🏆 Novel Lomba Anak Genius 2023 🏆
Kisah seorang anak genius bernama Aaron Lee yang piatu sejak bayinya.
Dia dibesarkan dalam keluarga kaya yang memiliki tambang minyak, ayahnya yang bernama Lee Ryder adalah pria tertampan yang termasuk dari sembilan pria terkaya didunia.
Aaron Lee besar bersama seorang pengasuh yang masih muda bernama Margot Evans, gadis yatim-piatu yang diambil oleh keluarga Lee Ryder dari panti asuhan saat dia masih anak-anak.
Margot Evans menjadi bagian keluarga Lee Ryder yang diberi tugas kepercayaan untuk menemani Aaron Lee.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Bab 6
Margot Evans cukup tersiksa dengan perlakuan Lee Ryder padanya.
"Fuuuihhh...", desah Margot Evans di atas kursi makan.
Pada hari pertama masuk kerja sebagai pengasuh, dia harus dibebani dengan tugas menulis pernyataan sebanyak lembaran kertas HVS yang ada di dalam map.
Hari selanjutnya Margot Evans harus berlatih menyetir mobil sendiri dengan Lee Ryder sebagai pelatihnya.
"Kamu sudah pulang sekolah ?", tanya Lee Ryder.
Lee Ryder melihat Margot tengah duduk sendirian di ruangan makan sambil merebahkan kepalanya di atas meja.
Dia berdiri bersandar pada daun pintu seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Hmmm, iya...", sahut Margot malas-malasan.
"Apakah kamu sudah melihat jadwal yang aku buat untukmu ?", tanya Lee Ryder.
"Yahhh....", sahut Margot lemas.
"Ini hari untuk belajar menyetir mobil, kenapa kamu tidak berganti pakaian sekarang ?", kata Lee Ryder.
"Bisakah aku libur barang sehari !?", sahut Margot.
Margot Evans masih duduk dengan membaringkan kepalanya di atas meja makan dan salah satu tangannya berada lurus di samping kepalanya.
"Libur ???", tanya Lee Ryder.
"Aku lelah harus belajar menyetir mobil ! Kamu tahu jika aku tidak pernah mahir melakukannya, Lee Ryder ! Aku lelah !!!", keluh kesah Margot.
"Kamu bukannya lelah tetapi kamu malas untuk belajar", sahut Lee Ryder.
"Tidak, aku tidak pernah malas belajar !", jawab Margot.
Margot kemudian terjaga seraya menatap Lee Ryder.
"Lalu !?", ucap Lee Ryder sambil mengangkat kedua alisnya ke atas.
Margot hanya terdiam.
"Jangan mengeluh, nona besar !", kata Lee Ryder.
"Aku tidak mengeluh tetapi aku merasa belajar menyetir mobil hanyalah sia-sia untukku, dan aku merasa pelajaran ini tidaklah berhasil", lanjut Margot.
"Tidak berhasil ??? Apa kamu menuduhku kalau aku pelatih yang tidak profesional ?", sahut Lee Ryder.
"Bukan seperti itu...", jawab Margot.
"Tidak seperti itu lantas bagaimana ???", tanya Lee Ryder.
Lee Ryder melangkah cepat ke arah Margot yang sedang duduk.
"A--apa !?", pekik Margot tertahan.
"Bangun !", perintah Lee Ryder.
Lee Ryder menarik tangan Margot agar gadis itu beranjak berdiri dari kursinya.
"Cepat ganti seragammu ! Dan aku tunggu di mobil untuk latihan !", kata Lee Ryder.
"Aku mohon !!! Tolong aku !", ucap Margot.
Margot meringis ketika Lee Ryder menarik tangannya seraya menatap pria itu dengan tatapan memelas.
"Aku lelah, Lee Ryder !", kata Margot.
"Jangan membantah !", bisik Lee Ryder.
Lee Ryder menatap Margot lekat-lekat seraya menuntunnya keluar ruangan makan menuju kamar yang sengaja disediakan oleh Lee Ryder buat Margot jika berada di rumahnya.
"Masuk ! Dan segera ganti seragammu dengan baju lainnya !", perintah Lee Ryder.
"T--tapi...", sahut Margot.
"Masuk !!!", ulang Lee Ryder sambil mendorong pintu kamar lalu memaksa gadis cantik itu masuk.
"T--tunggu !", ucap Margot.
Lee Ryder dengan cepat menutup pintu kamar dan menguncinya dari luar.
"Cepat ganti pakaian dan kita segera latihan lagi !", perintah Lee Ryder dari arah luar kamar.
"Iya, aku tahu itu !", teriak Margot Evans.
"Dasar, anak manja !", gumam Lee Ryder.
Tampak pria tampan itu tengah berdiri bersandar di depan pintu kamar, menunggu Margot Evans berganti pakaian.
Lima belas menit telah berlalu...
Lee Ryder memanggil Margot dari arah luar kamar.
"Apa kamu sudah selesai ?", tanya Lee Ryder.
Tidak ada jawaban dari dalam kamar.
Lee Ryder terdiam sejenak sambil menatap pintu kamar di depannya.
"Kenapa dia tidak menjawabnya ?", tanya Lee Ryder.
Lee Ryder tampak kebingungan dan mulai penasaran.
"Hai, nona besar ! Apa kamu sudah selesai ?", panggil Lee Ryder.
Masih tidak ada jawaban dari dalam kamar.
"Apa yang dilakukannya ?", ucap Lee Ryder bertanya-tanya.
Lee Ryder mengerutkan keningnya.
"Jangan-jangan dia tidur !?", kata Lee Ryder bergumam sendirian.
Pria tampan itu segera membuka pintu kamar yang dia kunci dari arah luar.
KLEK... KLEK... KLEK...
Lee Ryder mendorong pintu kamar dan melangkah cepat masuk ke dalam kamar.
Langkah Lee Ryder terlihat tergesa-gesa ketika masuk ke kamar dengan tidak sabarnya, dia masuk tanpa memperdulikan lagi keadaan di dalam.
Saat dia telah berada di dalam kamar...
Dia melihat Margot sedang melepaskan seragamnya satu demi per satu.
Lee Ryder berdiri tertegun ketika melihat gadis cantik itu yang berdiri di dekat tempat tidurnya.
Pria berambut perak itu menelan ludahnya saat memandangi Margot Evans.
Ketika Margot mendongakkan kepalanya, dia melihat Lee Ryder telah berdiri di hadapannya.
Mereka berdua saling berpandangan.
Tidak ada ucapan dari keduanya kemudian Margot Evans berteriak kencang.
"AAAAAAAAKHHH !!!"
Margot meraih bantal di atas tempat tidur lalu melemparkannya ke arah Lee Ryder.
"Keluaaar !!!", teriak Margot.
BRUK...
Bantal mendarat tepat di wajah Lee Ryder hingga membuat pria itu tersentak pelan.
"Keluar Lee Ryder !!!", teriak Margot.
Wajah gadis cantik itu berubah merah padam ketika dia tahu bawa Lee Ryder masuk ke dalam kamar dan melihatnya tanpa pakaian.
"Dasar bodoh !!!", teriak Margot.
Dia melempar kembali bantal ke arah Lee Ryder.
Namun, pria itu mampu mengelaknya dengan cepat.
Lee Ryder melangkah cepat mendekati Margot yang berdiri merapat di dinding dekat tempat tidur.
Menarik tangan Margot lalu mendekap tubuh gadis cantik itu.
"Jangan menggodaku, gadis kecil !", bisik Lee Ryder.
Lee Ryder sengaja mendekatkan bibirnya ke tengkuk Magot Evans yang terbuka bebas.
"Apa maksudmu ?", sahut Margot meronta keras.
"Kamu sengaja bukan ?", ucap Lee Ryder.
"A--apa !?", teriak Margot berusaha melepaskan dekapan Lee Ryder.
"Kamu sengaja berlama-lama di dalam kamar agar aku masuk kemari untuk melihatmu tanpa pakaian, bukan ?", ucap Lee Ryder.
Lee Ryder menahan tubuh Margot dengan mendekapnya erat.
"Apa ???", sahut Margot marah.
"Kamu membuatku menunggu hampir lima belas menit di luar supaya aku masuk ke kamar dan melihatmu ?", kata Lee Ryder.
"Tidak !!!", teriak Margot emosi.
"Katakan saja jika kamu ingin menggodaku dengan tubuhmu ini, sayang !", bisik Lee Ryder.
Lee Ryder menggertakkan gerahamnya seraya menatap lekat-lekat Margot Evans.
"Lepaskan aku !", teriak Margot tertahan.
Tampak bibir merah Margot terbuka ketika Lee Ryder menatapnya.
Lee Ryder menyapu kasar bibir basah itu dengan jari tangannya.
"Dasar gadis bodoh !", ucap Lee Ryder.
"Lepaskan aku !!!", jerit Margot meronta-ronta.
"Tidak akan sebelum kamu menjawabnya jujur !", sahut Lee Ryder.
"Tidak Lee Ryder !!! Pergi !!", teriak Margot.
Lee Ryder mengusap leher Margot dengan bibirnya seraya mengecupnya pelan.
"Lee Ryder !!!", jerit Margot Evans.
Gadis muda itu menginjak kaki Lee Ryder sangat kerasnya tetapi Lee Ryder tetap tidak melepaskan dekapannya.
"Kamu menginginkannya...", ucap Lee Ryder.
"Dasar pria menyebalkan ! Lepaskan aku !", teriak Margot.
Lee Ryder tertawa pelan seraya melepaskan pelukannya dari tubuh Margot.
Menatap gadis cantik itu setengah mengejeknya.
"Lainkali jangan kamu ulangi lagi ! Kamu mengerti itu !", ucap Lee Ryder.
Lee Ryder lalu berjalan menuju luar tetapi saat dia hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba dari arah samping sebuah guling melayang tepat ke arah pria tampan itu.
BRUK !
"Jangan pernah menggangguku, Lee Ryder !!!", teriak Margot marah.
Lee Ryder hanya menatap sekilas ke arah Margot kemudian menutup kembali pintu kamar.
Meninggalkan Margot Evans yang berdiri penuh emosi dan menangis kesal.
Setelah itu, Lee Ryder memberikan catatan jadwal kepada Margot Evans.
Jadwal yang diberikan oleh Lee Ryder setiap hari dan harus terus dilakukan oleh Margot Evans sampai dia mahir menyetir mobil.
Untuk sehari-harinya, Margot Evans masih diantar oleh sopir jika mengantarkan Aaron Lee ke sekolahnya dan setelah itu Margot Evans baru pergi ke sekolah tempatnya belajar.