak sanggup jika harus menatap gadis itu terlalu lama, karena jantung nya akan berdebar dan berdetak lebih cepat. Sebenarnya ia senang saat menggendong Avica, karena ia bisa menatap gadis itu dari dekat. Ia berkata seperti tadi karena gengsinya yang tinggi jika menunjukkan perhatiannya kepada gadis itu.