NovelToon NovelToon
Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Matabatin / Single Mom / Obsesi / Mengubah Takdir / Mengubah sejarah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Enigma Pena

Impian memiliki rumah tangga harmonis ternyata harus berakhir di usia pernikahan yang ke 24 tahun. Handi sosok suami yang di harapkan bisa melindungi dan membahagiakannya, ternyata malah ikut menyakiti mental dan menghabiskan semua harta mereka sampai tak tersisa. Sampai pada akhirnya semua rahasia terungkap di hadapan keluarga besar ayah dan ibu Erina juga kedua anak mereka yang beranjak dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Enigma Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan

"Kedatangan saya secara pribadi ke sini adalah saya bermaksud untuk melamar Erina ma" dengan percaya diri Handi menjawab pertanyaan mamah

"Yakin kamu? Memang kamu sudah paham sifat dan watak Erina? Kamu sudah kenal betul seperti apa anak saya?" tegas mamah

"Sudah ma. Saya rasa saya sudah paham dan kenal betul sifat dan watak Erina"

"Erina itu belum dewasa loh mas Handi. Masih suka ngambek, suka marah-marah, masih kolokan juga. Sanggup kamu berumah tangga sama orang yang seperti itu?"

"Sanggup ma. Saya sudah fikirkan baik-baik. Saya sudah yakin untuk melangkah ke depan bersama Erina." dengan mantab Handi menjawab.

****

"Erina... kenapa kamu harus mengundurkan diri?" tanya pak Raka dengan hati-hati

Surat pengunduran diri masih tergeletak di atas meja pak Raka

"Handi yang menyuruhmu?

"B..bukan pak Raka. Saya memang sudah lama ingin mengundurkan diri. Hanya belum ketemu waktu yang tepat" jawabku gugup

"Padahal di perusahaan kita tidak ada larangan untuk menikah buat karyawan loh Er... Dan kamu salah satu karyawan terbaik saya yang beberapa bulan lagi akan saya ajukan untuk jadi sekretaris senior di perusahaan pusat. Kamu bakal jadi sekretaris senior bu Fifi, direktur di sana. Bagaimana?"

Aku terdiam sejenak. "Ya Tuhan... Itu posisi yang memang aku inginkan. Tapi aku sudah janji ke mas Handi untuk resign dari perusahaan. Mas Handi tidak suka aku tetap bekerja. Kami akan menikah. Keluargaku dan keluarganya sudah menetukan hari dan tanggal pernikahan."

"Mmm... mohon maaf pak Raka. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih yang se besar-besarnya atas penilaian baik terhadap saya. Tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap pak Raka dan juga perusahaan ini saya sudah yakin dengan keputusan saya. Keluarga di rumah juga meminta saya untuk berhenti kerja"

"Oke Erina... Keputusan tetap ada di kamu. Saya tidak akan memaksa. Hanya yang saya sayangkan karier kamu beberapa tahun ini sangat bagus. Tapi... Ya kalau kamu yakin dengan keputusanmu tidak apa. Saya sangat menghargainya"

****

"Na...besok pagi gak ada acara kan? Mas mau ngobrol sama kamu. Sama mamah juga" bunyi notif masuk pesan di ponsel Erina berbunyi.

"Ada mas. Hayuk ke rumah. Jangan di kostan aja. Mas udh jarang ke rumah"

"Iya.. Makanya besok mas mau pulang. Mau di bawain apa besok. Jangan yang mahal-mahal ya...hehehe"

"Idih...nawarin tapi udh nego duluan. Curang ah"

"udah baik di tawarin, emang tadinya mau minta apa. Jangan bilang kamu minta pizza sama burger. Males ngantrinya"

"Hehehe... Tau aja kalau Na mau pesen itu. Mmmm.... Ya udah gak usah bawa apa-apa deh. Gimana kalau bawa mentahannya aja alias duit. Selain matengan kami juga nerima mentahannya kok"

"Huuuuuu.... Adek matre"

"Huuuuuu... Biarin😛

"Ya udah, besok mas ke rumah ya? Bilangin mamah ada si ganteng mau dateng😜

"Ok mas😝

Sudah setahun ini mas Reno memutuskan untuk kost dekat kampusnya. Karena kami hanya dua bersaudara, rumah terasa sepi ketika mas Reno pindah ke sana. Sudah 4 tahun kuliah, kini waktunya dia untuk menyusun tugas akhir. Jarak dari rumah ke kampusnya kurang lebih 1 jam. Apalagi akhir-akhir ini sedang menyelesaikan tugas akhir. Menyusun skripsi dan persiapan sidang pastinya lumayan menyita waktu.

"Jadi gimana putusan kamu Na? Kamu tetap mau menikah tahun ini?" tanya mas Reno

Pagi ini kami membahas masalah rencana pernikahanku dengan mas Handi

"Iya mas. Aku dan mas Handi sudah sepakat 2 bulan lagi kami akan menikah"

"Gimana mah? Mamah sudah siap kedatangan menantu?"

"Mamah gak masalah Han, selama itu baik buat semua. Yang penting anak mamah semua bahagia. Kamu sendiri gimana? Gak masalah adikmu menikah lebih dulu?"

Mas Reno tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kelamaan sih kamu Reno" goda mamah

"Ya, gimana mau nikah ma, pacar aja belum punya. Hehehe..."

"Makanya seleranya jangan ketinggian mas. Jadi lama dapetnya kan" ku senggol bahu mas Reno yang duduk di sampingku

"Huuuu... Kamunya aja yang kecepetan. Emangnya nyari cewek gampang. Susah tau..."

"Teman kantor sudah di undang Na?" tanya mamah

"Belum ma.. Kayaknya gak deh. Na dan mas Handi sepakat gak ngundang temen ma. Cuma ngundang saudara dekat aja katanya,"

Mamah mengangguk dan beradu pandang dengan mas Reno. Mungkin aneh buat mamah dan mas Reno. Akupun merasa demikian. Tapi aku hargai putusan mas Handi calon suamiku

Bisa berkumpul seperti ini adalah sesuatu yang sering di tunggu kami sekeluarga. Kesibukan masing-masing membuat mamah merasa sepi sendiri. Meyakini semua akan baik-baik saja, walaupun tidak pernah tahu akan ada apa di waktu yang akan datang

1
Bông xinh
Gak bisa berhenti!
iza
Aku merasa terhubung dengan setiap adegannya.
Suzy❤️Koko
Keren! Bagus banget ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!